Bab 18

284 6 1
                                    

Hari ini Raga tidak masuk sekolah, tanpa keterangan. Itu semakin membuat Alsa merasa penasaran, padahal niat awalnya ia akan menanyakan soal kejadian dimana ia melihat Raga membonceng perempuan di motornya.

Alsa melihat sahabat nya itu sedang duduk terdiam, ia menepuk bahu Azkia.

"Ki,"

"Eh Sa, pas banget ada yang mau gue cerita--"

"Bentar Ki, dengerin cerita gue dulu," sahut Alsa memotong begitu saja ucapan Azkia. Azkia yang di perlakukan seperti itu hanya tersenyum miris.

"Ada apa?" Tanya Azkia.

"Masa ya Raga ngebatalin janji nya sama gue, dan malah jalan sama cewek lain. Gue nyesek tau Ki liatnya," curhat Alsa.

Azkia menghembuskan nafasnya berat. Mengapa selalu Raga yang menjadi bahan curhatan Alsa. Apa gadis itu tidak ada masalah hidup lain selain masalah nya dengan Raga itu?

"Sabar ya Sa..." Ucap Azkia berusaha menenangkan.

Alsa mengangguk, "Lo mau cerita apa?cepet cerita gue dengerin ko,"

Teman nya itu mulai menceritakan sedikit ceritanya, ia menundukkan wajahnya tidak mau sampai ada teman di kelasnya melihat bahwa dirinya sedang menangis. Yang diajak cerita pun ternyata sedang menatap ponselnya dengan serius, bahkan Alsa tidak terlalu mendengarkan cerita sahabatnya itu, dan tidak menyadari bahwa Azkia sudah menangis.

Ragafa : gue tunggu depan halte sekolah, buruan ya. Dispen aja

Alsa langsung tersenyum saat membaca pesan itu, ia langsung berdiri dari tempat nya.

"Ki, ceritanya nanti lagi ya, gue udah ditunggu Raga nih. Dia ngajak gue jalan ternyata dia ada di deket halte,"

Azkia hanya tercenung sesaat mendengar kalimat yang di lontarkan sahabatnya itu. Hatinya terasa seperti teriris-iris. Azkia yakin 100% bahwa Alsa sama sekali tidak mendengar apa yang di ceritakan nya. Lagi-lagi Azkia tersenyum sendu. "Hati Lo buta setelah kenal Raga Sa,"

• R a g a •

Dari kejauhan Alsa melihat Raga sedang duduk diatas motornya, dari yang di lihatnya seperti nya Raga sedang berbicara dengan seseorang melalui ponselnya.

"Iya Bang, ini gue lagi nunggu anaknya ko," kata Raga menjawab pertanyaan seseorang yang menelfon nya.

"Yaudah ini gue mau ja--"

"Raga!" Seru Alsa.

Cowok itupun segera mematikan ponselnya dan memasukan nya kedalam saku celana.

"Ko Lo gak sekolah?" Tanya Alsa.

"Kesiangan," jawab Raga.

"Lo izin atau bolos sa?" Tanya Raga.

"Izin ko, tumben banget di bolehin yaa gue bingung"

Raga hanya tersenyum tipis menanggapi celotehan gadis itu, "udah ayo naik," Alsa mengangguk dan segera naik ke boncengan motor Raga, "kita mau kemana Ga?" Tanya Alsa.

"Kedai es krim aja, mau?" Dengan cepat Alsa menjawabnya dengan anggukan kepala.

• R a g a •

"Ga pulang yuk, udah sore banget."

R

aga meminum satu tegukkan lagi es teh nya kemudian berdiri, "ayo."

Alsa pun mengikuti gerakan Raga, berdiri lalu berjalan menuju tempat dimana motor Raga terparkir.

Sepanjang jalan kedua nya hanya diam, Alsa sibuk menikmati dingin nya angin malam, tanpa Alsa tahu, Raga sedang menggigit bibirnya menahan degup jantung nya, perasaan nya tidak enak.

RagaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang