~~~ HAPPY READING ~~~
Ji Ahn melebarkan matanya. Namun, itu hanya berlangsung sejenak, karena setelahnya, gadis itu memilih untuk mengalihkan pandangannya. Satu tangannya meremas seprei di sampingnya. Dan ya, mendadak jantungnya berdetak lebih cepat dari sebelumnya. Harus ia akui pula, sejujurnya ia cukup gemetaran sekarang. Kyuhyun, siapapun pasti tahu jika sekarang pria itu tengah merasa kesal. Oh, ataukah marah?
Ji Ahn menghembuskan nafasnya pelan, nampak ketar-ketar. Kenapa Kyuhyun seperti ini? Apakah pria itu marah karena dirinya yang menyebabkan pria itu dihakimi oleh Tuan serta Nyonya Kim? Lalu membuat segala kekacauan dan keributan terjadi. Ji Ahn berusaha menebak.
"Kenapa kau keluar dari rumah sakit, hah? Siapa yang memberimu izin?!"
Ji Ahn memejamkan matanya sejenak, seiring dengan reaksi alami dari tubuhnya yang merasa terkejut dengan suara Kyuhyun. Pria itu, dia memang melontarkan pertanyaan pada Ji Ahn, namun terdengar hampir berteriak.
"Kau tidak seharusnya keluar dari rumah sakit, Yoon Ji Ahn! Kau seharusnya memikirkan kondisimu!" Kali ini nada suara Kyuhyun naik, pria itu benar-benar berteriak. Marah? Ya, anggaplah begitu. Tidak seharusnya Ji Ahn keluar dari rumah sakit dan mengabaikan kondisinya yang bisa menurun kapan saja, pikir Kyuhyun.
"Tolong jangan berlebihan." Merasa tidak tahan dengan teriakan Kyuhyun, Ji Ahn mendongakkan kepalanya. "Aku yakin Dokter Choi-pun pasti tidak akan keberatan." Ucapnya dengan berusaha setenang mungkin.
"Kau pikir begitu?" Kyuhyun menyunggingkan senyum sinisnya. "Tidak akan ada dokter yang akan mengizinkanmu keluar dari rumah sakit jika mengetahui kondisimu."
"Aku tahu." Lirih Ji Ahn. "Tapi, aku harus kembali bekerja. Mengenai 18 juta won, aku akan mencicilnya setiap bulan."
"18 juta won?" Satu alis Kyuhyun naik. Lalu ketika menyadari kemana arah pembicaraan Ji Ahn, pria itu mengepalkan tangannya. Ya, mendengar perkara yang satu itu, membuat darahnya mendidih dengan cepat. "BERHENTI MEMIKIRKAN MASALAH UANG DAN BIAYA!" Bentakan pria itu lolos tanpa bisa mengendalikannya. "ITU ADALAH TANGGUNG JAWABKU! MESKIPUN AKU TIDAK MENANGANIMU, KAU TETAPLAH TANGGUNG JAWABKU!"
"Tolong jangan marah." Ujar Ji Ahn dengan nada lemahnya. "Aku tidak bermaksud menyinggung perasaanmu."
"Kalau begitu diam dan menurutlah!" Sentak Kyuhyun. Pria itu mengusap wajahnya kasar, terlihat mulai frustasi hanya karena menghadapi kepala batunya seorang Yoon Ji Ahn. "Kau mengerti?"
Ji Ahn menurunkan pandangannya, menatap tangannya yang kini telah bertumpu di pangkuannya. "Entahlah!" Desahnya pelan. "Tapi jika kau tidak keberatan, bisakah kau menolongku?"
Menolong? Dahi Kyuhyun mengerut. Pria itu memicingkan kedua matanya, menatap Ji Ahn penuh curiga. "Katakan!"
"Eum..." Ji Ahn mulai menggerakkan tangannya untuk memilih kain pakaiannya. Dalam diri gadis itu, ia merasa ragu. Hanya saja, ia pun tidak tahu harus seperti apa. "Aku ingin keluar dari rumah ini. Aku merasa tidak nyaman. Terlebih, tadi mereka semua bertengkar karena aku. Sedangkan aku yakin, Nyonya Kim pasti tidak akan mengizinkaku pergi. Jadi, bisakah kau membantuku untuk keluar dari rumah ini, Dokter Cho?"
Kyuhyun memiringkan kepalanya. Ia mendengar seluruh perkataan Ji Ahn, bahkan dengan jelas. Namun entah kenapa, ia justru merasa sedikit bingung.
Ji Ahn kembali mengangkat kepalanya, menatap Kyuhyun dengan penuh pengharapan. "Tolong, kali ini saja. Bantu aku keluar dari rumah ini. Aku.. tidak suka di sini."
Kyuhyun memutar bola matanya. "Baiklah!" Ucap pria itu akhirnya. "Aku akan membantumu keluar dari rumah ini, setelah makan malam nanti. Tapi, kau harus kembali ke rumah sakit."
KAMU SEDANG MEMBACA
In The End...
FanfictionPada akhirnya... Semua yang telah ditakdirkan Tuhan, akan berjalan begitu adanya. Pada akhirnya... Semua yang berasal dari Tuhan, akan kembali padanya. Pada akhirnya... Apa arti dari sebuah penyesalan? Jawabannya adalah... Tidak ada! WARNING!!! SILA...