Artandara 7 - Aku Benci Semua Ini!

9.4K 676 44
                                    

Artandara 7 - Aku Benci Semua Ini!

***

"Sialan!" cerca Dara.

"Sekarang kamu masuk ke kamar. Nggak ada alasan buat bantah semuanya. Aku sudab cukup sabar untuk berbaik hati sama kamu. Tapi tetap saja kamu tidak pernah paham seberapa keras aku ingin kembali."

"Kamu sama sekali tidak mencintaiku, Artan!"

"Lalu apa?!!"

"Kamu hanya terobsesi sama aku. Bukan mencintaiku."

***

Seberapa kuat Dara ingin menjauh dari Artan, tetap saja Artan tidak perduli. Mana mau pria itu melepaskan gadis yang dicintainya hingga mati. Artan sungguh tergila-gila pada Dara. Artan sama sekali tidak mendengarkan apapun yang dikatakan Dara.

Dan untuk kali ini, Artan tidak akan melewatkan kesempatan yang tidak akan datang dua kali. Kali ini Artan bisa memastikan bahwa Dara tidak akan menjauh lagi darinya.

Artan sangat puas memporak-porandakan emosi Dara barusan.

Dara tidak pernah tau bila makanan dan minuman yang diberikan oleh Artan berisi obat tidur. Kali ini Artan memang sudah benar-benar menjebaknya.

Dara menahan nyeri kepala yang menyerang. Ada yang aneh dalam diri Dara. Dara tidak bisa bergerak bebas, seperti ada yang menahannya. Dara mengernyit, berusaha membuka matanya. Dara membuka matanya dengan malas, namun betapa terkejutnya Dara saat melihat di mana ia berada.

Ada hal yang lebih mengejutkan bagi Dara, bagaimana bisa sekarang ada tangan yang melingkari perutnya? Tangan siapa ini? Banyak dugaan dalam diri Dara. Apakah Dara telah melakukan kesalahan kali ini?

Artan. Hanya itu yang terpikirkan oleh Dara, dan sudah jelas dalang semua kejadian hari ini.

Dara mencoba menyingkirkan tangan yang melingkarinya, namun si empunya tangan sepertinya enggan melepaskan pelukkannya.

"Kamu mau ke mana?" panggilnya. Dara segera menoleh. Kenapa dia bisa terjebak dalam situasi seperti ini? Kalau seperti ini bagaimana Dara bisa lepas dari Artan?

"Lepasin!"

"Aku tanya... Kamu mau ke mana?" Artan mengulangi pertanyaannya kembali, pasalnya Dara tidak mau menjawab.

"Apa yang udah kamu lakuin sama aku? Sekarang kamu puas bisa ngelakuin ini, hah? Apa mau kamu?!!" Dara tersulut emosinya.

Rencananya bersenang-senang dengan temannya kini hancur. Hanya karena Artan yang membawanya pergi.

"Aku bisa jelasin semua ini, Dar." Artan mulai bersuara.

"Kamu mau jelasin apa lagi? Kamu bawa aku ke villa kamu, kamu ngasih sesuatu di makanan aku, kan? Terus kamu jebak aku seperti ini. Kenapa kamu ngelakuin ini sama aku?" Tangisan Dara pecah. Ia tahu, memang tidak terjadi apa-apa antara dirinya dan Artan. Tentu saja Dara masih suci. Itu bisa dipastikan. Dia masih memakai pakaian lengkap dan sama seperti awal dia datang ke villa ini. Tapi, yang Dara benci adalah, kenapa dia bisa satu ranjang dan berada dalam pelukan Artan? Dara sungguh membencinya.

"Aku cuma mau kamu. Aku cuma butuh kamu. Itu aja. Tapi kamu malah mau mengakhiri semua ini," ujar Artan.

Dara membuang pandangannya. Apakah Artan masih bermimpi? Apakah dia tidak sadar dengan apa yang dia katakan? Dengan gampangnya dia mengatakan seperti itu tanpa merasakan apa yang Dara rasakan.

"Stop, Artan! Sudahi semuanya. Biarkan aku hidup sendiri, tanpa kamu. Hubungan yang pernah kita jalani bukanlah hubungan yang baik. Setelah ini, kamu bebas meletakkan Monica sebagai prioritasmu. Sepuas hati, tanpa ada aku di hubungan kalian," jelas Dara. Bagaimana ia sanggup mengatakan semuanya? Dalam hatinya, Dara memang masih mencintai Artan, tapi sikap Artan padanya dan Monica-lah yang membuat Dara berpikir dua kali untuk melanjutkan hubungan mereka kembali.

Dara pergi mrninggalkan Artan, bagaimana pun Dara harus bebas saat ini. Kasihan Syifa bila harus mencari Dara.

Namun, Dara tersadar sesuatu, pintu kamar yang saat ini mereka tempati tidak bisa dibuka. Jelas pelakunya Artan.

"Buka pintunya sekarang," perintah Dara.

Sementara Artan hanya bisa tersenyum sinis, sudah pernah ia katakan bahwa Dara tidak akan pernah lepas dari hubungan mereka.

Artan berdiri mendekati Dara, "Kamu ingin membuka pintu itu lagi, kan? Kalau iya, maka tetap-lah kamu di sini," ucap Artan.

"Kamu gila! Aku ke sini bareng teman-temanku, aku sudah tidak kembali ke villa kamu, semua itu karena kamu! Kamu yang mengurungku di sini! Bagaimana bisa aku bertahan di sini? Jangan gila kamu!" caci Dara. Memang pria di depannya ini sulit dimengerti.

"Aku memang gila! Aku gila karena kamu. Hanya kamu," balas Artan dengan muka sedikit frustasi. Bagaimana ia bisa kembali bersama Dara? Jika Dara saja sudah menolaknya.

***

Haiii.. Masih kangen kah? Hehhe..
Lama bangeeeet yaaa. Hahhayy

Maaf nii sebelumnya, kemarin itu aku kepencet publish, makanya kalian nggak bisa buka partnya.. Karena memang blm saatnya dipublish..

Jadi ini part full nyaa..
Maaf buat kalian yg sblmnya udh baca part kemarin :)

Semoga sukaaa:") jangan lupa vote dan comment nyaa yaa!
Besok aku lanjut, inshaAllah..
Setelah ini.... Kalian pengen ada adegan apa nieeeeh?

Salam manis,

-elaabdullaah-

Artandara (MPH #1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang