Aku bosan dengan pertanyaan "Kapan nikah? Kapan kasih Ibu cucu?" Aku benar-benar bosan. Terlalu sering dikecewakan oleh laki-laki membuatku enggan menikah. Mencari pacar saja malas. Tapi Ibu, memaksaku menikah. Menikah sama siapa Ibuku sayang?
Raef...
Hallo! Jadi yang belum tahu, mau mengingatkan lagi kalau Just Married punya Spin Off, yaitu Derendra, dimana kalau di Just Married bercerita soal Bella dan Raefal --dengan Dea sebagai orang ketiganya-- maka di Derendra, akan bercerita soal Raefal dan Dea --dengan Bella sebagai orang ketiganya--. Jadi, pastikan kalian membaca Just Married dan Derendra ya supaya kalian melihat kedua sudut pandang mereka. Terima Kasih! Happy reading!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Drama 27. Pilihan
"Kamu pulang malem lagi?" tanya Raefal saat Bella pulang. Raefal tengah menonton TV sembari makan kacang rebus kesukaannya. Bella tebak dia membelinya di gang dekat perumahan. Disana ada Bapak Penjual Kacang Rebus yang sempat Bella lihat.
"Aku nungguin kamu," imbuh Raefal. Ia memasukkan sampah kulit kacangnya ke dalam kantong kresek, menepuk kedua tangannya yang kotor remahan kulit kacang, lalu menghampiri Bella.
Bella mengerutkan dahi. "Terus? Biasanya juga aku pulang malem," jawab Bella singkat.
"Bella.." Raefal gusar. Dimatanya Bella terasa berbeda. Bella tidak lagi seceria dulu. Ia bahkan sudah tidak pernah tersenyum apalagi bicara. Bella tidak pernah lagi membangunkan Raefal seperti dulu. Ia benar-benar membiarkan Raefal dengan kehidupannya.
"Kamu belum maafin aku, ya? Kamu beda sekarang," Raefal memandang Bella nanar.
Fal, jangan pandang aku seperti itu. Percuma. Hatiku sudah mati. Aku, yang dulu baper sama kamu, yang diam-diam jatuh hati padamu, sekarang sudah tidak lagi, begitu Bella membatin.
Bella tidak membenci Raefal tetapi ia juga tidak lagi menyukainya. Netral. Mungkin kata itu yang lebih tepat menggambarkan isi hati Bella saat ini.
Bella tidak merespon ucapan Raefal. Ia malah langsung masuk ke kamar. Raefal menahan Bella dengan menarik tangannya. Bella tersentak kaget hingga ponsel yang ia pegang terjatuh.
"Raefal! Kamu apa-apaan, sih!" Bella kesal. Tempered Glass pelindung layarnya sedikit retak. "Aku kan udah bilang, jangan ganggu aku!" Teriak Bella marah.
"Aku nggak suka lihat kamu yang sekarang, Bell! Kamu tahu nggak, sih, aku khawatir lihat kamu kayak gini. Diem, murung, nggak banyak tingkah juga. Aku lebih suka sama kamu yang dulu!" Balas Raefal keras. Ia merindukan Bella yang dulu.
Bella menyentak tangan Raefal. Mulutnya mengerucut kesal. "Fal, dari awal kita nikah, 'kan, karena orang tua kita, karena Mama, Papa, Ibu dan Ayah. Jadi ya udah, nggak usah terlalu mempermasalahin ini. Do whatever you want, Fal. I don't care!" tandas Bella.
"Kamu masih marah sama aku?" Raefal mematikan TVnya lalu berdiri menghadang Bella yang ingin masuk ke dalam kamar.
Bella diam. Matanya mengembara ke sekeliling menghindari kontak mata dengan Raefal yang saat ini sedang memandangnya dengan tajam. Kacamata yang merosot di hidungnya tidak digubris. "Kamu nggak usah mikirin aku, Fal. Aku akan tetep berusaha jadi Bella yang Mama Papa kenal di hadapan mereka. Bella yang ceria, cerewet, dan banyak tingkah, kalau ini yang kamu takutin. Nggak usah khawatir," ucap Bella.
