Aku bosan dengan pertanyaan "Kapan nikah? Kapan kasih Ibu cucu?" Aku benar-benar bosan. Terlalu sering dikecewakan oleh laki-laki membuatku enggan menikah. Mencari pacar saja malas. Tapi Ibu, memaksaku menikah. Menikah sama siapa Ibuku sayang?
Raef...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bella memandang ke arah jam dinding yang terpasang di dalam kamar. Jarum pendek nyaris berhenti di angka 1 malam. Ini sudah sangat larut dan Raefal belum juga pulang. Sepeda motornya ada sedangkan mobilnya tidak. Itu berarti Raefal sempat pulang sebelum akhirnya kembali pergi.
Sebenarnya ia sudah menghubunginya sekedar bertanya keberadaannya karena sudah seminggu ini Raefal sering sekali pulang larut. Namu, tidak pernah ada balasan. Di baca pun tidak walaupun berkali-kali ia online. Bella seharusnya tidak perlu khawatir karena Raefal bukan anak kecil. Dia sudah dewasa. Dia bisa menjaga dirinya sendiri. Tapi rasanya tetap saja khawatir jika Raefal tidak ada kabar seperti ini. Setidaknya bilang sesuatu yang bisa membuatku tenang kek, Fal.
Selama menunggu Raefal pulang, lama-kelamaan Bella merasa mengantuk. Tanpa sadar ia tertidur di sofa ruang TV hingga dini hari, ia terbangun karena suara gedoran pintu yang cukup keras. Dengan masih setengah sadar dan kaget, Bella bergegas membukakan pintu. Kesadarannya mendadak penuh saat melihat dari jendela siapa yang datang. Raefal, Pria yang menikahinya belum lama pulang dengan langkah sempoyongan.
"Fal?" Bella membuka pintu. "Darimana?" tanyanya khawatir.
Tiba-tiba saja Raefal marah mendengar pertanyaan Bella.
"Ngapain nanya-nanya?! Mau ngatur-ngatur aku?! Apaan sih, ah dasar brengsek! Sebel aku sama kamu. Coba aja kamu Dea. Cobaaaa ajaa.." ia menggerutu sambil melangkah masuk ke kamar.
Bella tertegun. Ia mengenali aroma yang keluar dari mulutnya, minuman keras. Ia pernah sekali mencium baunya saat salah satu teman kuliahnya iseng membawanya ke kampus. Antara iseng dan gila!
"Kamu mabuk, Fal?" Bella kaget, "ngapain sih kamu mabuk-mabukkan gini?!" Ia memapah Raefal masuk ke kamar. Kemudian Ia membaringkannya di atas tempat tidur. Tidak lama kemudian, Raefal terlelap.
~♥Just Married♥~
"Ma," Bella menghubungi mertuanya tapi bukan untuk mengadu.
"Kenapa, sayang? Pagi banget nelpon mama. Untung mama udah bangun," sahut Mama dari seberang telepon.
"Dokter yang biasa nanganin Raefal, aku boleh minta nomer hapenya?"
Mama terdengar khawatir. "Raefal sakit? Mama ke sana, ya?"
Bella buru-buru menolaknya dengan halus. Bukan melarang tapi bagaimana jika Mama kesini dan melibat putranya mabuk? Pasti mama sangat sedih.
"Nggak usah nggak apa-apa, Ma. Ada aku kok, Ma. Raefal diare, Ma. Aku mau minta dibuatin surat sakit biar dia bisa izin kerja. Daripada ke kantor bentar-bentar ke toilet, 'kan mending istirahat aja dulu di rumah," Bella berkilah. Tidak mungkin dalam keadaan mabuk berat seperti ini, Raefal bisa bekerja.Skenario diare paling tepat karena itu adalah sebuah penyakit paling umum yang tampak sederhana namun membuat penderitanya tidak bisa kemana-mana.
