9

2.5K 406 25
                                    

Yuhuuu! Apdet lagi doong~ 😊
Sok atuh dibaca 😁

Happy reading~^^
.

Namjoon mengantar Hoseok sampai ke depan rumahnya. Dia menahan pergelangan tangan Hoseok saat gadis itu hendak melepas seatbelt.

"Ada apa lagi, Namjoon-ssi?"

"Besok coba kau ke sekolah dengan seragam yang tak pernah kau pakai itu."

Hoseok mengernyit. "Untuk apa?"

"Kita coba dulu sehari."

"Tidak mau."

Namjoon mencubit pipi Hoseok gemas. Tapi dia menutupi rasa gemas itu dengan wajah datarnya. "Mau sampai kapan kau menyimpan rasa trauma itu? Dan mau sampai kapan kau rela jadi korban bully?"

Hoseok diam. Namjoon yang melihatnya hanya bisa menghela nafas. "Begini saja. Besok, kau ke sekolah dengan penampilanmu yang seperti biasa. Tapi kau bawa seragam lamamu juga. Oke?"

Hoseok perlahan mengangguk meskipun sebenarnya dia enggan. Tapi Namjoon itu kan keras kepala. Kalau tidak cepat-cepat dituruti, dia akan terus mendesak Hoseok. "Baiklah..."

Tanpa Hoseok duga, Namjoon melepas kacamatanya dan meletakkannya di atas dashboard. Hoseok mengerjap bingung. "Kenapa kau lepas kacamataku?"

"Sebentar saja..."

Namjoon memajukan tubuhnya mendekati Hoseok yang langsung mundur membentur kaca jendela mobil. "Ma-mau apa?"

Tanpa bicara apapun, Namjoon menyibak poni Hoseok dan membuat wajah gadis itu terlihat jelas. Matanya yang bening, hidung bangir, serta bibirnya yang berbentuk hati itu sukses menarik seluruh atensi Namjoon pada gadis itu. Dengan gerakan cepat, Namjoon berhasil mencuri satu ciuman. Ia tekan bibirnya pada bibir gadis itu dan mulai melumatnya.

Hoseok terkejut, tapi tangannya tak bergerak memberikan perlawanan. Ia hanya menggenggam tali tasnya erat merasakan pergerakan bibir Namjoon di atas bibirnya.

Dalam ciuman itu, mata mereka saling memandang satu sama lain sebelum akhirnya menutup. Tangan Namjoon yang tadi mengenggam pergelangan tangan Hoseok beralih menyetuh pipi gadis itu dan menjalar hingga ke tengkuknya. Menekannya lembut bermaksud ingin semakin memperdalam ciuman mereka.

Namjoon nyaris kehilangan kendali diri seandainya ia tidak mengingat masa lalu yang Hoseok ceritakan tadi. Segera saja ia melepas ciuman itu kemudian menatap Hoseok yang terengah dan berusaha bernafas dengan normal. Ia usap bibir Hoseok yang basah dan sedikit membengkak akibat lumatannya itu.

"Maaf..."

"Kenapa... kau menciumku? Yang waktu di taman itu juga kau menciumku, Namjoon-ssi."

Namjoon menatap mata Hoseok yang agak berair. Ah, dia pasti sudah membuat gadis itu ketakutan lagi. Namjoon kembali duduk di belakang kemudi lalu mengacak rambutnya frustasi. Ia pun keluar dari mobilnya kemudian membukakan pintu untuk Hoseok turun.

Tak ada kata-kata yang keluar. Mereka berdua diam, sibuk dengan pikirannya masing-masing. Namjoon menangkup pipi Hoseok, sedikit membungkuk agar bisa melihat wajah Hoseok dengan jelas. Tatapan matanya tajam, tapk tak sedingin biasanya.

"Maaf. Tapi aku sulit untuk mengendalikan diri saat bersamamu seperti ini..."

"Ke-kenapa?"

Namjoon mengangkat bahu. "Aku juga tidak tahu." ujarnya sebelum menarik Hoseok ke dalam pelukannya. Bermaksud memberikan rasa nyaman pada gadis itu. "Sekali lagi, maafkan aku. Kau bersedia, kan?"

Hoseok mengangguk dalam pelukan Namjoon. Saat di salam mobil tadi dia memang terkejut dan sempat waswas. Tapi pelukan Namjoon ini entah bagaimana berhasil membuatnya tenang. Setelah beberapa saat, Namjoon melepaskan pelukannya dan kembali menuju ke mobilnya. "Aku pulang dulu..."

[NamSeok] ✔️- Unexpected LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang