Nyonya Kim mengedarkan pandangannya, ke seluruh penjuru kamar itu, kamar yang sudah tidak berbentuk. Sungguh, pasti baru saja ada badai di sana. Atau... justru pemilik kamar itulah yang baru saja membuat badai itu? Dapat ia lihat berbagai benda yang sudah tidak pada tempatnya, kacau dan berserakan.
Hembusan nafas berat Nyonya Kim terdengar, mengiringi langkahnya yang semakin masuk ke dalam kamar yang sudah sangat berantakan itu. Pandangannya pun juga ia alihkan, pada seorang gadis yang tengah duduk dengan kepala menunduk di sisi ranjang yang mungkin sudah tidak layak disebut ranjang. Melihat gadis itu, sejenak ia merasa iba. Ia tahu, Dahye, gadis yang dibesarkannya itu, pasti saat ini tengah sangat hancur karena keputusannya yang begitu tiba-tiba. Hanya saja, ia bisa apa, ia pun seorang ibu. Ya, layaknya Nyonya Yoon yang rela mendonorkan satu ginjalnya untuk Dahye, ia pun juga rela melakukan ini, demi putrinya.
"Maafkan Eomma."
Mendengar suara di dekatnya, kepala Dahye pun mendongak, hingga kemudian ia dapat menangkap sosok Nyonya Kim yang sudah berdiri tidak jauh darinya, mungkin sekitar 2 meter di depannya. Gadis dengan mata memerah dan wajah yang basah karena air mata itu menatap nanar wanita di depannya, wanita yang telah membesarkannya.
"Eomma tahu, ini pasti sangat menyakitimu. Tapi, Eomma juga ingin melakukan sesuatu untuk putri Eomma, dan hanya ini yang bisa Eomma lakukan untuknya. Semoga kau mengerti dan menerimanya dengan-"
"Apa yang Eomma harapkan dariku?!" Potong Dahye dengan setengah berteriak. Suara gadis itu bahkan terdengar bergetar, pasti hatinya sangat terluka. "Eomma mengusirku dan ingin aku menerimanya begitu saja? Eomma pikir aku apa? Jika pada akhirnya seperti ini, kenapa tidak membuangku dari dulu saja?!"
"Karena Eomma dan seluruh keluarga ini masih memikirkanmu!" Sentak Nyonya Kim. "Kami... tidak ada yang kami ambil darimu, tidak sedikitpun! Kau masih bagian dari keluarga ini. Kau juga masih memiliki seluruh kekayaan yang kami berikan padamu! Tapi Eomma minta satu hal darimu, satu saja..." Nafas wanita itu nampak terengah-engah, karena begitu emosionalnya. "Biarkan posisi tertinggi putri keluarga kami menjadi milik Ji Ahn, biarkan dia memiliki tempat dan haknya, biarkan dia memiliki seluruh apa yang sudah kau nikmati dengan gratis selama ini, itu semua... adalah miliknya."
Kepala Dahye menggeleng pelan. Hatinya sakit luar biasa mendengar setiap kata yang dilontarkan oleh Nyonya Kim. Sungguh, sangat sakit, hingga membuatnya tak kuasa menahan air mata, membuat air mata itu kembali mengalir dengan deras pula.
"Kami merawatmu dengan baik saat kau sakit, Dahye~ya. Kami mencurahkan segalanya untukmu. Bahkan ibumu dengan begitu baiknya mendonorkan organnya padamu." Pada akhirnya, air mata Nyonya Kim pun ikut menetes pula. "Akupun ingin melakukan hal yang sama untuk putriku, tapi... aku tidak bisa. Tidak ada satupun dari aku, suamiku atau Heechul yang bisa mendonorkan sumsum tulang belakang kami untuk Ji Ahn, tidak ada. Tolong sekali ini mengertilah... setidaknya hanya ini yang bisa kami lakukan untuknya."
Mengerti? Tidak! Tidak mau! Teriak Dahye dalam hati.
"Bersiaplah, aku sudah memberitahu ibumu. Besok pagi kalian harus pindah."
Nyonya Kim memutar tubuhnya. Antara tega dan tidak tega sebenarnya. Namun entah, ia tidak ingin memikirkan apapun lagi, karena bahkan, kondisi Ji Ahn saja sudah membuatnya kacau luar biasa.
~~~ *** ~~~
Gereja itu terlihat lengang, cenderung sepi. Hampir semua orang yang mengikuti kebaktian pagi tadi sudah pergi dan melakukan kegiatan masing-masing. Namun, tersisa satu pria di sana, Kim Heechul. Dengan duduk di deretan kursi paling depan, pria itu nampak memandang lurus ke depan, ke arah patung Tuhan-nya. Sejujurnya, ini adalah hal yang sangat jarang ia lakukan. Ya, pergi ke gereja, lalu berdiam diri, Heechul tidak pernah seperti ini sebelumnya. Hanya saja sekarang, ia ingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
In The End...
Hayran KurguPada akhirnya... Semua yang telah ditakdirkan Tuhan, akan berjalan begitu adanya. Pada akhirnya... Semua yang berasal dari Tuhan, akan kembali padanya. Pada akhirnya... Apa arti dari sebuah penyesalan? Jawabannya adalah... Tidak ada! WARNING!!! SILA...