6 - Teror

2.1K 100 2
                                    


Selamat menikmati ceritaku ini teman-teman :)

***


Begitu melelahkan, ketika pulang dari sekolah diantar oleh Iqbaal di gang sebelah komplek perumahan dimana Khaila tinggal. Setiap hari ia selalu berhenti di gang tersebut jika bersama Iqbaal. Sebenarnya, Khaila bisa saja berhenti di depan rumahnya. Sebab Anggini dan gengnya juga telah mengetahui dimana Khaila berada, walaupun mereka menganggap dirinya sebagai pembantu dari Rey.

Khaila melemparkan tas ke arah sofa dan duduk dengan menyenderkan punggungnya ke sandaran sofa tersebut. Ia benar-benar merasakan rasa pegal di kakinya yang berjalan begitu jauh, dirinya berjanji tidak akan pulang bersama Iqbaal setelah ia sudah mengetahui arah jalan pulangnya dan alamat rumahnya.

"Dede lelah Ma..." rengek Khaila kepada Mama Larissa yang berada di dapur.

"Kenapa anak Mama Larissa ini, sepertinya lesu banget," ujar Mama Larissa mendekat ke Khaila sambil membawa jus jeruk.

"Iya... gini mah nasib harus punya teman yang benar-benar, harus berjuang sendiri," ujar Khaila dengan cengir yang langsung menarik minuman yang dipegang Mama Larissa dan meminumnya sampai habis. Sehingga membuat Mamanya melongo dan tidak percaya melihat anaknya satu ini dan sepertinya begitu melelahkan anak gadisnya ini.

"Punya Mama loh, langsung comot aja ih," sewot Mama Larissa.

Khaila menoleh dan tersenyum ke arah Khaila. "Kirain buat Khaila eheheh."

Khaila hanya cengir dan ia letakkan gelas tersebut di atas meja. Tiba-tiba ada notifikasi dari handphonenya, dengan cepat ia membuka handphonenya melihat ada satu notifikasi pesan dan Khaila tidak tahu dari siapa pesan tersebut sebab yang Khaila tahu hanya Shakira, Citra dan Chasyia sahabat barunya itu yang mengetahuinya.

[Pesan]

0822xxxxxxxx

• Jangan pernah lo dekati Iqbaal dan kalo lo masih dekati dia, nyawa lo akan terancam.

• You remember!!!

Khaila langsung menciut dan seribu diam. Siapa dia? mengapa dia mengancam dan mau membunuh Khaila, jika berdekatan dengan Iqbaal. Iqbaal temen Khaila dan mereka baru berteman ketika Khaila pindah di sekolah ini, walau dirinya dinginnya melebih es.

"Kenapa dia ngancam gue, salah gue apa coba," batin Khaila.

Sedari tadi Khaila tidak mendengar Mamanya memanggil dia dan ketika Mama Larissa teriak baru ia terlonjak kaget. Khaila langsung berdiri dan berlari masuk ke kamar itu yang membuat Mamanya heran kenapa dengan anaknya satu ini.

***

"Bang, Abang temenin Ika keluar yuk," rengek Ika memohon minta temenin membeli sesuatu.

"Males," cetus Iqbaal.

"Is! ayolah Bang sebentar aja," rengek Ika sambil menarik Iqbaal dengan cepat.

Ya mau, tidak mau Iqbaal menurut apa maunya Adik satunya ini, dan Iqbaal bangun dari tempat tidurnya, berjalan mengikuti Adik satunya ini walau ia bersikap dingin tapi kalo dengan keluarganya tidak terlalu seperti ia disekolah.

"Abang antar Ika ke supermarket dulu, terus baru ke toko buku ya Ika mau beli minum dulu haus ya," pinta Ika.

"Kenapa ga langsung ke toko si," sewot Iqbaal.

"Ih... kan Ika haus Bang, nanti kalo Ika mati kehausan gimana," tutur Ika ngaco. Adiknya satu ini memang banyak alasan jika ia akan mau sesuatu.

"Ngaco lo!" seru Iqbaal dan memberhentikan mobilnya.

It's Mine, IQBAAL SURYA. (SUDAH TERBIT ✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang