Artandara 1 - Broken

17K 1.2K 59
                                    

Artandara 1 - Broken

***

Dara berlari meninggalkan apartemen Artan. Bagaimana ia harus bertahan dalam hubungan yang sepihak?

Walaupun Artan sudah mengucapkan beberapa janji hingga membuat Dara bosan, tapi hari ini semua sudah terbukti.

Dara sudah terlalu lama menahan rasa cemburu. Cemburu karena Artan berdekatan dengan Monica, sepupunya sendiri.

Berbagai alasan Artan gunakan kalau Monica hanya meminta bantuan, tapi bagaimana Dara bisa percaya kalau tiap saat Artan lebih mementingkan Monica dibanding dirinya.

"Dara, tunggu!" Artan mengejar kekasihnya.

Dara seakan menulikan pendengarannya, demi apapun Dara tidak mau lagi menjalani hubungan dengan pria itu. Pria itu tidak pernah memprioritaskan dirinya.

Artan terus berlari, mengejar Dara. Tidak sulit baginya menyamai langkah lari Dara. Tentu saja Artan bisa mengejarnya.

"Aku bilang tunggu!" cekal Artan pada Dara. Pria itu sukses mengejar Dara dan menarik tangannya. Rasanya gemas sekali melihat kekasihnya marah seperti ini.

"Lepasin gue! Urusin aja Monica. Toh, dia lebih penting dari gue, kan?"

"Kamu kenapa, sih, Sayang?" Artan tidak suka jika Dara membentak dirinya.

"Kamu masih tanya, aku kenapa? Kamu kalau punya otak dipake, dikit. Jangan disembunyiin di dengkul."

"Kamu kok kasar gini sama aku?"

"Kenapa? Kamu nggak suka? Baguslah kalau kamu nggak suka, jadi nggak masalah kan kalau kita putus?" tanya Dara. Tentu saja Artan tidak suka.

Putus bagaimana maksudnya?

"Kamu sakit?" Artan memegang kening Dara, meyakinkan apakah kekasihnya sakit atau tidak, sehingga membuat Dara bicara tidak masuk akal.

"Aku nggak kenapa-kenapa, awas!"

"Terus barusan kamu ngomong apa?"

"Aku bilang, aku mau kita putus. Aku udah nggak mau ngejalanin hubungan kita lagi. Semuanya percuma!" Dara mulai berteriak. Gadis itu ingin sekali meluapkan segala perasaan dan kekesalannya pada Artan. Rasanya sesak jika harus memendam semuanya. Sendirian.

Dara tidak perduli jika teriakkanya membuat Dara menjadi pusat perhatian seluruh orang yang melewatinya. Yang terpenting, dia bisa terlepas dari Artan.

"Aku butuh alasan kenapa kamu mau putus," ujar Artan.

"Kamu nggak pernah serius sama aku," jawabnya.

"Nggak serius gimana? Aku serius sama kamu. Aku sayang sama kamu. Kamu tau itu  kan?"

"Persetan! Apa yang kamu omongin barusan bohong. Kamu bilang sayang sama aku, serius sama aku, tapi faktanya kamu terus mementingkan Monica daripada aku."

"Sayang, kamu kan tau kalau Monica itu sepupu aku," ujarnya.

"Yah... Ya... Aku tau. selalu alasan itu yang kamu pakai. Monica sepupu aku. Monica dari kecil mainnya cuma sama aku. Monica lebih nyaman sama aku. Dan lainnya lagi kamu selalu punya alasam. Semua yang kamu bilang itu bullshit tau nggak?"

Dara meluapkan segala amarahnya. Sudah cukup dia menjadi gadis manis di depan Artan. Dara juga punya perasaan yang harus ia hargai dan jaga. Artan punya hak apa untuk menyakitinya?

"Tapi kamu pacar aku. Seharusnya kamu paham apa yang aku lakuin."

"Aku nggak pernah paham sama kamu. Terlalu sulit memahami kamu, dan kamu selalu membiarkan aku menerka semua yang terjadi dalam hubungan kita. Sama sekali tidak mau memberikan penjelasan."

"Kamu bilang cinta sama aku. Kamu bilang sayang sama aku. Tapi nyatanya, setiap kita punya janji kamu selalu batalin, dengan alasan mau nemenin Monica. Kalau cuma sekali duakali, aku bisa aja nerima. Tapi ini selalu, Artan? Apa kamu sadar? Aku rasa kamu lebih sering menghabiskan waktu bersama Monica dibandingkan aku," lanjutnya.

Dara sudah tidak sanggup lagi kalau harus menajalani hubungan ini. Sudah cukup ditinya terluka dan tersakiti merasakan hubungan yang tersiksa pada Artan.

"Apapun itu, semuanya udah jelas. Aku mau kita tetap putus," jelasnya. Dara ingin hubungan inu berakhir.

"Kamu yakin bisa putus sama aku? Aku punya seribu cara untuk terus menarik kamu untuk tetap di sisiku," balas Artan.

"Kamu selalu egois. Lebih mementingkan perasaan pribada dibandingkan perasaan orang lain. Kenapa kamu nggak pacaran aja sama Monica? Toh dia lebih penting?" ujarnya.

"Sialan kamu, Dara! Bagaimana bisa aku pacaran sama sepupuku sendiri. Jika aku sudah memiliki pacar."

"Silakan kamu pacaran sama Monica, sekarang aku bukan pacar kamu. Hubungan ini sudah benar-benar berakhir. Tanpa ada harapan untuk bersatu dan memperbaikinya kembali," katanya.

"Nggak bisa sepihak seperti itu. Kalau kamu mau kita putus, ya silakan. Tapi sampai kapan pun hubungan ini tetap berjalan, terserah kamu mau bilang apa, tapi sampai kapan pun hubungan ini tetap ada."

"Aku nggak mau!"

"Status kamu tetap pacarku, kalau pun status kamu berubah itu hanya berubah dari pacarku menjadi calon istriku," sahutnya lagi. Mengabaikan perkataan Dara.

"Kamu terus mengikatku, tanpa tau betapa sesak dan sakit yang sudah kamu kasih untuk aku. Kamu seakan-akan tidak mau kehilangan aku, dan juga Monica. Apa kamu tidak bisa hidup dengan hanya satu wanita saja, hah? Kamu bisa cari wanita lain yang bisa kamu duakan, tigakan, atau empatkan, tapi bukan aku," kata Dara.

Bohong jika Dara tidak sakit mengatakan semua itu, walaupun Dara meminta putus, tapi dalam hatinya, dia masih mencintai Artan. Namun, rasa sakit dan kecewanya lebih besar dibanding rasa cintanya.

"Aku cuma mau kamu."

"Aku udah capek, Artan. Aku mau kita putus!"

"Tapi-"

Dara meninggalkan Artan begitu saja. Lelaki itu tidak pernah suka setiap kata 'putus' yang keluar dari bibir cantik kekasihnya itu. Hanya karena kesalahan sesaat yang dilakukan oleh Artan, Dara nekad meminta putus padanya.

Tentu saja Artan tidak terima. Lelaki itu punya banyak cara untuk menarik kembali Dara ke dalam pelukannya. Selamanya.

***

Hayuuukkk cungg tangannya siapa yang udah nungguin? Absen duluu sini sinii :p

Muehehehehe.... Udah berapa lama nungguin ini? Yaaak, akhirnya aku memutuskan untuk melanjutkan cerita ini :"))

Semoga kalian suka yaa sama cerita ini.. Hehehee

Maaf sekali blm bs balas komentar kalian , tapi aku selalu baca kok..

Dari kebanyakkan Komentar, kayanya kalian lebih banyak minta lanjut yaaa? Karena sering di php-in yaa wkwkwk maaf sekali..

awalnya aku iseng aja bkin cerita ini, ternyata masih ada yang suka hehehe :))

Doakan bisa teteuuuup lanjut yaaah ;*)

-elaabdullaah-

Artandara (MPH #1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang