Wonwoo yang baru selesai mandi masih betah berlama-lama didepan kaca. Memandangi wajahnya sendiri yang mulai tembam. Ia menyingkap bathrobe nya dan mendecih melihat pahanya pun kini ikut berlemak. Perut yang tadinya langsing bak model pun kini terlihat agak berisi.
Wajahnya memerah begitu melirik beberapa tanda merah di area dadanya. Hasil perbuatan Mingyu semalam. Ah, apa semalam Mingyu juga menyadari perubahan tubuhnya ini. Tanpa sadar Wonwoo mengusak wajahnya.
"Apa ini waktunya say good bye to my body goals." Ucapnya pada diri sendiri.
Hebat sekali, beberapa hari belakangan nafsu makannya naik drastis dan boom. Berat badannya juga naik secara drastis. Efek bahagia hidup bersama Mingyu begini rupanya.
"Wonu? Sayang?"
Dan lamunan Wonwoo pecah begitu suara Mingyu memanggilnya dari luar. Begitu pintu kamar mandi terbuka, wajah bangun tidur Mingyu yang langsung ia lihat. Pemuda tampan dengan rambut berantakan itu langsung memeluk Wonwoo.
"Mana bajunya? Pakai dulu Gyu aku baru mandi nanti kamu dingin."
Mingyu menjawab dengan gelengan pelan diperpotongan leher Wonwoo. Menyandar bagai koala dan mengikuti langkah kaki Wonwoo yang hendak berganti baju.
"Mingyu mandi!! Kamu bau jangan dekat-dekat aku ih."
Wonwoo mencubit-cubit pinggang Mingyu. Mencoba menjauhkan tubuh besar itu dari tubuhnya. Sungguh ia pusing didekat Mingyu bahkan sampai mual segala.
"Hee? Aku sebau itu?"
Mingyu mengendus badannya sendiri dan mengernyit heran. Tidak bau sama sekali ya Tuhan, kenapa kucingnya ini sensitif sekali.
"Aku gak bau ya, semalem kamu masih betah melukin aku kenapa sekarang mual?"
"Gak tau, pokoknya sana mandi. Pakai sabun yang strawberry itu ya."
Meski bingung, tapi Mingyu menuruti juga apa mau Wonwoo. Selama Wonwoo jauh-jauh dari dunia gelapnya dan malah jadi gemas begini. Mingyu rela.
••••
"Masih bau?"
"No no papa hehe..."
Wonwoo bangun dari pangkuan Mingyu. Membetulkan posisi sweater merah muda kebesarannya dan berdiri menghadap Mingyu yang kebingungan.
"Wonu gendut ya?"
Sebelah alis Mingyu terangkat. "Tidak, kenapa kamu bisa mikir begitu?"
"Ini, ini, ini juga penuh lemak papa, aku jelek ya huhu..."
Wonwoo menunjuk pipi, paha, dan perutnya dengan heboh. Mengadu kalau dirinya makin terlihat gemuk. Wajahnya semakin murung begitu Mingyu malah tertawa.
"Itu bukan gemuk sayang, itu seksi."
"Bohong! Mana ada seksi. Wonu mau diet!"
Mingyu menarik Wonwoo kembali kepangkuannya. Memeluk tubuh yang memang benar agak berisi. Mengecup pipi empuk Wonwoo dan menekannya hingga si manis memekik protes.
"No diet sayang, ini enak untuk mainan."
Mingyu meremas paha Wonwoo dengan tangan besarnya. Wonwoo tersenyum, menangkup wajah tampan Mingyu. Mengecup dagunya dan menjilat permukaan bibir Mingyu.
"Ular cantik."
Wonwoo terkekeh pelan, asik bermain dengan wajah Mingyu yang pasrah. Dan berujung dengan adegan saling melumat dan membelit lidah.
••••
"Kamu ada kelas pagi kan?"
Wonwoo mengangguk pelan, masih betah memeluk gulingnya diranjang. Mingyu yang sudah wangi duduk ditepi ranjang. Mengusap pipi Wonwoo yang kelihatan pucat.
"Pusing?"
Wonwoo mengangguk, mengambil tangan Mingyu untuk dipeluk. Sesekali Wonwoo membekap mulutnya seperti menahan mual. Menatap Mingyu dengan wajah ingin menangis.
"Mingyu jangan berangkat ya, temani Wonu."
Mingyu menatap Wonwoo khawatir, dari semalam Wonwoo tidak bisa tidur. Sekarang dia mengeluh pusing dan mual. Tidak direspon, Wonwoo memanggil Mingyu lagi.
"Disini saja Gyu."
"Ke dokter ya?"
Wonwoo menggeleng. "Cuma capek biasa kayanya, aku mau istirahat seharian."
"Ayo kerumah sakit, biar diperiksa dulu nanti biar kamu minum obat baru istirahat...ya?"
Wonwoo cemberut, berkata tidak dengan tersirat.
"Ikut kata aku sayang, ayo periksa sebentar."
Dan pagi itu Mingyu yang membantu Wonwoo bersiap dan mengantarnya ke dokter.
••••
“Tidak perlu khawatir, Jeon Wonwoo-ssi. Tidak ada yang salah dengan kesehatan anda, hanya saja memang di usia kandungan delapan minggu sedang rentan dan mudah mengalami kelelahan. Apalagi ini kasusnya male pregnancy, jadi anda harus mulai menjaga diri juga bayi kalian ya. Nanti akan saya siapkan resep untuk meredakan mual dan lemas.”
Mata rubah Wonwoo membeliak, begitupun dengan Mingyu yang seolah dihantam meteor saat mendengar penuturan dokter.
“Delapan minggu? Apa maksud anda dengan..., kandungan?"
Dokter Kang tersenyum. "Ah ini pasti kehamilan anak pertama ya? Wajar jika kalian terkejut. Tapi selamat Mingyu-ssi, istri anda hamil. Usia kandungannya sudah delapan minggu."
Mingyu yang masih tidak percaya bertanya dengan wajah blank.
"Tapi dokter, saya dan Wonwoo baru rajin melakukan akhir-akhir ini. Dua bulan...., saya rasa tidak mungkin."
Dokter Kang memberikan hasil USG Wonwoo. Menjelaskan secara sederhana pada pasangan yang masih terdiam karna terkejut. Wonwoo malah belum membuka suara sama sekali sedari sang dokter memberi kabar yang seharusnya kabar bahagia.
"Saya tidak berbohong. Lihatlah janin ini yang berukuran kurang lebih sebesar biji kacang merah, ini artinya Wonwoo-ssi sudah mengandung selama delapan minggu atau dua bulan. Aktivitas yang sering dilakukan tentu memperbesar kemungkinan hamil, namun faktanya proses pembuahan dan berhasil menjadi janin sudah selama itu. Sekali lagi selamat."
Dokter Kang tersenyum kecil, memaklumi pasangan muda ini yang mungkin terlalu terkejut. Jadi dia segera menuliskan resep obat untuk ditebus.
"Ah iya, Wonwoo-ssi janin anda sudah bernyawa jadi jangan sampai merasa stress karna akan berdampak juga pada bayi anda."
Dokter Kang menyerahkan kertas resep obat pada Wonwoo yang menerimanya dengan kaku.
"Kalau bisa, kurangi juga aktivitas intim kalian. Perbanyak minum air dan makan buah, sekali lagi selamat untuk kalian."
Dan mereka tidak bisa berkata apa-apa selain membungkuk singkat dan segera keluar dari ruangan dan segera pulang.
Tbc.
Bagaimana?
Anak siapa?
Bobo dimana?Monmaap kalo penjelasannya menyimpang dari teori yang seharusnya karna ini teori ala-ala cap jadi hehe
Yaudah silahkan mengira-ngira selanjutnya bagaimana, saya pamit dulu.
Berubung mau puasa, mari kita saling memaafkan agar puasanya lebih apdol.
Sampai jumpa di next chapter.
Happy reading and sorry for typos...-Kimnunas, lagi halangan jadi kemungkinan masih bisa apdet hehe
KAMU SEDANG MEMBACA
AKRASIA | Meanie✔️
أدب الهواةAkrasia (n.) Lack of self-control. The Ancient Greeks had a word, akrasia, to describe the lack of will that prevents us from doing something that we know is good for us. "...yes, i'll obey you daddy." "No, mommy is pretty." ...and that's what i li...