Artandara 12 - Bocah Aneh!

4.8K 468 62
                                    

Artandara 12 - Bocah Aneh!

***

"Ayah nggak mau tahu, apapun yang terjadi, kalian melakukannya atau tidak, sebelum semuanya semakin luas, kalian tetap harus menikah!" titah Ardi.

Bukan Ardi tidak sayang pada Dara, tapi dia tidak mau jika ada hal yang lebih parah lagi dibandingkan foto yang ada. Ardi tahu, mungkin saja mereka memang tidak melakukan apa-apa, tapi siapa yang bisa menjamin jika di lain waktu mereka benar-benar melakukan hal yang melanggar norma?

Mendengar perintah Ardi barusan membuat Artan tersenyum menang, rencana nya berhasil membuat Dara menjadi miliknya. Sementara Dara, dia sudah lemas, bagaimana ini bisa terjadi? Dengan susah payah dirinya menjauhi Artan, lalu sekarang dia harus menikah dengan mantannya itu?

***

Sejak tadi Dara masih memikirkan cara bagaimana bisa lepas dari jebakan Artan? Dara tidak akan mau bila harus menikah dengan Artan. Bagaimana bisa Dara mengulang kesalahan yang sama? Dikecewakan dengan orang yang sama? Tentu saja tidak.

"Kalau saja dulu Artan tidak mengabaikan ku, jelas saja aku bahagia bisa menikah dengannya. Tapi tidak dengan situasi kita yang seperti ini. Oh, Tuhan. Apalagi ini?"

Kepala boleh keras, tapi otak tetap harus encer. Tapi kenapa Dara tidak bisa berpikir dalam masalahnya kali ini? Artan sudah menggunakan senjata jitunya dengan mengadu pada ayah dan bundanya. Jelas saja sudah dapat lampu hijau.

"Lagian ayah sama bunda kenapa percaya aja sih sama Artan? Kita nggak pernah melakukan apapun, kalau mau bukti tes kehamilan juga bisa dibukti-" ucapan Dara terhenti. Kenapa nggak kepikiran dari tadi? Dara bisa melakukan tes kehamilan, jelas saja hasilnya akan negatif, karena memang Dara dan Artan tidak melakukan hal apapun. Hanya situasi mereka yang berada dalam satu ranjang, dan Artan mengabadikan momen tersebut untuk mengancam Dara.

Dara mengambil ponselnya, sepertinya dia punya rencana untuk melawan Artan kembal
Sebaiknya dia harus membuat janji dengan Artan, ada banyak hal yang harus mereka bicarakan. Tentang masa lalu dan masa depan mereka.

Sebenarnya, Dara sudah lelah dalam menanggapi semuanya. Fase melupakan Artan sudah hampir ja capai, tapi kenapa Artan harus menjebaknya agar tetap di sampingnya? Padahal sebelumnya, Artan sempat mengabaikannya karena Monica.

Dara tidak mau apa yang akan mereka jalani sekarang adalah obsesi semata, bukan karena cinta.

Aku mau ketemu kamu sekarang. Kita ketemu di Bunny Coffee Shop sekarang.

Ada rasa sedikit takut dalam mengetikkan pesan untuk Artan barusan. Semoga saja kali ini Dara bisa benar-benar lepas dari jebakkan Artan.

Dara bergegas bersiap menuju tempat yang dijanjikan, mulai hari ini Artan tidak akan bisa mengancamnya kembali, karena sesungguhnya mereka memang tidak melakukan apa-apa yang membuat Dara hamil. Hanya saja, Setan mengabadikan momen mereka 'tertidur bersama' dan mengarang cerita. Sial, pikir Dara.

Memang seharusnya hubungan ini berakhir, tidak ada alasan untuk mempertahankannya, jika rasa kecewa yang didapat.

***

Dara masih duduk gelisah di salah satu sudut kafe. Artan sudah mengiyakan ajakan Dara, tapi kenapa anak itu belum saja datang?

Dara sudah hampir bosan menunggu, awas saja, kalau sampai setengah jam lagi Artan tidak datang, maka Dara akan langsung berbicara kepada kedua orangtuanya.

"Maaf, lama, Sayang." Sebuah suara menggema di telinga Dara, sontak Dara menoleh. Ya, benar. Itu suara Artan. Dia tadi panggil apa?

Sayang?

Sayang?

Sayang?

Apakah benar Setan menyayanginya? Atau hanya obsesi semata?

"Aku harap kamu melupakan panggilan 'Sayang' yang kamu tujukan untukku." Dara mulai protes dengan ucapan Artan. Sedikit berharap sebenarnya, tapi takut kecewa.

Setan mengernyitkan dahinya, seharus Dara mulai terbiasa dengan panggilan itu, karena setelah menikah, Artan akan tetap memanggil Dara dengan panggilan 'Sayang'. Atau sebenarnya, Dara ingin dipanggil yang lain?

"Kamu nggak senang dipanggil 'Sayang'?" tanya Artan. Kini mereka sudah duduk berhadapan. Setan menatap lekat manik mata Dara. Dia tidak pernah secinta ini dan ingin sekali memiliki Dara. Perasaan ini terus meningkat, bahkan sekalipun Dara mengabaikannya.

"Cukup nama saja," jawab Dara.

"Itu tidak romantis. Apalagi sebentar lagi kita akan menikah," ujar Artan.

"Dalam mimpi. Atas dasar alasan apa kita akan menikah? Kita tidak pernah melakukan apa-apa, Artan. Kamu jangan mengarang cerita," bantah Dara. Butuh waktu cukup lama melupakan Artan dan segala kenangan, kalau Artan terus mengganggunya seperti ini, bagaimana perasaan kecewa itu akan hilang?

"Tapi sayangnya, orangtuamu sudah percaya dengan cerita yang kukarang. Toh, sekarang mereka memberikan lampu hijau untuk aku menikahimu," balas Artan. Tentu saja pria itu tidak pernah mau kalah dengan segala sanggahan Dara. Apapun akan ia lakukan agar Dara kembali menjadi miliknya.

"Kita bisa tes kehamilan. Aku yakin, bahwa hasilnya pasti negatif. Jadi, aku sama sekali tidak hamil, dan tidak melakukan apa-apa denganmu," kata Dara yakin. "Lagipula jika ingin menikah dalam keadaan hamil pun tidak bisa, kita tetap harus menunggu 'anak yang kukandung' ini lahir, itu pun jika aku terbukti hamil. Iya, kan?" lanjut Dara. Ia akan memegang kunci dari akhir cerita yang Artan karang.

Dalam hati Artan mengumpat, bagaimana ia tidak bisa memikirkan ini? Kalau seperti ini Dara tidak bisa menjadi miliknya.

Menunggu anak yang dikandung oleh Dara itu lahir? Mana mungkin!

Artan harus memutar otaknya lagi, jangan sampai rencana dia gagal untuk memiliki Dara. Bahkan, ibunda Artan sangat bahagia begitu tahu Artan dan Dara akan menikah.

***

TBC

Haiiii 🤣🤣

Siap-siap ditimpuk nih aku, gara-gara udah lama buangettt nggak update yaa?

Jangan-jangan udah ada yang lupa dan bosen nunggu cerita ini? Wkwkw sampe udah tumbuh sarang laba-laba ni akun 😁😁

Maaf, yaaaa..
Hiatusku lama banget, udh hampir 2 tahun lebih yaaa? Hehehe 😀
Pas banget aku memang sibuk, ada bbrp hal yang harus aku selesaikan 😎

Doakan saja, bisa terus update yaaa..

Hahaha.. Sini sini merapat bagi yang rindu ArtanDara 😅😅

Ayoo komen dengan komentar terbaikmu 😋😋

Salam manis kecup hangat.

elaabdullaah

Artandara (MPH #1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang