Setelah kejadian kemarin, dimana Wonwoo ketahuan bermain gila. Pemuda Kim itu marah. Tiga hari belakangan ini ia tidak menunjukkan eksistensinya. Sudah berkali-kali Wonwoo mencoba menghubunginya lewat telfon namun tidak dijawab. Chat darinya pun sama sekali tidak dibaca.
Dan ini adalah hari ke-empat dimana Mingyu masih tidak menunjukan batang hidungnya. Wonwoo juga mulai bosan mengirimi pesan namun tidak pernah dibalas. Pemuda manis itu melempar ponselnya keranjang. Memilih pergi ke kamar mandi, berendam sebentar mungkin bisa membuat tubuhnya rileks.
Tidak menyadari bahwa ponselnya bergetar diranjang, menampilkan adanya panggilan masuk dengan nama kontak 'KimGyu'.
••••
Wonwoo keluar dari kamar mandi dan dikejutkan oleh Mingyu yang berdiri didepan pintunya.
"Kenapa kau bisa disini?"
Mengabaikan pertanyaan Wonwoo yang terlihat kaget. Mingyu berjalan mendekat, memeluknya secara tiba-tiba. Menghirup wangi aroma terapi dari ceruk leher Wonwoo. Tangan besar Mingyu membawa Wonwoo makin erat dalam pelukannya, mengecup dan menggigit kecil lehernya.
"Mingyu?"
Wonwoo memekik terkejut begitu tubuh rampingnya dihimpit pada dinding. Ia melirik takut-takut. Tatapan menusuk Mingyu membuatnya menciut. Ia seperti kucing yang ketahuan mencuri ikan. Dan kini dihadapkan oleh shepherd yang sedang mengamuk.
"Apa gunanya memabukkan seseorang yang sudah terlena dalam cintamu."
Wonwoo mengerang begitu tangan besar Mingyu masuk kedalam bathrobe dan meremat pinggulnya.
"M-mingyu?"
"Apa gunanya menyiksa seseorang yang sudah merasakan sakit."
Dan bathrobe Wonwoo merosot dari pundaknya, jatuh kelantai dalam satu tarikan tangan Mingyu. Pemuda tinggi itu mengecup leher dan dada Wonwoo, membuat Wonwoo terlena. Ia bahkan lupa akan niatannya untuk bertindak masa bodoh dengan Mingyu.
"Tidak ingin mengatakan sesuatu hm."
"Maaf." Hanya satu kalimat yang mampu Wonwoo ucapkan.
Mingyu menghentikan kegiatannya, membuat jarak dan menatap wajah Wonwoo yang menunduk.
"Tidak cukup sayang."
Wonwoo mendongak. "Kalau begitu hukum aku."
Lalu seringai tampan terbit diwajah Mingyu. Ia melangkah maju, makin menghimpit tubuh langsing Wonwoo. Sang submissive mengusap rahang tegas Mingyu, dan satu ciuman terjadi.
Ciuman yang tergesa dan begitu berantakan. Mingyu seperti melampiaskan semuanya dalam ciuman mereka. Wonwoo tidak masalah, ia membiarkan Mingyu mendominasi seutuhnya. Sampai dimana napas keduanya kian menipis hingga harus melepas tautan mereka.
"Aku rindu padamu."
Wonwoo mendongak, berkata pelan sambil menatap tepat kedalam mata Mingyu.
"Kemana saja kau tiga hari kemarin."
"Aku menata ulang hatiku yang kau pecahkan begitu saja."
Belum sempat Wonwoo menjawab, Mingyu lebih dulu memutar tubuhnya menghadap dinding. Melenguh merasakan kecupan Mingyu dipunggung polosnya. Dan desahannya keluar, Mingyu meremas bongkah lembut Wonwoo yang begitu halus.
"Kau mau hukuman karna sudah melanggar kontrak bukan? Maka nikmati hukumanmu."
"Mphh!"
Wonwoo sedikit terkejut begitu satu jari Mingyu masuk kedalam lubangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKRASIA | Meanie✔️
FanfictionAkrasia (n.) Lack of self-control. The Ancient Greeks had a word, akrasia, to describe the lack of will that prevents us from doing something that we know is good for us. "...yes, i'll obey you daddy." "No, mommy is pretty." ...and that's what i li...