"Kemana?" Raefal mengerutkan dahinya. Ia baru selesai mandi dan sedang mengeringkan rambutnya dengan handuk ketika Bella bercerita tentang rencananya di Sabtu malam ini.
"Ke rumah Kinanthi. Minggu dia berangkat ke Bontang. Dia pindah. Malam ini ada acara makan malam disana." Jelas Bella.
"Kinanthi yang mana sih?" Raefal masih tidak mengerti.
"Yang pakai jilbab, sahabatku itu. Masa kamu lupa? Yang anaknya kembar dua. Dia selfie sama kita pas nikahan kita," Raefal menerawang, mencoba mengingat sosok yang diucapkan oleh Bella.
"Yang mana, sih? Yang selfie ama kita ada banyak," Raefal tetap sulit mengingat sosok Kinanthi. Tak lama kemudian ia mengangguk ingat. "Oh, yang suaminya tinggi banget itu? Aku curiga suaminya dikasih makan bambu sama Kinanthi," canda Raefal. "Tinggi banget, Bell," entah ia memuji atau mengejek Mas Rian, Bella tidak tahu.
"Saru kamu," Bella tertawa menanggapi kalimat Raefal. "Kamu gimana? Bisa ikut aku nggak?"
"Hmm, nggak bisa aku kalau malam ini. Bisanya besok," ujar Raefal. Ia meletakkan handuknya di atas kursi. Seperti biasa, mengembalikan handuknya ke gantungan handuk adalah rutinitas Bella di rumah ini. Susah sekali mendisiplinkan Raefal untuk meletakkan handuk di tempat yang benar.
Untuk kategori pernikahan terpaksa, mereka berdua cukup akur. Tidak ada pertengkaran ataupun perselisihan. Mereka tinggal satu atap dengan dunia mereka sendiri. Walaupun Raefal kadang tidak mau sarapan ataupun makan malam semeja dengan Bella, dia tetap mau memakan masakan Bella. Sesekali mereka pun berbicara walaupun hanya hal yang penting saja. Raefal menghadapi Bella lebih dewasa dari dugaannya.
"Gitu? Mau ada acara apa, Fal?" tanya Bella.
Raefal duduk tidak jauh dari tempat Bella duduk. Ia membuka kacang rebus, camilan kesukaannya. Entah darimana dia mendapatkan itu. Tadi ia keluar sebentar dan kembali dengan banyak kacang rebus.
"Malam ini aku pergi sama Dea, mau nonton. Nggak mungkin aku batal pergi sama Dea. Malam minggu itu quality time ku sama dia. Nggak bisa diganggu," selorohnya. "Kalau mau kacang, ambil aja, Bell," tawarnya.
Bella menggeleng. "Kacang bikin jerawat," ujar Bella.
"Mitos itu," bantah Raefal. "Kalau enak mah makan aja, nggak usah mikir jerawat," nyinyirnya.
Bella tertawa kecil. "Bukan mitos itu, emang beneran, hahaha. Hmm ya udah kalau gitu, aku pergi sendiri aja ke rumah Kinanthi. Oh iya sama besok pagi aku nyusul dia ke bandara, mau antar dia," balas Bella.
"Kamu kok kayaknya kerja santai amat, sih, Bell? Bisa pergi-pergi semaumu gitu? Butik kan tutup jam sepuluh?" kini Raefal penasaran dengan jam kerja Bella yang begitu santai.
"Iya, yang penting kalau ada masalah di butik, aku harus cepet selesein masalahnya. Bu Bos bilang begitu sama aku," terang Bella.
Raefal membentuk mulutnya seperti huruf O. "Asik amat kerja kaya kamu," ceplosnya. "Eh, tapi nanti kamu nggak usah buru-buru ya, nikmatin waktu sama Kinanthi sepuasnya. Paling juga aku pulang larut. Aku nonton jam sepuluh," katanya. "Kunci kamu yang bawa aja," imbuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
JUST MARRIED (SUDAH TERBIT) - GOOGLEPLAYBOOKS
RomanceAku bosan dengan pertanyaan "Kapan nikah? Kapan kasih Ibu cucu?" Aku benar-benar bosan. Terlalu sering dikecewakan oleh laki-laki membuatku enggan menikah. Mencari pacar saja malas. Tapi Ibu, memaksaku menikah. Menikah sama siapa Ibuku sayang? Raef...