Sebelum membaca ada baiknya kita memvote part ini dahulu. Vote dimulai:"
Enjoy the reading! Aku harap kalian suka❤.
****
Karena ada satu ikatan yang tak mungkin putus, "Persahabatan".
----
Sudah berkali-kali Ara mengganti channel TV, namun tidak ada yang menarik baginya.
Akhirnya ia biarkan saja TV-nya menyala dan ia menyalakan handphonenya untuk melihat fotonya yang bersama Malik tadi.
"Cieee. Non sama Den Malik cocok, lho. Kenapa gak pacaran aja?" tanya Bi Jiah kepo yang melihat foto Ara dan Malik.
"Bibi kepo, nih. Buat apa juga pacaran, kalo Aranya gak suka sama dia, Bi?" jawab Ara.
"Kok, bisa gak suka, sih, Non?" tanya Bi Jiah lagi.
"Kan, Den Malik baik, selalu jagain Non, perhatian, ganteng lagi, Non. Bibi kalo jadi Non Ara, udah Bibi pacarin." lanjutnya antusias.Ara pun menghela nafas panjang, sudah biasa ia mendapatkan pertanyaan seperti ini. Pertanyaan yang sama namun diberi dari berbeda orang.
"Gimana, ya, Bi? Masih kepikiran dia mungkin, Bi." jawab Ara.
"Lagian Malik udah Ara anggep kaya abang Ara sendiri, Bi." lanjutnya."Non masih nunggu dia, ya?" tanyanya lagi, lagi dan lagi.
"Ara cuma mau dia jelasin ke Ara, apa penyebab dia ninggalin Ara dulu. Ara ngerasa, perasaan Ara ga dihargain aja, gitu, Bi." ucap Ara lirih.
Memang, Bi Jiah ini sering sekali menjadi teman curhatnya Ara. Dia tak pernah bercerita apapun pada orang lain, karena dia tak percaya dengan orang lain.
"Bibi tau, kok, Non, ngelupain seseorang itu gak gampang." ucap Bi Jiah.
"Kita udah pacaran 2 tahun, Bi. Terus, pisah cuma gara-gara kaya gini." curhat Ara.
"Non harus sadar. Ketika dia bukan lagi milik Non, maka berhenti untuk perduli, berhenti ingin tau tentang dia, jangan pernah Non stalking sosial medianya, kalo kaya gitu cuma bakal bikin Non sakit sendiri." ceramah Bi Jiah panjang lebar.
"Ara gak pernah ngerasa sakit hati sama dia, kok, Bi. Ara baik-baik aja." ucap Ara bohong.
"Lupain yang udah berlalu Non, udah saatnya non lebih bahagia lagi. Buat dia menyesal karena udah ninggalin Non gitu aja." ujar Bi Jiah serius.
"Bibi nyantai, dong. Serius banget." jawabnya enteng.
"Ish! Non! Bibi lagi serius, tau." balas Bi Jiah.
"Serius nya jangan ke Ara, entar Ara baper gimana? Seriusnya ke suami Bi Jiah aja, tuh. Kasih jatah tiap malem, Bi." ucap Ara menggoda, membuat Bi Jiah tersipu malu karena ulahnya.
Di tempat lain...
Malik yang baru saja sampai dari rumah pun segera mandi karna badannya lengket dan bau keringat.
Setelah selesai mandi ia pun menuju kamar adeknya, ingin melihat apa yang sedang dilakukan adeknya.
Tok tok tok...
Malik pun mengetok pintu kamar adeknya."Masuk, Bang." teriak Frey di dalam kamar.
Dan Malik pun segera membuka pintu tersebut untuk masuk ke dalam kamar, dan tiduran di ranjang adeknya.
"De, gue mau minta saran, dong, boleh gak?" tanya Malik.
"Saran apaan, Bang?" tanya Frey.
Malik pun menunjukan beberapa fotonya saat bersama Ara tadi, dan meminta adeknya untuk memilih mana yang bagus untuk ia posting dan ia laminating supaya bisa dipajang dikamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzone
RandomCopyright©2018 by Sabiimh Plagiat dilarang mendekat!! No copy my story!! Cape mikirnya. [Ini cerita pertamaku yang dibuat pada saat aku masih pemula, amatiran. Jadi mohon maaf karna banyak typo, dan alur suka gak jelas] **** Nama wanita itu, Ara, Ar...