End (REVISI)

2.8K 158 20
                                    

Hampa. Satu kata itulah yang mewakili perasaan Malik.


Rindu. Satu kata itulah yang Malik rasakan untuk Ara.

Sudah lama ia tak melihat senyuman gadis itu, sudah lama ia tak bertatap mata dengan bola mata indah gadis itu, sudah lama ia tak pernah berbincang berdua dengan gadis itu.

Dengan perasaan tak menentu, Malik berjalan gontai menuju ruang makan. Rasanya, percuma saja ia ke ruangan ini. Ia tidak selera makan. Dan hasilnya, makanan itu hanya ia aduk-aduk tidak jelas.

"Lo kenapa, sih, Mal?" tanya Keola khawatir.

Bagaimana tidak khawatir? Sedari kemarin adiknya itu selalu diam dengan tatapan kosong. Seolah tak mempunyai tujuan hidup.


"Gue ada masalah sedikit, bang." jawab Malik tak bersemangat.

"Sedikit? Tapi, lo udah kaya gak punya tujuan hidup, gitu." sindir Keola.

"Paling masalah sama Kak Ara." cibir Freyza.

Keola pun menghernyitkan dahinya bingung. "Bener? Lo ada masalah sama Ara?" tanya Keola yang hanya dibalas anggukan kepala oleh Malik.

"Kalian udah sama-sama dewasa, jangan berfikiran kaya anak kecil. Kalo ada masalah itu selesain masalahnya, bukan hubungannya." tutur Keola.

"Ara yang ngejauhin gue, bukan gue yang ngejauhin Ara." cibir Malik.

"Dia gak bakal ngejauhin lo, kalo lo gak nyakitin hati dia, Kak." sinis Freyza.

"Lah, ini, kenapa jadi pada nyalahin gue semua?" kesal Malik.

"Ya, karena, emang lo salah. Cewe selalu benar, Kak." cibir Freyza

Tanpa sepatah kata pun, Malik keluar dari rumahnya dan meninggalkan makanannya yang belum ia masukkan kedalam mulutnya.

Ia memakai helm full facenya. Karna ia belum sarapan, ia takut terjadi kecelakaan saat ia melajukan motornya dengan kencang. Jadi, ia lebih memilih melajukan motornya dengan pelan.

Saat terjebak kemacetan Malik bisa dengan mudah menyelip karna ia menggunakan motor bukan mobil.

Sesampainya disekolah...

Malik memakirkan motornya seperti biasa, lalu membuka helmnya dan menaruhnya di motor.

Ia berjalan dengan malas menuju kelasnya, dengan memasukkan kedua lengannya pada kantong celananya.

Malik menghernyitkan dahinya heran saat pintu kelasnya masih tertutup, padahal sudah pukul 06 : 50 AM.

Malik pun membuka pintu kelasnya yang ternyata tidak dikunci. Bunyi 'ceklek-' menandakan bahwa pintu itu telah terbuka. Dan...

Prettt!! Dorrr!!

Bunyi terompet, dan balon pecah membuat Malik baru ingat bahwa hari ini adalah hari ulang tahunnya yang ke - 17 tahun.

Malik mengedarkan pandangannya mencari sosok Ara, namun tak ia temukan.

Padahal gue berharap, semua ini rencana lo, Ra. Batin Malik.

FriendzoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang