Bab 10

335 7 3
                                    

3 hari kemudian..

Alsa melangkahkan kakinya dengan begitu semangat menuju ruang kelasnya, begitu sampai ia langsung melihat Azkia sudah duduk dengan tenang di kursinya.

"Ki?" Sapa Alsa.

Azkia mendongakkan kepalanya, "Alsa? Ahhh kangennn padahal baru beberapa hari," Azkia langsung memeluk teman sebangkunya itu, "gimana? Enak gak naik gunung?" Tanya Azkia.

"Gimana yaa... Capek sih, cuma sumpah! Kalo udah dipuncak itu rasanyaaaaaaa bener-bener gak bisa diungkapkan. Keren parah!"cerita Alsa antusias.

"Bilang Abang Lo kapan-kapan ajak gue dongg.." mohon Azkia.

"Iya-iya ntar gue bilangin. Raga udah Dateng Ki?" .

"Tadi sih udah masuk kelas, tapi kayaknya keluar lagi mungkin kekantin."

"Oh yaudah gue nyusulin Raga dulu kekantin ya,"

"Oh jadi sekarang udah ehem nihh," goda Azkia.

"Hahaha apaan sih Lo,"

Alsa berjalan menuju luar kelas. Tiga hari tidak masuk sekolah membuat Alsa kangen dengan suasana disekolahnya. Alsa memasuki kantin dan mengedarkan pandangannya, mencari dimana sekiranya Raga duduk. Matanya menemukan sosok yang dicarinya, ia pun mendekat.

"Hai," Sapa Alsa.

Raga sebenarnya sedikit terkejut dengan kehadiran Alsa yang tiba-tiba ini, tapi wajahnya kembali ia buat se-biasa mungkin. Kali ini, ia ingin ngambek pada Cewek itu.

"Ih kok dicuekin?" Alsa menarik kursi di sebelah Raga dan mendudukan tubuhnya .

"Apa tuh? Mau dongg," Alsa masih terus mencoba membuat Raga menjawab sapaan dan pertanyaannya. Dengan tanpa seizin Raga, Alsa menarik piring yang berisi batagor itu lalu memakannya.

"Pedes," kata Alsa.

Raga dengan gerakan spontan nya langsung menggeser teh manis yang berada didekatnya, kemudian ia berikan kepada Alsa. Diam-diam Alsa pun menahan senyum nya.

"Gak usah dimakan lagi kalo pedas." Ucap Raga pada akhirnya.

"Tapi pengen," Alsa memasang wajah melasnya.

Raga berdecak kemudian berdiri dan berjalan mendekati penjual batagor yang berada dikantin sekolahnya itu, "Bu sepiring lagi ya, jangan pedas." Pesan Raga.

Ia menunggu sebentar sampai batagor itu selesai disajikan dan setelah selesai ia langsung membawanya ke meja yang sudah ditempati Alsa. Ia menyodorkan piring berisi batagor itu kedepan Alsa, "makan," suruh Raga.

Alsa benar-benar tidak bisa menyembunyikan senyuman nya, ia tersenyum lebar kepada Raga. Sebenarnya Alsa tidak tau apa yang membuat Raga mengacuhkan nya seperti tadi, maka dari itu Alsa mencoba mencari perhatian Raga agar cowok itu berhenti mengacuhkan nya. Ternyata berhasil.

Cewek itupun makan dengan tenang, tanpa diketahui olehnya ternyata sedari tadi Raga terus memperhatikannya.

"Lain kali, kalo mau kemana-mana izin. Biar gue gak perlu khawatir," ungkap Raga.

Hampir saja Alsa tersedak batagor yang sedang dikunyah nya.

"Maksudnya?" Tanya Alsa dengan tatapan polos.

"Gue tiga hari nungguin Lo, gak ada kabar sama sekali. Lo pikir nunggu itu enak?"

Alsa terdiam sebentar sampai akhirnya senyum jahil merekah di bibirnya, "jadi Raga nungguin Alsa nihhh?" Goda Alsa.

"Apaan si Lo GR!" Raga ngegas.

"Hmmmmm masih aja gak mau ngaku,"

"Udah buruan abisin abis itu langsung kekelas, keburu bel."

RagaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang