16 - Khawatir yang Melanda

1.8K 95 8
                                    


selamat membaca bestie!


***


Semenjak kejadian kemarin, Iqbaal menjadi makin sayang sama Khaila. Mereka selalu bersama ke mana pun sampai waktu dimana pulang sekolah dan Khaila kebelet buang air kecil. Ia meminta Iqbaal menemaninya ke toilet sekolah karena ia takut sendirian. Tunggu, bukan berarti Iqbaal masuk ke dalam toiletnya ya, ia hanya menunggu di luar pintu saja. Tiba-tiba ketika Khaila mau masuk toilet ia langsung berteriak histeris.

"Aaa... Mama help me," pekik Khaila.

Iqbaal yang menunggunya di luar terkejut mendengar suara jeritan Khaila di dalam, ia langsung masuk untuk melihat pacarnya ini.

"Kenapa?" tanya Iqbaal dengan khawatir dan melihat sekitar.

Khaila menoleh dan langsung memeluk Iqbaal dengan kencang ia takut sampai keringat dingin. Iqbaal bingung dengan tingkah Khaila ia melihat ke dalam toiletnya ternyata hanya kecoak. Tapi kecoak ini bukan satu atau dua tapi banyak seperti ada yang meletakkannya dengan sengaja.

"Yaela, Khai kecoak doang," tukas Iqbaal.

"Pala lo doang, gue geli tahu Baal," ujar Khaila dengan merinding dan langsung berlari menarik Iqbaal keluar.

"Ga jadi buang air kecilnya?" tanya Iqbaal.

"Ga mau!" Khaila tidak akan membuang air kecilnya di sekolah lagi, jika seperti ini.

"Ntar buang air kecil di sini lagi," canda Iqbaal dengan menujuk ke arah selokan aliran dalam sekolahnya tersebut.

"Bodo amat ah," cetus Khaila dan berlalu dari toilet tersebut.

"Galak amat," goda Iqbaal yang menggoda kekasihnya ini.

Khaila kesal dengan Iqbaal membuat mood-nya tak baik saja, ia dengan cepat meninggalkan Iqbaal sendiri di toilet itu. Iqbaal hanya tersenyum, tanpa ada yang tahu kalo ia sedang tersenyum sebab ditutupi dengan wajah yang datarnya.

Dari arah yang berbeda, orang yang sedang mengintip dari kejauhan terlihat kesal, bukannya Khaila bakal celaka malah bermesraan bersama Iqbaal. Ia langsung pergi dari tempat tersebut sebab sangat menjijikkan melihat adegan itu.

"Masih marah?" tanya Iqbaal.

Khaila yang ditanya hanya diam saja dan menikmati es potongnya dengan tatapan ke depan.

"Aelah gitu aja ngambek," tukas Iqbaal dengan mudahnya dan langsung mendapat tatapan sinis dari Khaila.

"Apa lihat-lihat," ujar Iqbaal.

Ini membuat Khaila menjadi hari buruk, ia membuang es nya dan berdiri tetapi langsung di cekal pergelangan tangan Khaila dengan Iqbaal.

"Duduk," ujar Iqbaal dengan dingin.

Khaila masih tetap berdiri tidak mempedulikan yang menyuruhnya. Dengan paksa Iqbaal menarik pinggangnya buat duduk. Akhirnya Khaila duduk dengan wajah kesal. Berbeda dengan Iqbaal ia melihat Khaila dengan tertawa kecil.

Khaila yang di tertawai pun lantas menoleh. "Ga lucu."

Iqbaal tersentak. "Menurut gue lucu." Iqbaal langsung tertawa kencang melihat raut wajahnya.

Dilain sisi Khaila tidak pernah mendengar Iqbaal tertawa lepas seperti ini. Ia senang melihat Iqbaal seperti ini tapi di lain sisi dirinya masih kesal dengan Iqbaal.

It's Mine, IQBAAL SURYA. (SUDAH TERBIT ✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang