22

2.2K 329 3
                                    

Di rumah Hoseok mereka banyak melakukan permainan bersama tuan dan nyonya Jung. Monopoli, ular tangga, uno, dan lain-lain. Lama-lama pun Jackson dan kakak-beradik Kim tidak kaku lagi ada di rumah itu bersama tuan dan nyonya pemilik rumah. Kedua orang tua Hoseok memperlakukan mereka layaknya teman dan membuat suasana tidak canggung.

"Hukuman terakhir untuk Jackson. Kau kalah!"

"Ayolah imo~ aku sudah kalah empat kali dan sudah makan empat siung bawang putih mentah!"

"No~ sekali kalah tetap kalah. Ini bawang kelimamu, Jackson~" nyonya Jung dengan santainya mengupas satu bawang putih lalu menyuapinya pada Jackson yang hanya bisa pasrah membuka mulutnya.

Semua tertawa melihat ekspresi pemuda Hongkong itu mengunyah bawang putih mentah dan menelannya paksa. Mereka lantas menutup hidung masing-masing ketika Jackson dengan sengaja menghembuskan nafas melalu mulutnya.

"Sudah, sudah..... Sekarang permainannya selesai dan mari kita tidur~"

"Jangan lupa cuci muka tangan kaki dan sikat gigi, terutama Jackson. Kau harus menyikat gigi dan berkumur dengan benar."

"Ne, samchun..."

Begitu semuanya selesai dibereskan, keenam anak muda itu bergegas masuk ke kamar Hoseok sementara kedua orang tuanya ke kamar mereka sendiri setelah memeluk dan mencium pipi mereka berenam bergantian.

"Selamat malam, anak-anak. Mimpi indah~"

Begitu semua sudah masuk kamar. Jackson refleks bertanya pada Hoseok. "Apa orang tuamu terbiasa seperti itu?"

"Seperti itu bagaimana?"

"Menyuruh cuci muka tangan dan kaki, sikat gigi, lalu mencium pipi sebelum tidur."

Hoseok mengangguk. "Eomma dan appa memang tak pernah meninggalkan kebiasaan itu dari aku kecil. Hyungwon dan Sehun juga terbiasa diperlakukan begitu kalau menginap. Rasanya aneh, ya?"

"Tidak. Hanya saja aku tak pernah seperti itu dengan orang tuaku. Makanya aku agak kaget. Dan rasanya menyenangkan..." Jackson tersenyum lembut. Tumbuh besar di keluarga mafia tak pernah membuatnya mendapatkan perlakuan kecil nan manis seperti itu. Dan dia senang diperlakukan layaknya anak kecil sekaligus teman oleh orang tua Hoseok.

"By the way, kenapa kalian bertiga sangat kaku saat pertama masuk?" kali ini ganti Hyungwon yang bertanya.

"Kami sungkan karena kasus Kim Seokjin itu. Secara tidak langsung, orang itu menculik Hoseok noona karena cemburu terhadap Namjoon hyung, kan? Kami pikir orang tua Hoseok noona tidak akan menyukai kehadiran kami..."

Hoseok tersenyum lembut seraya mengusap rambut Taehyung. "Eomma dan appa tak pernah berpikir seperti itu, Taehyungie. Kesalahan murni jatuh pada Seokjin eonni apapun alasannya nekat menculikku. Tidak ada yang harus disalahkan di sini..." ucapnya menenangkan.

"Sekarang kita lebih baik tidur. Sudah pukul dua belas malam lebih..."

Hoseok, Hyungwon, dan Sehun menempati tempat tidur utama Hoseok, sementara tiga orang lainnya tidur di kasur cadangan yang disiapkan oleh tuan Jung tadi.

"Good night~"

.

.

.

.

.

Namjoon terbangun ketika mendengar suara pintu yang dibuka. Ia membuka mata dan melihat Hoseok yang berjalan keluar kamar dengan gelas kosong di tangannya.

[NamSeok] ✔️- Unexpected LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang