Selamat membaca Bestie!
***
Di suatu malam hari membuat Iqbaal gelisah, tidak dapat tidur dengan nyenyak. Keringat dingin yang bercucuran disertai gemetar yang begitu dahsyat. Setiap hujan di malam hari ia selalu seperti ini. Serasa detik-detik pencabutan nyawa dengan malaikat. Adiknya melihat Iqbaal seperti ini dengan cepat ia berteriak memanggil Bunda dan Ayahnya dengan kencang.
"Bunda... Ayah..." jerit Ika.
"Bunda... Ayah... cepat kesini Bang Iqbaal," teriaknya kembali sambil memegang tangan Iqbaal yang gemetar dan dingin keringat membasahi tubuhnya. Ika berdoa semoga Abangnya baik-baik saja.
"Ya Allah Baal, obat kamu mana obat," ucap Ayah Wildan.
"Ya Allah Baal, Dek buruan ambil obat Abang di lacinya cepat," ujar Bunda Intan panik sambil mengusap tangan Iqbaal yang dingin.
"Nih Bun." Ika menyodorkan obat Abangnya pada Bundanya.
"Ambil air minum cepat Dek," perintah Ayah Wildan.
Ika berlari dengan cepat sampai jatuh akibat terburu-buru. Ia kembali dengan menahan kakinya yang terkilir tersebut. "Nih yah, airnya." Ika sambil memegang kakinya yang terkilir.
Ayah menoleh dan mengambil air putih dan ia berikan ke istrinya agar ia menyuruh Iqbaal meminum obatnya langsung. Ayah menoleh ke arah Ika yang merasa kesakitan
"Kamu kenapa Dek?" tanya Ayah Wildan khawatir dengan anak gadisnya ini.
"Ha? gapapa kok Yah," jawab Ika.
Ayahnya mengetahui jika Ika sedang berbohong dengan cepat dia menarik kakinya yang Ika pegang sedari tadi dan membuat Ika merasa kesakitan yang begitu mendalam.
"Agh... Ayah... sakit," teriak Ika yang merasakan sakit pada kakinya.
"Eh Mas, kamu apain Adek," ujar Bunda Intan Khawatir pada Ika yang berteriak merasakan sakit.
"Ah ini kakinya terkilir," tutur Ayah Wildan.
"Aduh... aduh... hufh." Sambil memegang tangan Ayahnya dan kakinya.
Iqbaal setelah diberi obat akhirnya ia sedikit lebih baik tidak seperti tadi dan sekarang ia tertidur. Bunda dan Ayahnya serta Ika keluar dari kamarnya Iqbaal. Mereka berpikir besok Iqbaal tidak akan masuk sekolah jika Iqbaal seperti ini.
***
Khaila merasa gelisah memikirkan Iqbaal dan bertanya-tanya kenapa? Ada apa sebenarnya? Khaila takut kejadian yang tak diinginkan dirinya. Ia takut Iqbaal kenapa-kenapa sebuah jeritan perempuan kecil yaitu Adiknya Iqbaal si Ika dan kepanikan orang tuanya.
"Ya Allah Iqbaal kenapa ya, kok jadi gelisah si gue astagfirullah ini hujan lebat lagi." Khaila panik mendengar suara gaduh dari sana.
Iya, sebelum Iqbaal seperti tadi dirinya dan Khaila sedang bertelepon bersama dan ketika hujan datang Iqbaal berubah seperti keadaan yang tak biasa dan ia belum mematikan handphonenya itulah sebabnya Khaila mendengar sebelum akhirnya handphone Khaila kehabisan baterai dan membuat Khaila penasaran yang melanda sebab dirinya takut jika terjadi apa-apa pada Iqbaal.
***
Pagi pun tiba dan seperti biasa anak-anak berhamburan di sekolah hari ini. Ia itu karena hari ini hari Bazar, semua murid ada yang di lapangan, dikelas, di perpustakaan, di taman serta di kantin untuk makan. Jika ada bazar seperti ini dapat dipastikan mereka akan pulang cepat dan tidak belajar, tapi dari tadi Khaila tidak melihat Iqbaal. Kemana dia apa semalam itu? Ah. Khaila harus melihatnya nanti. Tapi, Khaila lupa arah jalan ke rumahnya Iqbaal. Ia pergi bergegas untuk menanyakan kepada temannya di mana alamat rumah Iqbaal.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Mine, IQBAAL SURYA. (SUDAH TERBIT ✓)
Teen Fiction"It's mine, IQBAAL SURYA." Maaf, sebagian cerita di hapus ya, Untuk lebih lengkap dan selesai silahkan order Novel "It's mine, IQBAAL SURYA." Bisa cek di bio my Instagram : @tiarfy02_ ••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••...