Aku bosan dengan pertanyaan "Kapan nikah? Kapan kasih Ibu cucu?" Aku benar-benar bosan. Terlalu sering dikecewakan oleh laki-laki membuatku enggan menikah. Mencari pacar saja malas. Tapi Ibu, memaksaku menikah. Menikah sama siapa Ibuku sayang?
Raef...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bella menarik kopernya masuk ke lobby bandara bersama Raefal usai turun dari taksi online yang ia pesan. Bawaan mereka tidak cukup banyak. Hanya ada dua koper, dua ransel, dan satu kamera. Tampak Raefal benar-benar bersemangat hari ini. Bahkan, semalam Raefal sudah membuat daftar rencananya.
"Kan sudah ada list nya kita mau kemana aja, Fal?" Bella heran malam itu.
"Aku juga punya keinginan sendiri," pungkasnya. Jawaban Raefal membuat banyak tanda tanya.
Apa yang seharusnya Bella duga terjadi. Bella mengenali sosok wanita yang tampak melambaikan tangan dari kejauhan. Di sisinya ada sebuah koper berwarna merah maroon dengan syal yang diikat di penariknya. Ia mengenakan sweater yang dipadu dengan rok mini. Kacamata hitam yang ditautkan di atas kepalanya membuat gayanya semakin modis.
"Sayang!" Teriak wanita itu, Dea.
Bella terdiam. Bella tidak tahu kalau Dea ikut dalam perjalanan ini. Langsung saja Bella menatap Raefal menuntut jawab. Apa-apaan ini?!
Raefal meringis. "Aku lupa bilang ke kamu, Bell. Aku ngajak Dea juga ke sana. Aku tuh udah janji sama Dea bakalan ngajak dia liburan ke Bali. Mumpung kita ke Bali, kuajak Dea aja sekalian," jelasnya.
Bella tidak dapat memgerti dengan jalan pikiram Raefal. Bagaimana bisa mereka berlibur dengan titleHoneymoon, tapi ada orang ketiga?
"Nggak masalah, 'kan?" tanya Raefal memastikan
Bella sebenarnya geram. Bagaimana bisa Raefal begitu santainya mengajak pacarnya saat sedang pergi bersama istrinya.
"Kamu bikin rencana semalaman buat pergi sama Dea?" ungkit Bella kemudian dan dijawab oleh anggukan kepala Raefal. I knew it!
"Hai!" Sapaan Dea pada Bella tanpa rasa bersalah membuat Bella tercengang. Ia bahkan tanpa ragu menggandeng Raefal dengan erat di hadapannya, "aku ikut ke Bali," pamernya.
"Kamu nanti jalan-jalan sendiri aja. Sepuasmu, deh!" Kata Raefal pada Bella.
Hati Bella seketika hancur mendengar ucapan Raefal. Bella kembali merasakan kehancuran di hatinya karena menjadi satu-satunya pihak yang mulai menganggap status suami-istri adalah hal yang serius.
"Oh," Bella tersadar. Matanya terasa panas. Namun apa daya, ia harus bisa menyembunyikan rasa sedihnya. Jika Raefal tahu perasaannya, dia mungkin marah dan liburan ini akan semakin kacau. Jika itu terjadi, maka pastilah Ibu, Ayah, Mama, dan Papa kecewa. Mereka sudah mempersiapkan ini matang-matang untuk honeymoon anak dan menantu mereka. Pada akhirnya Bella hanya bisa menahan diri dan mencoba tersenyum mengiyakan ucapan Raefal.
Raefal kemudian melangkah mendahului Bella dengan Dea yang terus menggaet mesra lengan Raefal. Tiba-tiba, Dea melepas gandengannya lalu berjalan beriringan dengan Bella. Sementara Raefal terus berjalan, Dea berbisik, "sudah kubilang, 'kan? Raefal itu hatinya buat aku, bukan kamu. Jadi walaupun ini bulan madu kalian, dia ingatnya sama aku," bisiknya.
