Sebelum membaca ada baiknya kita memvote part ini dahulu. Vote dimulai:"
Enjoy the reading! Aku harap kalian suka❤.
****
Seberapa banyak kebaikan dalam satu hari, tergantung seberapa bijak engkau menjalaninya. Seberapa banyak cinta dalam hati seorang sahabat, tergantung seberapa banyak yang engkau bisa berikan kepada mereka.
----
Ara sudah selesai dioperasi, ia sudah melewati masa kristisnya, mengalami beberapa jahitan di tubuhnya, luka-lukanya sudah dibersihkan, tulangnya yang patah pun mulai sehat kembali dan ia sudah dipindahkan ke ruang inap VVIP yang ada di rumah sakit tersebut.
Sudah 2 bulan Ara tak kunjung membuka matanya.
Setiap pagi, setiap malam, setiap siang, hingga setiap detiknya Malik setia menemani Ara yang terbaring lemah di atas kasur rumah sakit.
"Lo kapan bangun, Ra?" ucap Malik sedih.
"Gue kangen sama lo, Ara,"
"Lo gak kangen apa sama gue?"
"Coba aja waktu itu gue ikut sama lo,"
"Gue minta maaf, Ra."
"Gue gagal jagain lo,"
Tanpa ia sadari air matanya jatuh begitu saja, sungguh. Rasanya ia tak kuat melihat orang yang sangat berharga baginya tengah sakit seperti ini.
Andra dan Citra yang baru memasuki ruangan dan melihat itu pun ikut sedih, namun sekuat mungkin mereka berusaha untuk tetap tegar. Yang terpenting adalah doa agar Ara kembali pulih.
"Kamu pulang dulu. Biar Om Andra sama Tante Citra yang jagain." ucap Om Andra saat memasuki ruangan Ara.
"Engga, Om. Malik gak bakal ninggalin Ara sendirian lagi." ucap Malik sedih.
Bagaimana dengan Adi? Dia sudah habis babak belur akibat emosi dan pukulan Malik padanya.
"Kita gak bakal ninggalin dia sendirian, kok, Mal. penampilan kamu acak-acakan banget. Pulang dulu. Makan, terus mandi. Jangan sampe kamu ikut sakit." ucap Citra penuh kelembutan membuat Malik mengingat perhatian ibunya yang sudah tiada.
Akhirnya Malik pun menurut dan menuju rumahnya sebelum itu ia berbicara
"Maafin Malik, Om, Tan, Malik gagal jagain Ara. Kalo aja Malik ada terus di samping Ara, pasti dia gak bakal kaya gini." ucapnya lirih."Gak usah merasa bersalah, Mal. Ini udah takdirnya Ara kecelakaan. Kita doain aja yang terbaik buat anak Om." ucap Andra lalu tersenyum, bangga sekali pada Malik.
Rifky, Sheeren. Anak lo sekarang udah dewasa, gue kagum sama bimbingan kalian. Dia jadi lelaki yang bener-bener bertanggung jawab. Gue harap kalian bahagia disana. Batin Andra.
"Kamu gak pernah gagal jagain anak Tante, kok. Mungkin Ara nya aja nyebrang gak liat-liat jadinya gini. Jangan sedih gitu, Mal. Tante ikut sedih liatnya. Kamu udah Tante Citra anggap kaya anak tante sendiri." ucap Citra lalu tersenyum.
Sesampainya di rumah Malik memperhatikan dirinya di depan kaca. Sungguh kacau sekali.
Mata sembab dan bengkak akibat terlalu banyak menangis, berhari-hari ia menangis melihat keadaan Ara yang begitu mengkhawatirkan, itu sungguh menyakitkan baginya. Kantung mata yang sangat hitam akibat kurang tidur, sudah lama ia tak tidur, sepanjang hari ia berada di samping Ara untuk menjaganya 24 jam, dan memastikannya aman. Rambut acak-acakan, beberapa bulu kumis dan jenggotnya tumbuh membuatnya terlihat tidak terurus, badannya menjadi kurus akibat lupa makan. Yang ia fikirkan hanya Ara saja, tidak ada yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzone
RandomCopyright©2018 by Sabiimh Plagiat dilarang mendekat!! No copy my story!! Cape mikirnya. [Ini cerita pertamaku yang dibuat pada saat aku masih pemula, amatiran. Jadi mohon maaf karna banyak typo, dan alur suka gak jelas] **** Nama wanita itu, Ara, Ar...