3 - Kenapa seperti ini

2.3K 115 3
                                    


Selamat menikmati ceritaku teman-teman :)


***


            Setelah kejadian dimana dirinya tersungkur akibat perbuatan perempuan itu, Khaila merasa kakinya sakit yang membuat Khaila meringis kesakitan. Ketika ia melihat lutut kakinya yang memerah dan pergelangan kaki yang terasa sakit. Manusia dingin yang Khaila temukan di sekolah ini menanyakan keadaan dirinya.

"Lo gapapa?" tanya Iqbaal yang masih terlihat dingin dan cuek melihat ke Khaila, sehingga membuat Khaila merasa penasaran dengan sosok di sampingnya ini.

"Demi apa! Si manusia dingin dan sengit ini perhatian sama gue. Kalo di film-film gitu, kalo manusia dingin ini nanya ke gue berarti gue dalam bahaya nih, bahaya jatuh cinta, ahahhahah," batin Khaila.

"Ha! gapapa kok," ujar Khaila dengan santai agar tidak kelihatan begitu sakit pada kakinya dan pasang wajah Happy ke Iqbaal.

Tiga jam pelajaran Ibu Cincin membuat pikiran dan otak mereka pusing tujuh keliling sehingga kepala rasa ingin meledak. Huft! begitu membosankan.

Tin ting ting!

Bel sekolah berbunyi, anak-anak berhamburan keluar untuk pulang.

"Khaila gua duluan yah, soalnya udah dijemput Papa gue," ujar Shakira dan berlari pergi karena Papanya sudah di depan gerbang menunggu.

"Iyaa gua juga duluan yah Khai, di jemput My hunny sweetty," celetuk Chasyia sambil melambaikan tangannya.

"Khai gua sama yah, duluan soalnya Mama gue minta temenin ke mal," sahut Citra dan keluar kelas.

Khaila hanya menganggukkan kepalanya sembari tersenyum. Teman-temannya pun sudah berhambur keluar untuk pulang ke rumah masing-masing. Hanya tinggal Khaila sendiri, karna dia harus memasukkan buku-bukunya ke dalam tas.

"Huft... ini gimana gue mau pulang lagi? masa mau naik angkot, kan gue ga tau lagi jalan pulang. Hem... bodoh-bodoh banget, gue cuma ingat tempatnya aja lagi ah, Bang Rey malah udah balik lagi, dibilang ga kayak kenal eh kagak kenal beneran," gerutu Khaila.

Khaila dengan cepat membereskan semua barangnya dan pergi keluar kelas. Dia berjalan dengan tenang walaupun hati dia takut, bagaimana dia pulang. Handphonenya habis baterai dan membuat dia makin panik. Bagaimana ia bisa sampai di rumah sedangkan dirinya tidak mengetahui jalan pulang, tapi ia ingat komplek perumahan yang ia huni tersebut. Perumahan jaya abadi kenanga, ia hanya ingat nama perumahan yang ia tempati tersebut. Khaila baru satu bulan di sini dan belum mengenal jalan rumahnya, di luar negeri sana Khaila terlalu lama dan ketika pulang ke indonesia malah membuat Khaila seperti orang kesasar.

Tin! suara klakson tiba-tiba mengejutkan Khaila hampir saja melompat. Sehingga membuat Khaila terdiam karena merasa jantungnya berdetak kencang. Ternyata, Iqbaal yang membuat Khaila hampir terkena efek samping dari kejutan tersebut.

"Mau bareng?" tanya Iqbaal.

"Ya Allah, dia minta bareng lagi aaa... gila-gila, eh harus jual mahal dong Khaila," batin Khaila berseru. Karena Khaila tidak mau jika harga dirinya jatuh seperti ini.

"Em, ga usah Baal makasih, gue lagi tunggu angkot," jawab Khaila senyum sambil membenarkan kacamatanya sambil menoleh kanan kiri mencari angkot.

"Yaudah," balas Iqbaal pun langsung menggas motornya dan melaju.

Khaila memasang wajah cemberut dan berjalan sambil menunggu angkot lewat. Tapi, tidak ada satu pun angkutan umum lewat di sini. Sehingga membuat Khaila pusing akan pulang ke rumah dengan apa.

It's Mine, IQBAAL SURYA. (SUDAH TERBIT ✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang