XII

159 1 0
                                    

Ryon sudah tidak bisa bangkit lagi, tubuhnya sudah tidak kuat lagi. Begitu juga dengan Thora, ia berdiri sambil bertumpu dengan tongkatnya.

“Ha ha ha ha! Cukup menyenangkan, kan?” kata Thora sambir nyengir.

“Ya... kau benar… sangat menyenangkan sekali!” kata Ryon dengan nada getir.

“Ha ha ha ha ha…” Thora tertawa sambil berjalan mendekati Ryon yang tersungkur tidak bergerak. Lalu ia mengambil sesuatu dari balik bajunya, lalu memasukkannya ke dalam mulutnya kemudian berjongkok dan memasukkan sesuatu ke mulut Ryon.

“Makanlah…” katanya lalu menguyah hingga habis. Dengan pelan Ryon mengunyah, rasanya cukup enak dan sedikit keras.

“Apa ini?” tanya Ryon setelah selesai mengunyah.

Curelfa adalahpil untuk memulihkan tubuh yang terluka, kelelahan dan keracunan..” jelas Thora, “bagaimana? Sudah merasa lebih baik?”

“Ya…” jawab Ryon. Ia sudah bisa bergerak seraya membalikkan badannya tapi ia belum bisa untuk duduk atau berdiri.

“Oke, kita akan istirahat. Setelah merasa lebih baik, kita melanjutkan latihan!” kata Thora seraya duduk di samping Ryon. Ryon menaikkan kepalanya hingga bisa menatap Thora.

“Apa? Latihan?? Bukan kah dari tadi kita bertarung??” tanya Ryon kaget.

“Ya, ‘latihan bertarung’ he he he…”

“Ta-tapi! Ouch! Awww…..” Spontan Ryon terduduk dan tubuhnya seperti disengat listrik 100 voltar─volt.

“Kalau kau masih lemah, jangan duduk tiba-tiba begitu dong..”

“Aku tidak tahu kalau kita sedang latihan! Apanya yang latihan?! Caramu itu keterlaluan tahu!!! Kau hampir saja membunuhku!!” seru Ryon marah seraya memegang baju Thora dengan kasar, rasa sakit ditubuhnya tidak ia rasakan lagi.

“Tapi efektif kan?” kata Thora tersenyum. Ryon hanya terbengong mendengar perkataan Thora.

“Cih! Apanya yang efektif?!” seru Ryon seraya melepaskan pegangannya dengan kasar, “Hampir saja aku mati! Kenapa kau tidak bilang sejak awal kalau kita latihan?!”

“Itu tidak seru… kau tidak akan mengeluarkan seluruh kemampuanmu entah kau sadari atau tidak..”

“Aku tidak mengerti maksudmu.. bagaimana cara mengetahuinya?”

“Insting, itu yang kumaksud.” kata Thora, “Setiap makhluk memiliki insting untuk mengenal, mempelajari dan merasakan sesuatu. Dengan insting kita bisa mengetahui tanpa kita pelajari sebelumnya. Seperti manusia mengetahui cara berjalan, ikan mengetahui cara berenang, burung mengetahui cara untuk terbang dan yang lainnya. Insting akan berguna disaat diri kita merasa dalam keadaan genting. Mau tidak mau, tersadar atau tidak, kau akan mengeluarkan kekuatan yang belum pernah kau ketahui sebelumnya sebab kau secara instinktif mengetahui kekuatanmu sendiri, dan kau tidak akan berpikir dua kali sebelum berusaha untuk memperoleh kekuatan itu ketika waktunya datang. Jadi, untuk mengeluarkan seluruh kemampuanmu kau harus mengandalkan instingmu!” jelas Thora.

“Dan saat aku melihat cara kau bertarung denganku, kupikir secara insting kau dapat mengetahui cara melawanku. Yah.. walau pun terkadang jurusmu gagal..” tambahnya sambil tersenyum, tapi Ryon merasa Thora mengejeknya.

 “Aku tidak merasa mengetahui cara untuk melawanmu… semua jurusmu belum pernah kulihat sebelumnya….” kata Ryon.

“Ya, aku memang bertarung tidak menggunakan jurus yang biasanya digunakan oleh para elf atau ksatria. Aku menggunakan cara bertarungku sendiri… aku mendapatkannya saat aku berkelana di suatu tempat bagian timur…jauh sekali…”

DragwolfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang