Heartbeat

11.1K 1.2K 162
                                    

Pagi harinya Wonwoo terbangun dengan perasaan lega. Entah kenapa namun tubuhnya seperti terasa ringan. Seolah beban hari kemarin terangkat sudah. Ia memperhatikan kamarnya, tersenyum mengingat perutnya diusap semalaman oleh Mingyu. Wonwoo mungkin sudah gila, tapi dia merasa bahagia.

Mungkin efek bahagia dari bayinya yang senang karna akhirnya bertemu dengan sang ayah. Wonwoo berjalan keluar kamarnya hendak kedapur. Ia berniat membuat roti untuk sarapan. Seungcheol dan Mingyu mungkin sudah pulang semalam. Tangannya mengusap lembut perutnya sambil bersenandung. Lupa kalau kemarin dia baru saja menangis lumayan lama.

"Sudah bangun? Merasa lebih baik?"

Langkah Wonwoo terhenti, wajah blank nya terlihat menggemaskan. Apalagi bagi Mingyu yang menahan diri untuk tidak memeluk Wonwoo. Pemuda dengan kaus sedikit terangkat karna perutnya itu terlalu menggemaskan.

"Kenapa masih disini?" Wonwoo melihat sekelilingnya, mencari seseorang.

"Mana Seungcheol hyung?"

Mingyu yang mengerti keadaan tidak menjawab Wonwoo. Lebih memilih untuk melanjutkan kegiatannya. Menata makanan di meja dan membuat segelas susu. Membiarkan Wonwoo berdiri keheranan di ambang pintu.

"Kamu tidur, pulas sekali. Seungcheol hyung meminta aku untuk menjagamu."

"Oh... diminta."

Balasan Wonwoo yang terdengar lesu memancing Mingyu untuk tersenyum. Dia merasa, Wonwoo masih menaruh rasa padanya. Itu sebuah harapan bagus untuknya bukan. Setidaknya kali ini ia akan berjuang.

"Tanpa diminta pun aku akan menjagamu mulai sekarang."

Berlagak tidak mendengar, Wonwoo mengambil tempat dikursi. Tidak peduli siapa yang telah memasak makanan ini. Perutnya minta di isi sekarang juga setelah melihat makanan yang ada dimeja. Hormon wanitanya seringkali menang semenjak ia hamil.

"Makanlah setelah itu minum susunya."

Wonwoo melirik sinis Mingyu. "Susu apa ini?"

"Susu ibu hamil yang aku temukan dilaci dapurmu. Sudah sisa sedikit, mau aku belikan lagi?"

"Tidak perlu."

Mingyu tersenyum, harus pelan-pelan untuk merekatkan kembali hubungan mereka yang ia rusak sendiri.

"Makanlah."

Wonwoo masih bergeming sampai Mingyu yang mengerti memilih beranjak keluar dari ruang makan. Barulah Wonwoo menyuapkan makanannya dengan lahap. Sedangkan diambang pintu, Mingyu terkekeh pelan sambil mengintip. Memperhatikan Wonwoo yang memakan masakannya dengan lahap, bahkan pemuda itu juga menghabiskan susunya.

"Kau masih sama, terlalu indah dimataku. Bodoh sekali aku pernah membuangnya."

Mingyu memperhatikan semuanya. Bagaimana satu tangan Wonwoo terus mengusap perutnya selagi makan. Mengajak anaknya bicara dan yang paling penting Wonwoo tidak mengabaikan kesehatan dirinya dan si bayi. Sampai Mingyu ingat kalau dia ada keperluan setelah ini. Ia keluar tanpa pamit dan membiarkan Wonwoo menghabiskan sarapannya tanpa mau mengganggu.

••••

"Apa kau sedang dalam mood yang baik hari ini?"

Wonwoo tersenyum kepada Jeonghan yang baru saja selesai memeriksanya. Periksa rutin kali ini Wonwoo pergi seorang diri. Entah kemana perginya Mingyu tadi pagi, ia tidak mau pusing. Setelah kejadian menangis semalam, namun mood nya malah bagus hari ini. Sungguh ibu hamil itu sulit ditebak, mood nya terlalu ekstrim.

"Bayimu sangat aktif, dia terus bergerak didalam perutmu. Apa terjadi sesuatu?"

Wonwoo mengerjap. "Benarkah?" dia juga merasakan bayinya begitu aktif sejak kemarin.

AKRASIA | Meanie✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang