15 - Abang Rey

1.7K 88 2
                                    

selamat membaca bestie!


***


Khaila kini terbaring di rumah sakit karena Rey khawatirnya sangat tinggi, Rey mengetahui dulu kecil Adiknya ini pernah sakit dan dirawat selama satu tahun dirinya takut itu terulang kembali. Dokter sedang memeriksa Khaila di dalam ruangan, sementara Rey dan Iqbaal menunggu di luar mereka begitu khawatir. Soal Citra jangan ditanya ia kembali pulang ke rumahnya untuk istirahat akibat luka memar tersebut.

Tiba-tiba Iqbaal terkejut. "Lo!"

Iqbaal menolehkan kepalanya ke arah sumber suara, ia melihat Rey Kakak tingkatnya tersebut sedang berjalan ke arahnya dengan amarah yang luar biasa. Tiba-tiba Rey itu menarik baju Iqbaal dengan nafas tidak beraturan, tetapi lain hal dengan Iqbaal yang tetap santai.

"KENAPA KHAILA BISA GINI," bentak Rey dengan emosi yang memuncak dengan mata yang merah karena emosional.

"Yang harus nanya itu gue, kenapa lo bisa khawatir gitu sama Khaila," sembur Iqbaal.

Rey melepaskan baju Iqbaal dengan kuat, dan Rey ingat jika Adiknya ini disekolah lagi menyamar. Ia bilang kalau jangan memberitahu siapa-siapa tentang dirinya disekolah tersebut. Tiba-tiba Dokter keluar dari ruangan dengan cepat Rey dan Iqbaal mendekati dan bertanya bagaimana keadaan Khaila.

"Dokter, gimana sama Adik saya Dok kenapa dia?" tanya Rey.

"Apa dia baik-baik saja Dok."

"Dok jawab."

"Tenang Dek tenang, Adik kamu tidak apa-apa hanya karena dia kelelahan saja, sekarang dia sedang istirahat," ungkap Dokter tersebut.

"Apa boleh saya masuk Dok?" tanya Rey kembali.

"Boleh, silakan kalo gitu saya permisi dulu," ujar Dokter dan berlalu dari hadapan mereka.

Ketika dokter meninggalkan tempat itu Rey dan Iqbaal masuk berbarengan tiba-tiba tubuh mereka secara serentak masuk dan mengakibatkan saling beradu dan tidak mau mengalah satu sama lain.

Bruk!

"Ngapain lo masuk," ujar Rey berontak.

"Siapa lo, ngatur-ngatur gue," balas Iqbaal.

Rey tidak mau mengambil pusing ia masuk dengan cepat dan di ikuti Iqbaal di belakangnya, dimana Rey dengan cepat mengempas tubuh Iqbaal darinya hingga membuat Iqbaal kalah cepat.

Khaila sedang terpejam dan belum sadar, Rey menangis dan itu membuat Iqbaal bertanya kembali dalam dirinya. Siapa Rey ini? Kenapa begitu khawatir? Iqbaal cemburu melihat Rey seperti itu pada kekasihnya ini.

"Dek, kenapa begini sih," lirih Rey.

"Eunghhhhhh." Khaila terbangun dari pingsannya dan melihat sekelilingnya dan betapa terkejutnya melihat Rey dan Iqbaal di dalam satu ruangan dengannya.

"Dek! Alhamdulillah," ujar Rey dengan lega.

"Khai," panggil Iqbaal.

"Kenapa gue di sini," ujar Khaila.

"Lo pingsan tadi di toilet," ujar Iqbaal.

"Kenapa dia bisa pingsan! lo apain Khaila?" tanya Rey emosional kembali.

Iqbaal diam saja tidak menggubris pertanyaan Rey dan membuat Rey emosi ingin menonjok Iqbaal, tapi dihalang oleh Khaila. "Bang, Iqbaal ga salah kok. Tadi, kami dihukum oleh guru."

It's Mine, IQBAAL SURYA. (SUDAH TERBIT ✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang