Maka dengan itu, disinilah Wonwoo sekarang. Duduk disofa ruang tamu Mingyu yang sedang pergi mengambil minuman. Sambil menunggu ia mengamati isi tempat tinggal Mingyu. Tidak banyak furniture, hanya perabotan inti seperti meja, sofa, rak sepatu, yah seperti itu. Hanya saja banyak sekali lukisan dan sketch yang dipajang, juga beberapa gambar kerangka bangunan khas seorang arsitektur dan hampir semuanya terdapat tulisan 'Mingyu Kim' di pojok kanan bawah. Bukti bahwa semua karya yang dipajang adalah hasil tangan kidal Mingyu yang kreatif.
"Kau suka anggur?"
Sebuah suara dalam yang sedikit serak mengalihkan atensinya. Oh, dia baru tersadar kalau Mingyu memiliki suara dalam yang sedikit serak dan ia mendapati itu seksi. Belum lagi pemuda itu memakai kemeja hitam polos dengan kancing atas terbuka dua ruas dan juga lengannya yang digulung sampai ke siku.
Fuck.
Bahkan Wonwoo telah memuji betapa gagah dan tampannya Mingyu sejak pertama kali pemuda itu membukakan pintu untuknya.
"Jadi, ada apa kau mengundangku kesini?"
Mingyu menuang cairan merah pekat kedalam masing-masing gelas mereka.
"Aku kesepian disini, maka itu aku memanggilmu. Tenang saja, akan kubayar sesuai tarif yang kau pasang."
Sedangkan Wonwoo tersenyum miring, menerima gelas yang ditawarkan Mingyu.
"Bukankah aku sudah bilang..., Aku menunggu undangan dikamarmu, bukan ruang tamu-mu tuan."
Keduanya menyesap cairan yang terasa panas begitu melewati tenggorokan. Mingyu tersenyum menawan, masih menjaga kewarasannya sebelum benar-benar termakan habis oleh sosok indah didepannya. Entah sengaja ataupun tidak, busana Wonwoo begitu mengundang. Blouse warna gading dan sialnya agak transparan. Mingyu bisa melihat puting coklat mudanya yang menerawang dari dalam.
Wonwoo terkekeh pelan melihat wajah tegang Mingyu. Ia bukannya tidak menyadari kalau Mingyu berkali-kali mencuri pandang kearah dadanya. Malah sangat sadar.
"Aku tau kau menginginkan sesuatu, apakah ini hm?"
Dengan gerakan cepat, Wonwoo menarik kerah kemeja Mingyu. Menjatuhkan satu ciuman telak dibibir tebal Mingyu dengan sedikit lumatan.
"Itu hadiah untukmu, good kisser."
Mingyu tersenyum begitu ciuman mereka terputus. Sebelah tangannya terangkat, menyentuh dagu runcing Wonwoo. Mengusapnya gemas seperti mengusap kucing peliharaan.
"Bolehkah aku menunaikan tugasku?"
"Tugas apa?"
"Menjadi daddy, dominan untukmu, di ranjangku. Mendesahlah, jangan ditahan-tahan."
Senyuman Wonwoo merekah mendengar kalimat Mingyu barusan atau mungkin perintah? Entahlah.
"Berapa harga yang harus aku bayar untuk bercinta denganmu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
AKRASIA | Meanie✔️
Fiksi PenggemarAkrasia (n.) Lack of self-control. The Ancient Greeks had a word, akrasia, to describe the lack of will that prevents us from doing something that we know is good for us. "...yes, i'll obey you daddy." "No, mommy is pretty." ...and that's what i li...