Y akan membuat kalian semakin bijak,
karena di dalamnya terdapat tidak hanya keseimbangan dari dua hal yang tidak selalu bertentangan,
tapi juga perpaduan dari saling melengkapi, saling menggantikan, dan bahkan persatuan dari keduanya.Dua aspek realitas yang sebenarnya berdiri sendiri,
meski masing-masing sebagai bagian dari yang lain
-- sebuah titik kecil di dalam wilayah pasangannya --
namun sangat dipengaruhi oleh aliran siklus alami.Y adalah filosofi kehidupan dunia purba yang (hebatnya) tetap relevan hingga zaman hiper-tekno ini;
berasal dari tradisi bangsa ras terbesar di dunia hingga kini.
Bangsa yang juga penghasil kepercayaan Timur terbanyak sekaligus terkenal di Asia.
Bukankah gampang untuk ditebak?"Jeanette?" teriak Valenzo bertanya dari kejauhan.
"Paman! Tolong lepaskan aku, paman!"
Valenzo segera berlari menghampiri sang keponakan perempuan yang sedang dalam cengkraman dua orang pria dewasa.
"Hei, kalian! Lepaskan keponakanku itu!"
Kedua pria asing berjaket serta berkacamata hitam ini menghentikan langkah mereka membawa pemudi malang ini. Ekspresi mereka tetap tenang. Meskipun melihat kehadiran Valenzo disertai Sarron dan Allison di belakangnya.
"Anda paman dari pemudi yang terlibat komplotan pemberontak ini?" tanya salah satunya dengan datar pada Valenzo.
"Apa yang telah terjadi?" tanya Sarron yang masih terengah-engah, "Kenapa kalian menangkap keponakan dari klienku ini? Kalian pasti tahu 'kan siapa aku?"
"Tentu saja, Mr. Sarron Cherlone. Tapi pemudi ini sudah terbukti menjadi bagian dari komplotan yang akan menghancurkan teknologi dunia tengah malam ini juga."
"Enak saja kalian menuduh," sahut Valenzo geram, yang dijawab langsung oleh salah satu pria itu dengan sodoran kertas berisi naskah Riddle Y.
"Dia telah terbukti akan memasang teka-teki ini di dinding kafe sebelah sana itu," kata pria yang satu lagi menjelaskan, sambil menunjuk lokasi yang dimaksud.
"Itu tempat kami berlima berkumpul tadi siang," kata Sarron merasa miris.
Bersamaan dengan itu, Jeanette spontan membela diri, "Tapi aku tidak--tidak menyadari apa yang kuperbuat setelah bertemu dengan Mr. Gerson. Aku memang mengingat semua kejadian setelah itu, ta-tapi ada yang tidak beres dengan diriku."
"Apa maksudmu dengan orang ini, Jeanette?" tanya Sarron mengonfirmasi dengan menyodorkan foto Clayton pada layar ponselnya.
"Betul -- tepat sekali, Mr. Cherlone," jawab Jeanette sangat meyakinkan.
"Kalau begitu, kuperintahkan kepada kalian sekarang ini juga, lepaskan dia!" perintah Sarron tidak main-main.
"Masalahnya adalah, kami tidak bekerja pada Anda ataupun pada keluarga tersohor Anda, Mr. Cherlone."
"Lalu, untuk siapa kalian beraksi?"
"Maaf sekali, kami tidak akan..."
"Konyol sekali!" hardik Sarron. Kemudian satu tangannya mengeluarkan kertas Riddle B, dan menghempaskannya dengan kasar ke hadapan muka mereka.
"Aku juga korban teror riddle ini! Dan mereka juga!" bentaknya sambil menunjuk Valenzo dan Allison.
"Aku juga korbannya," Jeanette mulai bersaksi, "Tadi pagi aku mendapat Riddle C, lalu siangnya Riddle F sebelum masuk ke Fun Easy Science Area Singa--area ini!"
"Kalian telah bertindak gegabah," Sarron jadi berbalik menasehati kedua pria asing itu, "Para pelakunya berarti beraksi di area ini."
"Hei semua! Aku melihat sesuatu di ujung sana," kata Allison yang rupanya masih sempat mengitari keadaan sekitar dengan sepasang matanya.
Kedua pria asing yang mulai melepaskan Jeanette lebih merasa heran ketimbang tiga orang sisanya di situ.
"Itu sekelompok kecil Agen SEARBI -- pasti telah terjadi sesuatu di sebelah sana."
"Sudah kuduga bukan?" naluri detektif Sarron mulai muncul dengan mengungkap, "Sejak bertemu kalian di sini, aku punya firasat telah terjadi sesuatu yang tidak beres di Area Singapura ini."
"Baiklah, kami akan membantu mereka."
"Eits, tunggu dulu," kata Sarron menahan kepergian mereka, "Kalian belum menjawab pertanyaanku tadi -- untuk siapa kalian beraksi?"
"Seorang asisten Dewan Region Dunia yang bernama Claudius Cleonardo. Sudah seperempat abad dia memprediksi pergerakan untuk menghancurkan sistem teknologi dunia. Karena menurut pendapatnya, dominasi teknologi telah menghasilkan kesenjangan sosial yang tak kasat mata -- bom waktu yang siap meledak kapan saja suatu saat."
♤♤♤ ♤♤♤♤
Bukankah sedari dulu bencana alam itu merupakan salah satu cara alam untuk menyeimbangkan dirinya?
Jadi secara logika, ya ada penjelasan ilmiahnya,
bukan berhubungan dengan agama atau keyakinan tertentu.
Seperti gunung berapi misalnya;
kenampakan alam yang satu itu merupakan bom waktu alam yang siap-siap meletus kapan saja tanpa bisa diprediksi manusia.Semua yang ada dalam kehidupan harus mengikuti alur serta takdirnya;
persatuan, keseimbangan, saling melengkapi, dan saling menggantikan.
Kemajuan teknologi tidak mengenal satu pun dari 'relasi' ini;
yang ada hanyalah persaingan untuk bisa bertahan.
Alhasil, muncullah 'bom waktu sosial' untuk mencari keseimbangannya.
Dan itu akan terjadi tepat pada pergantian hari nanti.
Nantikan saja di
The Riddles Conspiracy
KAMU SEDANG MEMBACA
The Riddles Conspiracy (2018) ✔
Mystery / ThrillerPerkenalkan... tokoh antagonis sekaligus tokoh utama cerita kasus kedua Seri Duo Future Detective... King of Riddle. Siapakah dia sebenarnya? Apa maksudnya dengan menyebarkan serentetan riddle misterius? Apakah dia yang menuliskan itu semua? Apa di...