Mingyu menghela napas lega begitu menekan tombol enter di keyboard laptopnya. Akhirnya tugas membuat makalah penelitiannya selesai juga setelah seharian duduk didepan layar yang tiba-tiba menyebalkan. Ia mengusap wajahnya yang lelah. Ia tidak bisa fokus entah kenapa, rasanya ia ingin berteriak."Akhirnya selesai juga, lima menit lagi aku pasti bisa meledak. Tugas sialan." Katanya menunjuk layar kotak didepan wajahnya.
Pasalnya seharian ini ia mengerjakan sisa tugasnya dengan susah payah. Berulang kali ia mengumpati sang dosen tercinta yang bisa-bisanya memberi tugas penelitian sedemikian rupa. Belum lagi bayangan sosok cantik yang terus berputar-putar dikepalanya.
Jeon Wonwoo dengan segala keindahannya menghantui Mingyu. Jalang cantik itu sungguh sialan, memporak-poranda mingyu hingga ke alam bawah sadar. Wajahnya, matanya, pundaknya yang terpampang secara cuma-cuma, dan juga bonus kecupan -ah tidak, lumatan kemarin. Ia masih bisa merasakan betapa lembut dan kenyal bibir merah Wonwoo. Hingga tanpa sadar ia menjilat bibirnya sendiri ditengah lamunan kotornya.
"Sial."
Mingyu mengusak kasar wajahnya, mencoba menghilangkan pikiran kotor yang melibatkan Jeon Wonwoo disana. Tersadar kalau dirinya masih diarea minimarket, segera saja ia bereskan segala perlengkapan tempurnya. Menyesap sisa alkohol kalengan yang tadi ia beli sebelum beranjak pergi.
"Shit, jam tujuh! Berapa lama aku mengerjakan tugas ini."
Ia berjalan cepat sambil sesekali mengomel entah pada siapa. Kaki panjangnya kini berlari kecil menuju gedung apartemennya yang berada didepan. Melihat langit malam yang kini menyuarakan gemuruh dan kilat menandakan sebentar lagi akan turun hujan.
Benar saja, setelah Mingyu memasuki lobby, hujan langsung turun dengan deras.
"Ah..., hampir saja."
••••
Mingyu bersiul riang sambil membuat sesuatu untuk makan malam didapur. Sesekali mengusak rambutnya yang basah karna baru saja mandi. Ia hanya mengenakan celana pendek tanpa atasan, mengabaikan udara dingin air conditioner ditambah hujan deras diluar.
Tersenyum senang begitu masakan seadanya telah selesai, semangkuk mie instan dengan telur juga segelas teh hijau hangat. Ia hampir memakan masakannya sebelum dikejutkah oleh suara bel pintu.
"Sejak kapan aku punya tamu? Seingatku Seungcheol sok tampan itu jarang main kesini."
Maka dengan malas ia beranjak membukakan pintu.
"Siap- Wonwoo?"
Sang tamu yang ternyata Wonwoo tersenyum kikuk. Terlebih Mingyu tidak memakai baju, sialan dada bidang itu sungguh mengganggu. Mingyu melirik tangannya yang membawa keranjang makanan. Dengan kaku ia menyapa tuan rumah.
"Hai, boleh aku main?"
Ditengah lonjakan hatinya yang girang, Mingyu menjaga sikapnya seolah tetap santai. Menggeser tubuh besarnya dan membukakan pintu lebih lebar.
"Pintu ini selalu terbuka untukmu." Jawabnya sambil tersenyum.
••••
"Masakanmu enak juga, aku suka."
Mingyu tersenyum, memasukkan suapan terakhir daging yang dibawakan oleh Wonwoo. Mereka berakhir makan bersama setelah Mingyu mengambil bajunya untuk dipakai. Mereka terlibat dalam makan malam tenang dengan obrolan ringan.
"Terima kasih, harusnya kau tidak perlu repot-repot."
Si cantik tersenyum. "Sesuai janjiku kemarin, aku akan membuatkan sesuatu untukmu. Maaf kalau rasanya aneh, aku tidak pandai memasak."
KAMU SEDANG MEMBACA
AKRASIA | Meanie✔️
FanficAkrasia (n.) Lack of self-control. The Ancient Greeks had a word, akrasia, to describe the lack of will that prevents us from doing something that we know is good for us. "...yes, i'll obey you daddy." "No, mommy is pretty." ...and that's what i li...