"RISA!!" teriak Citra kesal saat melihat Risa turun dari tangga.
Rian yang melihat Risa hanya berdecak sinis. Sedangkan Ara hanya berusaha tenang, rasanya ia ingin memakan saudara tirinya hidup-hidup sekarang juga jika muat. Risa sendiri mulai takut untuk turun kebawah, namun apa dayanya ia sudah sampai didepan Citra sekarang.
"Maksud kamu nuduh anak tante pelakor, PHO, segala macem. Itu apaaa?!" Tanya Citra sinis.
"Karna emang gara-gara dia Kak Adrian ngejauhin aku, tan!" Jawab Risa dengan keberaniannya.
"Gue ngejauhin lo? Gue aja gak pernah berniat buat deketin lo! Lo aja yang ngarang-ngarang gak jelas! Kita gak pernah pacaran, Ris. Gak pernah! Rasanya gue muak Ris liat muka lo! Meski saudara tiri lo seharusnya bisa nerima dia! Jangan nyakitin dia kaya gitu!" ucap Rian seraya menunjuk tangan Ara yang diperban.
"So? Apa permainan lo udah selesai?" tanya Ara sinis.
"JADI KAMU YANG NGELUKAIN ANAK TANTE IYA?! SALAH ANAK TANTE APA SAMPE KAMU LUKAIN DIA?! SEKARANG JUGA KAMU PERGI DARI RUMAH TANTE! SILAHKAN KAMU TAMPUNG SENDIRI HUTANG HUTANG AYAH KAMU! TANTE GAK AKAN SUDI NOLONGIN ORANG YANG UDAH NYAKITIN ANAK TANTE!" bentak Citra.
Risa yang mendengarnya mulai takut, baru kali ini ia melihat Citra semarah ini. Ia juga tak sanggup berfikir bagaimana jika ia harus pergi dari rumah ini? Menanggung sendiri hutang kedua orang tuanya, apalagi membayar uang sekolah sendiri. Tentu saja Risa tak mampu melakukannya sendiri.
"Tan maaf tan. Aku sadar aku salah, aku bener bener minta maaf tan, aku janji gak akan nyakitin Ara lagi. Tapi aku mohon tan biarin aku buat tetep tinggal disini" ucap Risa seraya memohon mohon pada Citra.
Saat Citra sudah siap membalas ucapan Risa ia urungkan karna Ara sudah lebih dulu bicara.
"Gak usah janji kalo akhirnya lo ngelakuin kesalahan yang sama Ris" Jawab Ara.Risa pun memandang Ara dengan wajah melasnya dan menyatukan kedua tangannya tanda bahwa ia memohon. "Gue minta maaf, Ra. Gue janji gak bakal kaya gini lagi. Gue mau kita kaya dulu lagi, Ra" ucap Risa yang sudah mengeluarkan air matanya.
"Kak, gue minta maaf. Lo pulang aja ya. Bukan maksud gue ngusir, gue cuma butuh waktu sendiri" ucap Ara yang tak mengubris perkataan Risa.
Tian pun hanya mampu menghela nafasnya panjang, ia cukup mengerti dengan keadaan Ara sekarang. Hanya butuh waktu sendiri, tanpa diganggu siapapun dan apapun itu.
----
"Binaa! Makan dulu yu nak". Panggil Citra khawatir, karna sedari siang anaknya belum makan hingga malam ini."Iya! Mama tunggu aja dibawah, gak usah khawatir" Jawab Ara.
Ara pun segera menuju kamar mandi, membasuh mukanya yang terlihat kusam. Menyisir rambutnya yang terlihat acak-acakan, dan menguncirnya asal menyisakan beberapa helai rambut. Setelah itu ia pun segera turun ke lantai bawah, dan berusaha tersenyum walau hanya sekedar topeng agar keluarganya tidak khawatir.
Saat melihat Ara duduk di meja makan, dengan segera Bi Jiah memberikannya makan malam. "Makasih, Bi" ucap Ara yang diabalas senyuman tipis oleh Bi Jiah lalu ia segera pergi menuju dapur.
"Ara? Lo mau kan maafin gue?" tanya Risa membuat Ara mendongakkan kepalanya.
"Kakak mana?" tanya Ara karna ia tidak melihat Rose sedari tadi.
![](https://img.wattpad.com/cover/171335887-288-k889541.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzone
De TodoCopyright©2018 by Sabiimh Plagiat dilarang mendekat!! No copy my story!! Cape mikirnya. [Ini cerita pertamaku yang dibuat pada saat aku masih pemula, amatiran. Jadi mohon maaf karna banyak typo, dan alur suka gak jelas] **** Nama wanita itu, Ara, Ar...