Part 1-B

5.6K 577 140
                                    

~~~ *** ~~~

"Ya, sebentar lagi aku akan berangkat. Cukup siapkan saja semua materinya, kau mengerti?"

Kaki Ji Ahn berhenti melangkah. Pria itu, pria yang ingin ditemuinya itu baru saja melewatinya. Dan sepertinya... dia akan pergi. Sontak Ji Ahn memutar tubuhnya dengan cepat ketika menyadari hal itu.

"O-Oppa... Heechul Oppa."

Ji Ahn berusaha menggapai pria itu. Untungnya, Heechul, pria itu tidak langsung masuk ke dalam mobilnya, melainkan berhenti sejenak dengan posisi satu tangan membuka pintu mobil.

"Heechul Oppa..." Lagi, Ji Ahn memanggil lagi.

"Ya, kau tidak perlu khawatir. Nanti-"

"Wakil Presdir," Seorang wanita cantik di samping Heechul memotong kalimat pria yang dipanggilnya dengan panggilan wakil presdir itu. Im Hayoung, sekretaris Heechul itu menatap atasannya dengan raut wajah bersalah. "Nona itu," Kemudian ia menunjuk Ji Ahn yang sudah berdiri tidak jauh darinya. "Sepertinya dia ingin berbicara dengan anda."

Heechul mengerutkan dahinya. "Aku akan menghubungimu lagi nanti." Kemudian tangannya bergerak menurunkan ponsel yang sedari tadi menempel di telinganya.

Sesuai dengan apa yang dikatakan sekretarisnya, Heechul menoleh, ke arah yang ditunjuk oleh Hayoung. "Kau!" Selanjutnya, pekikan pria itu yang terdengar, mewakili keterkejutannya. Namun detik berikutnya, kedua bola matanya menajam, menatap gadis tidak bersalah di sana dengan tatapan permusuhan.

"Bi-bisakah kita berbicara? Sebentar saja."

Heechul mendengus kasar. Rasa kesalnya menguar begitu saja. Bahkan, nada bergetar yang keluar dari mulut Ji Ahn tidaklah cukup mampu untuk meruntuhkan rasa kesalnya. "Masuk!"

Ji Ahn mengangguk pelan, seiring dengan apa yang Heechul katakan. Ia kembali melangkah, menuju mobil dengan pintu yang telah terbuka lebar, mobil yang telah dimasuki Heechul. Namun sebelum benar-benar masuk ke dalam mobil pria itu, Ji Ahn menoleh sekilas pada Hayoung, membungkuk kecil serta melemparkan senyumnya.

Di dalam mobil, Heechul telah duduk di ujung kursi panjang di bagian tengah. Dan Ji Ahn, ia pun menjatuhkan pantatnya tidak jauh dari sana. Dan dari arah itu, Ji Ahn dapat melihat dengan jelas posisi Heechul. Ya, pria cantik itu, pria itu duduk dengan anggun, namun terkesan angkuh. Bagaimaan tidak, pandangannya lurus ke depan dengan dagu terangkat, tangannya juga menyilang di dada. Sejenak hal itu membuat Ji Ahn mengerang dalam hati. Tidakkah sekarang ia terlihat seperti seorang... pengemis? Kenapa harus seperti ini? Ia bahkan hanya ingin berusaha agar bisa sembuh dan bertahan hidup lebih lama.

Ji Ahn menghirup nafasnya dalam-dalam, berusaha bersabar pula. Tuhan, ia tahu jika ini tidak akan mudah. Namun sungguh, ia akan benar-benar berusaha.

"Hee-Heechul Oppa..." Cicit Ji Ahn pelan, meskipun sebenarnya merasa takut dan ragu.

"Perbaiki kata-katamu!"

Ji Ahn menyunggingkan senyum getirnya. Ini bahkan belum apa-apa. Ia belum menyampaikan tujuannya menemui pria itu, namun apa? Pria itu sudah melemparkan kalimat sinis padanya. Dan ya, mengenai perbaiki kata, Ji Ahn paham maksud dari kalimat itu. "Ya, Tuan Muda Kim."

"Bagus." Sahut Heechul, masih dengan nada bicara dan raut wajah yang sangat menyebalkan. "Setidaknya itu mencerminkan jika kau pernah bersekolah, meskipun tidak lulus dan berakhir di sebuah bar."

"Haruskah kau membahasnya juga? Berulang kali sudah aku katakana, bukan? Jika aku tidak lulus, itu karena aku tidak memiliki uang, aku tidak seberuntung Kim Dahye yang tertukar dan justru menjadi bagian keluarga kaya meskipun sebenarnya miskin."

In The End...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang