Artandara 11 - Bercandanya Nggak Lucu!

9K 618 75
                                    

Artandara 11 - Bercandanya Nggak Lucu!

***

"Yah, Bun, kok ada Artan di sini?" tanya Dara terheran. Wajah Bundanya yang menunjukkan rasa gelisah, dan wajah Ayahnya yang menunjukan amarah dan kecewa. Ada apa ini?"

"Sebaiknya kamu menikah sama Artan. Ayah sama Bunda sudah tau seberapa jauh hubungan kalian."

TIDAKKKKK. ADA APA INI?

***

"Ayah ngomong apaan sih?"

"Kamu jangan sembunyiin semuanya dari Ayah dan Bunda."

"Ih, apaan? Apa yang harus disembunyiin?" Dara masih tidak paham. Apalagi yang dilakukan Artan? Kenapa Ayahnya malah meminta dirinya untuk menikah dengan Artan.

"Sayang, Bunda tau. Kalau kalian pengen nikah ya jangan gini juga. Dari awal Bunda sama Ayah udah setuju dengan hubungan kalian, apalagi kalau kalian mau nikah, tapi caranya jangan gini." Kali ini Lani mulai berbicara.

"Ayah sama Bunda kenapa sih? Kalian semua kan tau kalau kita berdua udah nggak ada hubungan. Lah ini malah disuruh nikah," elak Dara. Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa orangtua Ardi dan Lani tiba-tiba memaksanya menikah dengan Artan. Memangnya apa yang telah dilakukan Dara?

"Kamu ini! Kalau udah ngebet nikah ya jangan kayak gini juga, Nak," ujar Ardi, ayah Dara. "Kalau terjadi yang iya-iya gimana? Mau ditaruh di mana muka Ayah?" lanjutnya lagi.

"Ayah ngomong apa, sih? Dara nggak ngelakuin hal yang aneh. Dara masih sehat, aman, tenteram, nggak ada masalah, Yah." Dara masih tampak bingung.

Pasti ada kesalahpahaman di sini. Dara harus meluruskan semuanya.

Lagipula, kenapa ada Artan di sini? Mau apa pria ini? Jangan-jangan dia yang membuat kesalahpahaman ini terjadi.

"Lagian kenapa ada kamu di sini? Urusan kita udah selesai," kata Dara sambil menoleh ke arah pria yang sudah merusak perasaannya.

Artan berdehem, sengaja untuk memperbaiki posisinya. "Om Ardi, maaf untuk mengganggu waktunya. Saya ke sini untuk bertanggung jawab terhadap kehamilan Dara."

WHAT THE... APA YANG ARTAN KATAKAN BARUSAN?

"Kamu dengar sendiri kan? Semuanya udah jelas," kata Ardi.

"Apanya yang jelas, Ayah? Kalian semua salah dalam menilai setiap perkataan Artan. Masa kalian lebih percaya sama Artan diibandingkan dengan Dara?" protes Dara. Jelas saja ia marah, bagaimana bisa Artan mengatakan hal yang tidak masuk akal? Dirinya hamil? Sejak kapan dia dan Artan ena-ena dan bisa hamil?

Benar-benar tidak masuk akal.

"Kita percaya sama Artan karena ada bukti," jawab Ardi.

"Bukti apa?" tanya Dara.

Dengan tegas Ardi menunjukkan beberapa lembar foto yang ada di meja kepada Dara. Gadis itu masih saja tidak paham. "Ini! Kamu lihat siapa yang ada di foto itu!" perintah Ardi.

Ardi tidak pernah masalah dengan hubungan Artan dan Dara. Sama halnya dengan Lani, Ardi pun setuju dengan hubungan mereka berdua. Jika mereka mau merencanakan pernikahan pun tidak apa. Tapi bukan seperti ini yang harus mereka lakukan.

Dara melihat foto yang ditunjukkan oleh ayahnya. Terlihat jelas di dalam foto itu ada Dara dan Artan yang sedang tidur di ranjang yang sama. Dara ingat sekali, posisi foto ini diambil saat Artan membawanya ke villa. Tapi Dara bisa menjamin, tidak terjadi apa-apa di dalam foto itu. Mereka hanya tidur di dalam ranjang yang sama, tidak melakukan apa-apa, dan semua itu terjadi tanpa sengaja atau ... disengaja oleh Artan sendiri? Benar-benar drama!

"Yah, foto ini nggak seperti yang kalian pikirkan," tegas Dara. Jelas saja Dara tidak terima merasa dihakimi seperti ini hanya dengan melihat foto yang bahkan mereka tidak tahu apa yang terjadi di dalam foto itu.

"Foto itu sudah jelas apa yang kalian lakukan di villa." Lani mulai bicara. Mau sampai kapan Dara akan mengelaknya?

"Ayah, pria ini bohong. Dara nggak pernah tidur sama dia."

"Di dalam foto itu jelas kalian berada di ranjang yang sama!"

"Tapi kita berdua tidak melakukan apa-apa. Hanya tidur. Itu saja Dara tidak tahu kenapa ada foto seperti itu. Ayah lihat foto ini, kita berdua masih memakai pakaian lengkap!" protes Dara.

Kenapa bisa kesalahpahaman ini terjadi?

"Maaf, Om, Tante, apapun yang terjadi di dalam foto ini, Saya siap untuk bertanggung jawab." Artan mulai bicara. Jangan sampai apa yang telah ia rencanakan bisa gagal.

"Diam kamu!" sentak Dara.

"Ayah nggak mau tahu, apapun yang terjadi, kalian melakukannya atau tidak, sebelum semuanya semakin luas, kalian tetap harus menikah!" titah Ardi.

Bukan Ardi tidak sayang pada Dara, tapi dia tidak mau jika ada hal yang lebih parah lagi dibandingkan foto yang ada. Ardi tahu, mungkin saja mereka memang tidak melakukan apa-apa, tapi siapa yang bisa menjamin jika di lain waktu mereka benar-benar melakukan hal yang melanggar norma?

Mendengar perintah Ardi barusan membuat Artan tersenyum menang, rencana nya berhasil membuat Dara menjadi miliknya. Sementara Dara, dia sudah lemas, bagaimana ini bisa terjadi? Dengan susah payah dirinya menjauhi Artan, lalu sekarang dia harus menikah dengan mantannya itu?

TBC

***

Akhirnyaaaa... Alhamdulillaah..

tau ngga siii? aku jadi makin semangat lanjutin cerita ini hehehe

maaf yaa belum balas komentar kalian, aku usahain aku balas, satu-satu dulu yaaa :") aku kayanya udah lama buangetttt yaa ngga update hihihi

habis ini mau ngetik lagi kelanjutannyaa, pasti udah nunggu kaaan?

hayooo, siapa yang bisa nebak kelanjutannyaa? silakan komen :p

ditungguuu yaaa:p


salam kecuuuup :*

-elaabdullaah-


Artandara (MPH #1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang