~~~ HAPPY READING ~~~
"Berani sekali kau datang, hah? Masih butuh pekerjaan juga?"
Park Yeongmi, wanita paruh baya itu mendengus kasar melihat gadis di depannya. Tatapan wanita itu, sungguh merendahkan.
"Aku benar-benar minta maaf, Nyonya." Lirih Ji Ahn, terdengar lumayan pelan. Wajahnya yang nampak memelas, sedari tadi hanya menunduk dalam, seakan menghindari tatapan wanita di depannya. "Aku menjalani perawatan di rumah sakit. Tapi sekarang, aku sudah bisa bekerja lagi. Tolong jangan pecat aku."
Satu alis Yeongmi naik seraya menyunggingkan senyum sinisnya. "Selalu mengemis seperti ini, tsk!" Decaknya kasar pula. "Jika bukan karena Yoojung, aku pastikan kakiku sudah akan mendepakmu dari sini, Yoon Ji Ahn! Mangkir dari pekerjaan selama lebih dari 3 minggu, kau pikir ini restoran milik keluargamu?"
"Tolong maafkan aku." Dengan cepat, Ji Ahn menyahut. Tubuh gadis itu mulai bergetar, ketakutan dan gelisah. Tidak, ia tidak boleh dipecat, ia sangat membutuhkan pekerjaan ini. "Aku berjanji, aku tidak akan mengulanginya lagi. Aku juga akan bekerja lebih giat. Kumohon beri aku kesempatan."
"Kesempatan?" Mata Yeongmi memicing. "Baiklah! Tapi hanya sekali. Jika kau membuat kesalahan sekali lagi, maka tidak akan ada kesempatan untukmu, kau mengerti?!"
"Iya, aku mengerti. Aku berjanji tidak akan membuat kesalahan lagi. Aku berjanji."
"Sekarang pergilah bekerja! Ini sudah sangat terlambat." Ucap Yeongmi dengan nada memerintah.
"Ya, Nyonya. Terima kasih banyak."
~~~ *** ~~~
Ji Ahn bernafas lega. Kesempatan, ia mendapatkannya sekali lagi, meskipun tadi Yeongmi memarahinya dengan tidak berperasaan. Tapi, ini juga salahnya. Bagaimanapun, ia bekerja pada seseorang, ia telah mengabaikan pekerjaannya.
Kini, gadis itu telah berganti pakaian, mengenakan seragam yang digunakan oleh pelayan restoran lainnya juga. Tidak lupa, ia juga menyapukan sedikit bedak di wajahnya serta lipstick di bibirnya, suatu hal yang lumayan jarang ia lakukan sebenarnya. Hanya saja, wajahnya benar-benar menunjukkan dirinya yang tengah sakit keras, sangat pucat, mungkin terlihat cukup tidak wajar. Karena itu, ia mencoba menutupinya.
Dengan membawa nampan dan lap di tangannya, Ji Ahn menghampiri salah satu meja di dekat pintu utama restoran. Itu adalah meja yang baru saja ditinggal pergi oleh pelanggan, terlihat lumayan kotor, dan membersihkannya adalah tugas Ji Ahn.
Dengan telaten, Ji Ahn memindahkan piring serta gelas kotor ke nampan yang dibawanya. Lalu, meja berukuran sedang di sana pun juga ia bersihkan, ia lap dengan kain di tangannya.
Ting!
Di tengah kegiatan Ji Ahn, lonceng yang ada di dekat pintu berbunyi. Hal itu menandakan jika ada orang yang masuk. Sontak, Ji Ahn pun menundukkan kepalanya sekilas, memberi hormat serta menyambut orang tersebut. Karena ia tahu, itu adalah pintu untuk pelanggan, otomatis yang masuk pasti pelanggan.
Detik berikutnya, Ji Ahn mendengar tawa beberapa orang, sepertinya mereka terdiri dari para wanita. Namun Ji Ahn tidak memperdulikannya, gadis itu memilih untuk melanjutkan pekerjaannya, tanpa sekedar melihat siapa yang masuk. Ya, tanpa ia ketahui pula jika satu di antara beberapa wanita itu adalah wanita yang langsung terpaku begitu melihat wajahnya.
Nyonya Yoon, wanita itu berdiri tidak jauh dari Ji Ahn setelah melewati pintu masuk. Siang ini ia memang memiliki janji untuk bertemu dan makan bersama teman-temannya dari pengurus yayasan yang ia urus pula. Namun, siapa sangka, baru saja memasuki tempat tujuannya, ia justru disuguhi pemandangan yang bahkan mampu membuatnya terdiam seketika. Meskipun begitu, wanita itu juga mulai bertanya-tanya, seperti, itu Ji Ahn, bukan? Apa yang dilakukan Ji Ahn di restoran itu? Kenapa ia berasa di sana, bukan di rumah sakit?
KAMU SEDANG MEMBACA
In The End...
FanfictionPada akhirnya... Semua yang telah ditakdirkan Tuhan, akan berjalan begitu adanya. Pada akhirnya... Semua yang berasal dari Tuhan, akan kembali padanya. Pada akhirnya... Apa arti dari sebuah penyesalan? Jawabannya adalah... Tidak ada! WARNING!!! SILA...