Sebelum membaca ada baiknya kita memvote part ini dahulu. Vote dimulai:"
Enjoy the reading! Aku harap kalian suka❤.
****
Aku adalah orang yang lebih memilih berjalan dalam kegelapan bersama sahabat daripada sendiri di dalam cahaya.
----
"Non! Untung Non gak papa," teriak Mang Ujang dan Bi Jiah heboh saat Ara sudah pulang dari rumah sakit.
"Aduhh, Ara kangen banget sama rumah!" ucap Ara dengan wajah berseri-seri.
"Sama Bibi gak kangen, Non?" tanya Bi Jiah membuat Ara terkekeh kecil.
"Kangen banget, dong, Bi." Ucap Ara memeluk Bibi Jiah.Bi Jiah, sudah seperti ibu kedua bagi Ara. Oleh karena itu lah, mereka sangat dekat.
"Giliran Mama gak dipeluk. Gak kangen, nih?" cibir Citra membuat beberapa orang yang ada disitu tertawa.
"Mama mah gak perlu nanya seberapa kangennya Ara ke Mama, tak terukir, Maaa!" ucap Ara lalu beralih memeluk Citra manja.
"Udah gede masih aja manja." ucap Andra.
"Siapa yang manja? Ara udah dewasa, kok." ucap Ara tak terima.
"Orang dewasa mana ada yang manja kaya lo." cibir Malik.
"Malik, gak kangen gue? Peluk sini, peluk," goda Ara membuat keluarganya tertawa.
"Bosen gue mah liat lo," sinis Malik.
"Yakin bosen?" Tanya Ara menaik turunkan alisnya. "Gue berpikir kalo, selama gue koma lo ada terus, deh, di samping gue."
Malik tersenyum. "Kok, bisa lo mikir kaya gitu?"
Ara mengedikkan bahunya. "Insting. Dan gua yakin, kok, lo gak mungkin niggalin gue gitu aja."
Malik pun memeluk sahabatnya dengan erat, untuk melepas rindu selama 4 bulan.
"Kangen banget gue sama lo, Mal. Maafin gue, ya, suka bikin lo khawatir." ucap Ara pelan, agar yang mendengarnya hanya Malik saja.
"Gue juga kangen lo, Ra. Maafin gue juga, waktu itu datengnya telat." ucap Malik pelan namun mampu didengar oleh Ara saja.
"EKHEMM!" dehem Andra keras membuat mereka nelepaskan pelukannya.
"Bisik-bisik apaan sih?" tanya Citra kepo.
"Awas, entar dibisikin setan." ucap Rose.
Ara hanya memutar bola matanya kesal, akhirnya ia lebih memilih pergi ke kamarnya untuk mandi sebentar.
"Lo ngapain dikamar gue?" tanya Sabrina setelah selesai mandi, ia pun duduk di sisi kasur dan mengeringkan rambutnya.
"Om Andra sama Tante Citra udah gue kasih tau yang tentang Bella." ucap Malik.
"Mereka si ngizinin lo reuni bareng gw sama si Hilda juga. Tapi, nanti ∆apa lo bakal nyewa mata-mata buat bantuin kita, dan juga nyewa beberapa bodyguard buat jagain lo." lanjutnya dengan muka serius."Apa bodyguard?! Engga-engga. Apalagi kalo mereka jumlahnya banyak, yang ada nanti bikin orang orang curiga sama kita." Protes Ara.
"Gak usah protes. Demi kebaikan lo juga kok." Ucap Malik tak terima bantahan.
"Gausah, ya. Pleasee," Ucap Ara memohon dengan wajah semelas mungkin dan memasang puppy eyes agar Malik luluh.
Kalau sudah di tatap seperti itu Malik tak bisa berbuat apa-apa lagi selain mengiyakan permintaan gadis ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzone
DiversosCopyright©2018 by Sabiimh Plagiat dilarang mendekat!! No copy my story!! Cape mikirnya. [Ini cerita pertamaku yang dibuat pada saat aku masih pemula, amatiran. Jadi mohon maaf karna banyak typo, dan alur suka gak jelas] **** Nama wanita itu, Ara, Ar...