8 - Sangat Beda

2K 97 1
                                    

Selamat membaca :)

***

Hari ini ialah hari senin dimana semua murid SMA Wilzen di kota Bandung kegiatan di pagi ini adalah upacara. Di hari senin pagi hari ini matahari sudah terbit dan menyinari dunia dengan cerah, dan angin yang berhembus dengan kencang walau matahari sangat terik. Tapi, di sini Khaila masih di rumahnya belum pergi sekolah karena ia sedang mencari sepatunya yang hilang.

"Mama..." teriak Khaila.

"Apa sih Dek, pake teriak-teriak segala," omel Mama Larissa.

"Abang tuh sembunyiin sepatu sekolah Adek," tutur Khaila sambil mengentakkan kaki yang beradu dilantai.

"Apa sih fitnah aja dosa loh!" seru Rey dengan tegas, karena bukan dirinya yang menyembunyikan sepatu Khaila.

"Kalo bukan Abang siapa lagi, kan dari tadi di sini Abang. Adek turun dari atas cuman Abang di sini, siapa lagi coba," ujar Khaila dengan raut wajah yang menjengkelkan.

"Biasa aja ngomongnya sih," sembur Rey.

Mama Larissa hanya menggelengkan kepalanya melihat dua anak kesayangannya ini. Ia melanjutkan masaknya di dapur sebab jika dirinya berada di tengah-tengah anaknya sudah dipastikan akan pusing jika terlalu lama di dekat mereka, dilerai pun tidak bisa.

Papanya sudah berangkat dari pagi tadi karena ada klien dan ada meeting mendadak. Khaila tidak sadar kalo sekarang sudah menunjukkan jam 7 a.m. Padahal sekolah masuk jam 7 a.m.

"Itu noh sepatu lo di bawa si Benben," sembur Rey.

"Aghhh Ben tau nya lo! ngomong kek kalo lo yang ambil, jadi kan gue kaga tuduh Abang hehehehe," tukas Khaila cengir tanpa dosa.

"Ah! mangkanya jangan asal fitnah aja, jadi Adek tuh harus baik," sindir Rey.

"Meong," ujar Benben. Ah iya! Ini Benben kucing Khaila. Lucu kan ya dia berjenis kelamin jantan dan ekornya panjang, kata orang si kalo ekornya panjang dia penurut sama pemiliknya, ya kenyataan si dia penurut sama orang di rumah ini.

Seketika dia ingat jika dia terlambat masuk sekolah. "Aaa... Mama ini jam berapa!" Khaila berteriak dengan panik sambil bertanya kepada Mama Larissa.

Mama Larissa yang di dapur menoleh dan melihat jam. "07.10 a.m."

"Aghhh! Mama Adek telat," teriak Khaila dengan mengacir memakai sepatu dan berlari dengan cepat karena saking kagetnya.

"Adek!" teriak Mama Larissa.

"Adek."

Khaila berhenti dan menoleh. "Apa Ma? Adek sudah telat."

"Assalamualaikum."

"ADEKKK," teriak Rey.

Khaila mendengus kesal dan menoleh dengan muka datar. "Apa lagi si lo Bang!" Khaila menatap Abangnya dengan kesal.

"Ni kacamata lo, ketinggalan! dibilang ngeyel," sewot Rey.

Khaila hanya cengir tanpa dosa dan berlari kembali mengambil kacamatanya dengan cepat kilat, agar tidak di nasihatkan oleh Abangnya dan Mamanya yang sedari teriak memanggil dirinya. Abang Rey tidak sekolah, karena ya gitu! Semaunya dia.

"Dasar ya Adek durhaka loh," ketus Rey.

"Dah... Assalamualaikum," pekik Khaila dengan cepat menghidupkan motornya dan pergi dari halaman rumahnya.

***

Upacara sudah di mulai sedari tadi dan teman-teman Khaila khawatir banget Khaila belum juga datang. Sudah sangat dipastikan jika Khaila terlambat bakal dihukum berat.

It's Mine, IQBAAL SURYA. (SUDAH TERBIT ✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang