Seungcheol berjalan dikoridor kampus dengan wajah cerah. Dia sudah mengumpulkan niat dan tekadnya dari kemarin. Setelah semalaman suntuk berselancar di media sosial demi mencari tau seluk beluk seorang lonte manis bernama Jeon Wonwoo.
Bahkan mata kuliah yang diisi oleh dosen killer pun tidak mengubah moodnya. Gummy smile terus menghias diwajah tampannya. Mengundang lirikan genit dari tiap mata yang melihatnya.
"Gyu."
Pemuda tinggi yang sibuk menata surai hitamnya berdehem menjawab panggilan Seungcheol.
"Aku dengar Wonwoo masih virgin, kau percaya?"
Mingyu berdecak malas.
"Ya ampun, Wonwoo lagi... yang benar saja hyung." Sedangkan empunya masih bertahan dengan senyuman lebar.
"Kau tau darimana? Aku tidak percaya, mana mungkin seorang slut masih virgin."
Seungcheol menepuk bahu Mingyu dua kali. Menariknya mendekat dan berbisik sok misterius.
"Aku pun tidak percaya. Maka itu mari kita buktikan."
Mingyu kembali menegakkan tubuhnya secara tiba-tiba. Memandang Seungcheol dengan wajah datar. Sedangkan yang ditatap memasang wajah seolah tidak tau apa-apa.
"Aku tidak mau ikut obsesi gila mu hyung."
Seungcheol mengangkat kedua tangannya. Berlagak seolah seperti bandit yang diciduk polisi. Bertepatan dengan itu, si cantik yang menjadi perdebatan mereka muncul dengan wajah acuh seperti biasa.
Refleks kedua pemuda itu melirik kearah Wonwoo yang melewati mereka begitu saja. Wangi perfume nya yang segar bak bunga dimusim semi tertinggal diudara. Seungcheol melirik Mingyu yang masih menatap punggung Wonwoo. Tersenyum remeh.
"Kau tidak mau kan? Oke, kalau memang dia masih virgin. Aku akan jadi yang pertama untuknya lihat saja nanti."
Mingyu menggeleng dramatis melihat Seungcheol yang berbalik mengejar Wonwoo. Tapi tidak bisa dia pungkiri kalau ternyata Wonwoo lumayan juga...
•••
"Hey! Wonwoo tunggu dulu."
Tepat dipersimpangan sebelum ke taman belakang kampus. Wonwoo menoleh kebelakang, disana ada Seungcheol yang berjalan kearahnya. Wajahnya mengernyit heran, merasa asing dengan wajah Seungcheol yang mungkin tidak pernah ia lihat sebelumnya.
"Siapa?"
Dengan napas tersengal, Seungcheol berhenti dihadapan Wonwoo.
"Choi Seungcheol, semester tujuh satu tingkat diatasmu."
Sebelah alis Wonwoo terangkat, wajahnya memasang ekspresi dingin. Tapi justru itu membuat Seungcheol meringis karna Wonwoo makin menarik baginya. Ia merasa tertantang, seberapa dalam ia bisa mengorek kelemahan seorang Jeon Wonwoo.
"Lalu?" Tanya nya menggantung.
"Ah..., bisa aku dapat nomor telfon mu?"
Kini Wonwoo berbalik sempurna, berhadapan dengan Seungcheol yang berdiri dengan wajah percaya dirinya. Beruntung koridor sedang sepi karna kantin lebih menarik daripada taman. Kalau tidak, mereka bisa jadi tontonan geratis mahasiswa lain.
"Untuk apa?"
"Kau sibuk besok malam?"
Wonwoo terkekeh pelan, sudah membaca kemana arah pembicaraan pemuda bermata besar didepannya. Mata kucingnya menatap Seungcheol dari ujung kaki hingga ujung kepala. Sejujurnya ia cukup pemilih dalam memilih partner.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKRASIA | Meanie✔️
FanfictionAkrasia (n.) Lack of self-control. The Ancient Greeks had a word, akrasia, to describe the lack of will that prevents us from doing something that we know is good for us. "...yes, i'll obey you daddy." "No, mommy is pretty." ...and that's what i li...