Riddle T

43 6 10
                                    

T akan mengingatkan kalian pada tradisi kegiatan untuk mengisi salah satu perayaan dunia pada masa lampau.
Perayaan ini awalnya dibuat untuk mengawali trihari peringatan orang-orang yang dianggap kaum beriman oleh sebuah agama besar dunia.
Oleh anak-anak, T dilakukan dengan cara memberi pilihan pada orang yang didatangi; antara 'menjadi korban' atau 'memberi yang diminta.'
Bagi kalian yang dibesarkan dalam warisan lingkungan Eropa dan Amerika,
gampang sekali bukan?

'Menjadi korban' atau 'memberi yang diminta'?

So tricky -- Sarron dan Valenzo merasa tertipu sekaligus sengaja dijebak.

Jeanette beserta orang-orang yang menjadi sasaran balas dendamnya lenyap begitu saja entah ke mana gerangan. Tetangga di lingkungan merekalah yang memberi informasi ini secara tidak langsung sebagai hasil wawancara keduanya.

Hari sudah beranjak malam dengan sang kegelapan yang sudah menguasainya.

Dua pilihan orang bagi Sarron untuk dihubungi -- Chester atau Clayton. Setelah menimbang selama beberapa saat, dia memutuskan sang sahabatnya sendiri.

Tiba-tiba terbersit nama ketiga di benaknya ketika tangan kanannya sudah menggenggam ponsel. Viandra Rivas -- salah seorang klien yang lain. Dia mengenal sosok ini sebagai pemudi yang sangat dewasa, meski masih berusia dua puluhan tahun. Artinya, ya tidak beda jauh dari si kembar Chester dan Cheryl.

"Ada apa, Mr. Cherlone?" tanya Valenzo penasaran dengan gerak gerik Sarron yang tampak jelas sebagai orang yang kebingungan.

"Apa kau sudah tahu jawaban dari Riddle T ini?"

"Itu gampang sekali -- berhubungan dengan Halloween," jawab Valenzo.

Kemudian, sambil menghampiri kertas naskah riddle, dia bertanya mengonfirmasi, "Bolehkah aku mengambilnya dari dinding sebagai barang bukti?"

"Silakan -- soal kertas itu sebagai bukti, terserah kau sajalah. Tetapi, apakah kau menyadari kalau kita ini sudah 'dipermainkan'?"

"Aku masih tidak mengerti maksud Anda dengan 'dipermainkan', Mr. Cherlone?" tanya Valenzo sambil memikirkan cara yang tepat mengambil kertas itu tanpa harus merusak lembaran fisiknya.

"Kupikir, pertemuan kita berdua ini sengaja diatur oleh seseorang yang kita kenal. Bagaimana menurutmu, sobat?"

Sarron kaget sendiri mendapati dirinya bisa sampai mengucapkan kata 'sobat' itu. Baru kali ini dirinya menarik lebih dekat hubungan formal mereka menjadi sahabat.

Untuk sesaat, Valenzo agak kaget. Namun, karena harus melepaskan kertas Riddle T, diusahakannya supaya usaha ini cepat selesai. Sedangkan benak Sarron mendapatkan sebuah pandangan baru -- semua tulisan riddle misterius sebenarnya bukan lagi hal yang penting.

Ada lagi sesuatu yang jauh lebih penting sekarang ini. Semua riddle tersebut sesungguhnya 'tricky' -- tradisi Halloween.

Tanpa diduga Valenzo, Sarron bergegas meninggalkan kompleks rumahnya Jeanette. Tanpa menunggu jawaban dari pertanyaannya barusan.

Spontan Valenzo bergerak menyusul pengacaranya ini. Tak dipedulikannya lagi kertas Riddle T yang sudah separuh terlepas berkat seperangkat pisau kecil yang suka dibawanya ke mana pun dia pergi.

Ternyata, Sarron menuju halte kereta cepat yang menghubungkan Area Malaysia dengan area-area di sekitarnya. Gerakannya yang separuh berlari membuat napas Valenzo terengah-engah kelelahan.

"Anda mau ke mana, Mr. Cherlone?" tanyanya sewaktu mereka menunggu kereta yang datang.

"Aku harus kembali ke Area Singapura, karena di sanalah 'kami' berawal. Tentang 'kami' ini nanti akan kujelaskan di dalam kereta."

Tidak sampai tiga menit berlalu, kereta cepat tujuan Area Singapura sudah tiba di halte. Kereta yang membawa keduanya menuju lokasi awal pertemuan 'lingkaran' penerima teror riddle -- Chester, Cheryl, Sarron, Clayton, dan Eugina.

Lantas, di dalam kereta, Sarron menceritakan semua rentetan kejadian teror satu harian itu sejak penemuan Riddle A dan Riddle B. Mereka sengaja mengambil bagian ruangan gerbong yang nyaris tidak berpenghuni.

Dua puluh menit perjalanan habis oleh kisah nyata yang diceritakan Sarron. Tak lama kemudian, mereka sudah berada di halte Area Singapura.

Kalian tahu apa yang ada di pikiran Sarron?

Tentu saja lokasi pertemuan kelimanya siang tadi. Firasatnya bilang kalau dirinya akan menemukan semacam keberuntungan yang mengejutkan di lokasi tersebut. Namun, belum sempat keduanya melangkah keluar dari halte, sebuah teriakan panggilan dari seorang perempuan menghentikan gerakan mereka.

"Tuan Pengacara Sarron!"

♤♤♤♤♤ ♤♤ ♤♤♤

Aku jadi penasaran sekali dengan rencanamu, Tuan Pengacara Cherlone yang Hebat.
Aku tidak pernah bosan menyodorkan teka-teki kepadamu;
karena yang seringkali yang kusaksikan,
kau hanyalah memakai sekaligus memamerkan popularitas kedok pengacaramu itu untuk menutupi kecerdikanmu yang rendah.

Sekarang, satu-satunya poin yang berhasil kau tangkap pastilah cuma merasa dipermainkan.
Kami memang suka sekali mempermainkan orang dengan teka-teki;
teka-teki bermutu yang sebentar lagi bakalan menyeimbangkan dunia,
teka-teki dari...
The Riddles Conspiracy

The Riddles Conspiracy (2018) ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang