4

3.6K 439 11
                                    

Yoonji dan Taehyung pulang bertepatan dengan Hoseok yang keluar rumah masih dengan wajah sembab.

"Sudah mau pulang? Aku baru saja membeli banyak cemilan..." Yoonji berusaha terlihat biasa, meskipun ia kasihan melihat Hoseok dan sudah gatal ingin meninju Namjoon.

"T-tugasnya sudah selesai, eonni..." Hoseok merapikan poninya,  berusaha menutupi matanya yang memerah.

"Bajumu belum kering, Hoseokie."

"A-aku akan ambil nanti saja. Eomma.. sudah memintaku pulang karena sudah hampir malam." Hoseok berbohong. Kenyataannya hanya ada para maid, butler, dan sekuriti di rumahnya. Mereka jelas tak akan menyuruh Hoseok pulang cepat.

"Kalau begitu biar ku antar ya?" Taehyung menyahut. Kasihan kalau Hoseok harus pulang sendiri. Yoonji mengangguk setuju, tapi Hoseok menggeleng. "Aku akan naik bus saja..."

"Tidak bisa." Yoonji menahan bahu Hoseok. Bisa ia rasakan bahu gadis itu bergetar. "Taehyung akan mengantarmu, Hoseokie. Kau tunjukkan saja arah jalannya..."

Namjoon menyusul keluar rumah dan melihat Yoonji yang kini memelototinya. Hoseok hanya menundukkan kepala. Tak berani menengok ke arahnya. "Biar aku yang antar Hoseok–"

"Tidak. Ada sesuatu yang ingin kubicarakan denganmu." Yoonji memotong ucapan Namjoon. Nada suaranya berubah dingin.

Hoseok akhirnya setuju untuk diantar oleh Taehyung. Baginya itu akan jauh lebih baik daripada Namjoon yang mengantarnya.

"Aku akan sedikit mengebut. Noona tidak masalah, kan?" Taehyung meminta izin. Takutnya Hoseok tak suka dibawa mengebut. Hoseok mengangguk seraya menerima helm dari Taehyung. "I-iya. Tidak apa-apa." ucap Hoseok kemudian memakai helmnya dan berpegangan pada pinggang Taehyung. Memastikan posisinya aman.

Setelah Taehyung dan Hoseok pergi, Yoonji tanpa aba-aba langsung melempar plastik belanjaannya dan meninju Namjoon hingga terhuyung dan menabrak dinding di belakangnya.

"Kau itu bodoh atau apa hah?!" maki Yoonji. Ia memukuli Namjoon berkali-kali tanpa henti akibat emosinya yang meluap. Para maid yang dari tadi berada di ruangan mereka kini berhamburan keluar. Menyaksikan kedua majikan mereka ribut, tapi tak satupun berani melerai.

"Bisa-bisanya kau berbuat kotor pada Hoseok! Dia itu bukan jalang!!"

Namjoon paham, Yoonji pasti melihat mereka di dapur. Dan itulah penyebab sepupunya itu mengamuk sekarang. Dari awal bertemu, Yoonji langsung menyukai dan menyayangi Hoseok.

Puas menghajar Namjoon, Yoonji masuk ke dalam rumah. Tak peduli dengan adik sepupunya yang berbaring kesakitan di teras. Dia hanya meminta para maid mengambil kantung belanja yang berserakan dan menyimpannya di lemari dapur dan kulkas. Pihak sekuriti rumahnya lalu bantu memapah Namjoon ke kamarnya untuk berbaring dengan benar. Untuk seorang perempuan, tenaga Yoonji cukup besar dan dia tak main-main sewaktu menghajar Namjoon.

"Tolong ambilkan kotak P3K..." salah seorang sekuriti yang memapahnya meminta tolong pada maid yang mengekor di belakang mereka. Tapi belum sempat maid itu keluar kamar, Namjoon menolak dengan kibasan tangan.

"Tidak usah. Aku ingin langsung tidur saja."

"Baik, tuan muda. Kalau begitu kami permisi..." dua sekuriti dan seorang maid itu lantas keluar dari kamar Namjoon dan kembali ke ruangan dan pos jaga masing-masing.

Namjoon berbaring menatap langit-langit kamarnya sambil sesekali meringis menahan sakit di wajah, perut, dan pinggangnya. Tempat dimana Yoonji meninju dan menendangnya tanpa ampun. Dia hanya tertawa miris.

"Kenapa aku bisa sebodoh itu menyerang Hoseok? Salahku yang tergoda, atau salahnya yang terlihat menggoda?" monolognya. Mendadak wajah Hoseok terbayang di pikirannya. Membuatnya mengumpat pelan.

[NamSeok] ✔️- Unexpected LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang