Bab 7

368 12 1
                                    

Koridor sekolah saat ini masih sepi, jam menunjukkan masih cukup pagi, jadi terhitung hanya siswa/i rajin yang sudah berada disekolah. Alsa salah satunya. Namun, alasan gadis itu sudah berada disekolah sepagi ini karena ia ingin mengerjakan tugasnya yang belum sempat di selesaikan dirumahnya.

Alsa duduk dengan tenang dikursinya, kelasnya begitu hening, hanya ada Alsa dan dua teman dikelasnya. Ia kembali memfokuskan dirinya pada tugas dihadapannya, sampai akhirnya sebuah suara memecahkan konsentrasinya.

"Dit, dengerin dulu.."

Alsa mengerutkan keningnya, itu suara Raga. Dengan perlahan Alsa bangkit dari duduknya dan keluar menuju luar kelasnya, kepalanya ia tolehkan ke kanan dan kekiri mencari sumber suara yang ia dengarnya.
Terlihat di ujung koridor Raga berjalan sedikit cepat untuk mengejar Dita yang terlihat terus berjalan tanpa memperdulikan Raga. Alsa yang merasa penasaran pun akhirnya mengayunkan kakinya mengikut dua orang itu.

Di ujung koridor, Alsa berhenti saat melihat Raga dan Dita berdiri disana dengan posisi Raga yang mengunci tubuh Dita agar tak bisa kemana-mana. Alsa melihatnya cukup merasa perasaannya sedikit aneh, tidak ini tentu bukan perasaan cemburu.

Alsa terus merapatkan tubuhnya ke tembok agar ia tak terlihat oleh kedua orang yang sedang ia ikutinya.

"Dengerin aku dulu Dit," Ucap Raga.
Dita hanya diam.
"Aku gak ada apa-apa sama Alsa,"

Alsa menoleh sebentar, jadi ini ada hubungan dengan dirinya?

"Aku sama Alsa cuma temenan, dan aku temenan sama dia karena janji aku ke Akash, sepupuku."

Alsa masih terdiam, mendengar apa yang selanjutnya Raga katakan.

"Tapi apa harus kamu terus jalan sama dia," Jawab Dita akhirnya.
"Kamu cemburu?"
"Ish Raga,"
Raga tersenyum, mengacak pelan rambut Dita, "yaudah aku gak jalan lagi sama Alsa,"
"Janji?"
"Iya janji,"

Setelah obrolan keduanya selesai yang Alsa lihat Raga dan Dita hanya saling tatap, benar-benar membuat hatinya terasa teriris, Alsa pun membalikan badannya berniat kembali kekelas namun tanpa sengaja ia menabrak tempat sampah didekatnya dan menghasilkan suara yang cukup keras. Raga dan Dita langsung menoleh ke arah suara jatuhnya benda.

Raga terkejut saat melihat Alsa ada disana, saat gadis itu menyadari, tatapan raga sedang tertuju padanya, Alsa segera berlari menjauhi dua orang itu.

Raga bingung harus bagaimana, hatinya berkata kejar namun logika menyuruhnya diam. Raga mengepalkan tangannya kuat, mencoba menuruti logikanya, namun ia kalah dengan hatinya. Raga berlari kencang mengejar Alsa yang sudah jauh didepannya.

Gadis yang sebelumnya bersama Raga pun hanya diam, ia tak menyangka dengan apa yang dilihatnya saat ini. Dita tersenyum kecut.

"Harusnya gue gak perlu percaya lagi sama Lo Ga," gumamnya.

• R a g a •

Setelah hampir setiap sudut gedung sekolah Raga datangi akhirnya ia menemukan apa yang dicarinya. Alsa sedang duduk dibangku yang berada ditaman belakang sekolah.

"Sa?" Panggil Raga.

Tanpa menoleh Alsa menjawab dengan suara terdengar ketus, "ngapain Lo? Pergi."

Raga menghembuskan nafasnya, ia tau cepat atau lambat hal ini akan terjadi.

"Maaf,"

Usai mengatakan satu kata dari mulutnya itupun Raga membalikkan tubuhnya dan berjalan menjauhi Alsa.

Ditempatnya, Alsa menutup wajahnya, tangisnya semakin pecah, sampai bahunya bergetar. Kalau sudah seperti ini Alsa bingung harus berbuat apa selain menangis. Tak ada siapapun didekat nya, tak ada yang menghiburnya, Alsa memang mempunyai cukup banyak teman dekat namun Alsa selalu saja memendam masalahnya sendiri.

RagaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang