"Assalamu'alaikum," sapa Rima masuk ke kediaman Kapten Djvier.
"Wa'alaikumsalam." DI dalam tampak sedang berkumpul Amierra, Dania dan Ibu Dania, putri dari Dania dan juga Aisyah. Rima tersenyum ke arah mereka dan menyalami mereka semua begitu juga dengan Hulya.
"Bagaimana keadaan Umi?" tanya Rima.
"Umi sudah merasa lebih baik," jawab Amierra. "Akbar tidak datang?"
"Mas Akbar lembur bekerja, katanya ada kasus besar yang harus dia tangani," jawab Rima membuat Amierra mengangguk.
"Suamimu bekerja keras, seharusnya kamu jangan boros dengan terus berbelanja kebutuhan kamu sampai lupa kalau suamimu masih harus membiayai orangtuanya juga neneknya," sindir Ibunda dari Djavier alias Neneknya Akbar.
"Maaf Nek, tetapi masalah itu mas Akbar yang mengurus," jawab Rima.
"Jangan mencari alasan, sudah jelas sekarang jatah ke Nenek berkurang karena kamu boros! Padahal Nenek ini seorang janda," jawabnya.
"Ma, sudahlah," seru Amierra.
"Jangan begitu Mierra, kamu itu terlalu memanjakan menantumu yang tidak tau diri ini.Suaminya bekerja keras, dia hanya bisa menghamburkan uang suaminya saja."
"Ma, sudah dong Ma." kali ini Dania yang menegur membuat Nenek mendengus kesal.
"Sayang, sudah jangan di dengar. Makan dulu gih ajak Hulya untuk makan juga," seru Amierra.
"Emm iya Umi," jawab Rima berlalu pergi menuju dapur.
Neneknya Akbar memang kurang menyukai dan menyetujui hubungan Akbar dengan Rima. Karena masalalu Rima, walau Amierra dan Djavier tidak mempermasalahkan itu.
©©©
Akbar bersama beberapa rekannya telah mengepung tempat penjualan dan pengiriman ilegal para wanita ke Luar Negeri. Di sana penuh oleh para penjaga dari WNI bahkan WNA. Akbar sengaja mengerahkan cukup banyak anak buahnya untuk menyerbu tempat itu dan ia ingin semuanya selesai di malam ini.
Sesuai rencana mereka tidak akan begitu saja melakukan penyerangan, itu untuk mencegah beberapa orang dari mereka kabur, karena Akbar sebagai Kapten ingin menyisir segalanya tanpa sisa.
Mereka mulai melakukan penyerangan dalam keadaan senyap dan tanpa ricuh dengan suara tembakan. Akbar berjalan menyusuri dermaga daerah belakang dan menikam beberapa penjaga dengan keahlian sabuk hitamnya tanpa suara dan membuat mereka langsung tak sadarkan diri. Akbar dengan dua orang anggotanya terus maju menyisir segala bagian dan beberapa kapal yang terdapat di dermaga itu.
Langkah mereka terhenti saat melihat beberapa musuh dan itu jumlahnya cukup banyak dari sebelumnya. Mereka sibuk memasukkan mobil pengangkut ke dalam kapal. Dan Akbar yakin di dalam kotak besar atau box besar itu para tawanan di sekap. Akbar segera memberika isyarat dengan tangannya pada kedua anggotanya untuk menyerang dari arah yang berbeda.
Setelah mendapat aba-aba dari Akbar merekapun mulai menyerang. Terjadilah baku hantam di sana, dengan keberadaan Akbar dan anggotanya telah di ketahui para musuh. Mau tak mau mereka langsung menyergap musuh dan mengeluarkan senjatanya untuk mencegah musuh kabur. Akbar masih melawan banyak sekali musuh dengan keahlian bela dirinya.
Setelah cukup lama terjadi baku hantam dan perang peluru, anggota team Akbar berhasil membekuk para penjahat. Kini beberapa anggota dari mereka menahan para musuh dan membawanya ke mobil truk polisi, dan beberapa lagi membantu Akbar membuka pintu box besar berisi para tawanan.
Akbar menembak gembok hingga terbuka, ia segera menarik rantai yang membelit pintu dan mnearik pintunya hingga ia dapat melihat 20 orang wanita tengah duduk lemah dan menangis di dalam sana.
"Kami dari kepolisian, sekarang kalian bebas. Cepat keluarlah!" perintah Akbar membuat para gadis itu bersorak senang dan ada beberapa yang mengucapkan syukur. Mereka segera berhamburan keluar dari dalam box itu.
"Ah!"
"Hati-hati!" seru Akbar menahan kedua pundak seorang wanita yang hampir terjatuh di depannya. Wanita itu menoleh ke arah Akbar dan tatapan Akbar melebar sempurna melihatnya.
"Kanaya?"
"Mas Akbar!" gadis itu pun membelalak lebar menatap sosok Akbar di depannya.
©©©
TBC...
Slow Update yah guys
31-12-2018
Selamat Tahun Baru 2019 :D
KAMU SEDANG MEMBACA
Jangan Duakan Aku, Mas!
SpiritualRima harus menanggung beban cukup berat di kala dirinya tengah mengandung. Dimana suaminya yang mulai mengkhianati pernikahan mereka dan berencana untuk menikah lagi. Apakah Rima sanggup mempertahankan pernikahannya atau memilih menyerah?