Bab 14

312 5 0
                                    

Hampa.

Deskripsi hati Alsa saat ini. Ia merasa kesepian, walaupun sejak di sekolah tadi Azkia selalu mencoba menghiburnya, pun setelah pulang sekolah Azkia menawarkan diri untuk bermain dirumah nya namun semua itu Alsa tolak dengan alasan "Gue masih pengen sendiri Ki, maaf" untung nya, Azkia memahami Alsa.

Alsa memeluk guling nya erat, sebenarnya Alsa sedih setiap kali ia sendirian ia selalu mengingat kembali kejadian itu dan berujung menyalahkan dirinya sendiri. Alsa butuh hiburan, tapi ia juga sedang tidak ingin diganggu. Sekarang, semuanya terlihat serba salah.

Alsa merasa ada benda yang bergetar di dekatnya, langsung saja ia meraih ponselnya itu dan membuka pesan yang baru saja masuk.

Mama💙 : sudah baikkan nak?

Alsava : udah ma, cuma masih sedih aja. Mama kapan pulang?

Mama💙 : Minggu mama pulang, sabar ya sayang

Setelah membalas pesan terakhir mamanya, sebuah pesan baru masuk ke aplikasi chatnya. Kali ini dari..

Bangsel👻 : paket udah sampe?

Alsava : paket apa?

Bangsel👻 : Abang pesen makanan tadi, kamu makan aja, habisin.

Alsava : belum Dateng, yeayyy! Makasih abang.

Bangsel👻 : sama-sama. Jangan sedih lagi

Alsa langsung berjalan menuju lantai bawah, menunggu makanan yang dipesan Abang nya, Alsa memilih menunggunya sambil menonton televisi diruang tengah.

Bel rumah berbunyi, Alsa berdiri dari tempat nya dan berlari dengan semangat. Ia membuka pintu dan melihat pria paruh baya bersetelan hijau itu berada didepan nya dengan menenteng plastik cukup besar.

"Mbak Alsa?" Tanya nya.

Alsa mengangguk, "iya pak, grabfood ya?"

Bapak itu mengangguk dan menyerah kan plastik yang dibawanya, Alsa menerimanya dengan hati senang. Setelah mengucapkan terimakasih Alsa langsung masuk kedalam dan menutup pintunya.

Saat kaki nya baru melangkah beberapa langkah bel rumah kembali berbunyi.

Siapa sih?

Alsa terpaksa harus kembali membuka pintunya, dan melihat lagi-lagi seorang bapak-bapak berjaket hitam dengan aksen hijau itu.

"Mbak Alsa?" Tanya orang itu.

Alsa mengangguk, "iya pak,"

Bapak itu berlari mendekati motornya, Alsa melihat itu masih bingung dan menunggunya. Ia sedikit bingung saat bapak itu membawa boneka karakter kartun Petrick star itu.

"Ini mbak," kata bapak itu, sambil menyerahkan boneka itu.

"Dari siapa pak?"

"Tidak tau mbak, saya hanya mengantarkan,"

Setelah itu bapak itu pergi. Alsa masuk kembali kedalam rumahnya dan kembali duduk ditempatnya semula. Ia memperhatikan boneka yang baru saja diterimanya, matanya menangkap sesuatu disana. Sebuah kertas.

Alsa meraihnya,

Jangan sedih lagi. Kalo udah baikkan kabarin gue ya.

-R

Alsa tersenyum membacanya. Ia baru sadar ia hampir saja melupakan bahwa dihidup nya masih ada Raga. Alsa merasa bersalah sudah terlalu larut dalam sedih nya sampai-sampai melupakan orang-orang di sekitarnya.

RagaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang