Artandara 13 - Tante Finda

3.2K 328 22
                                    

Artandara 13 - Tante Dinda

***

"Tapi sayangnya, orangtuamu sudah percaya dengan cerita yang kukarang. Toh, sekarang mereka memberikan lampu hijau untuk aku menikahimu," balas Artan. Tentu saja pria itu tidak pernah mau kalah dengan segala sanggahan Dara. Apapun akan ia lakukan agar Dara kembali menjadi miliknya.

"Kita bisa tes kehamilan. Aku yakin, bahwa hasilnya pasti negatif. Jadi, aku sama sekali tidak hamil, dan tidak melakukan apa-apa denganmu," kata Dara yakin. "Lagipula jika ingin menikah dalam keadaan hamil pun tidak bisa, kita tetap harus menunggu 'anak yang kukandung' ini lahir, itu pun jika aku terbukti hamil. Iya, kan?" lanjut Dara. Ia akan memegang kunci dari akhir cerita yang Artan karang.

Dalam hati Artan mengumpat, bagaimana ia tidak bisa memikirkan ini? Kalau seperti ini Dara tidak bisa menjadi miliknya.

Menunggu anak yang dikandung oleh Dara itu lahir? Mana mungkin!

Artan harus memutar otaknya lagi, jangan sampai rencana dia gagal untuk memiliki Dara. Bahkan, ibunda Artan sangat bahagia begitu tahu Artan dan Dara akan menikah.

***

Saat ini Dara sedang dilanda bingung. Bagaimana bisa ia menyelesaikan masalahnya dengan Artan? Dara dengan jelas sudah menolak Artan, bahkan menawarkan untuk tes kehamilan.

"Tante senang kalau kamu akhirnya menikah dengan Artan, dari dulu Tante pengin banget kamu jadi menantu Tante," ujar Tante Finda saat bersama Dara. Tanpa diduga, Tante Finda -mamanya Artan- ingin bertemu dengan Dara. Tentu saja Dara tidak bisa menolak, pasalnya dulu saat Dara dan Artan masih menjalin hubungan, Tante Finda sungguh baik. Sering sekali membela Dara jika sedang berhadapan dengan sikap kekanakkannya Artan.

"Tante, maaf sebelumnya, tapi semua yang telah terjadi adalah salah paham," ujar Dara hati-hati takut menyakiti perasaan Tante Finda.

"Maksud kamu apa, Dara?"

"Selama ini apa yang terjadi hingga tercetus pernikahan antara Dara dan Artan, hanya salah paham. Tante tau kan kalau Dara sudah putus dengan Artan?" kata Dara menjelaskan. Dirinya sudah bersiap menjawab segala pertanyaan yang diajukan oleh Tante Finda.

"Tante sangat berharap kalau kamu menikah dengan Artan, Sayang," rayu Tante Finda. Wanita itu menggenggam jemari Dara, membuat seakan Dara merasakan betapa besar harapan Tante Finda pada Dara.

"Tante, maaf. Semua hanyalah skenario Artan. Artan sengaja berbohong agar bisa menikah dengan Dara, Tan. Artan yang bikin cerita kalau kami berdua tidur bersama, padahal kenyataannya tidak, Tan. Sehingga Artan punya alasan untuk menikahi Dara dengan dalih ingin bertanggung jawab apa yang dilakukan Artan," jelas Dara. Semoga saja Tante Finda mau memahami maksud perkataan Dara. Dara bahkan hampir stress mengingat betapa jahatnya Artan. Dia rela berbohong demi mencapai tujuannya.

"Tapi foto itu? Kalau pun kalian tidak tidur bersama, tapi di dalam foto itu kalian berada dalam satu ranjang," protes Tante Finda seakan tidak terima jika Dara tidak menikah dengan anaknya, Artan.

"Hanya salah paham, Tan. Dara bahkan siap untuk tes kehamilan, dan Dara bisa buktikan bahwa Dara sedang tidak mengandung anak Artan," bela Dara.

Sialan Artan! Gara-gara dia semua orang beranggapan bahwa Dara sedang hamil. Padahal disentuh saja Dara tidak merasa.

"Tante mohon, Sayang, semuanya bisa dibicarakan baik-baik, berakhirnya hubungan kalian kan belum tentu menjadi alasan kalian untuk tidak menikah, padahal foto itu sudah membuktikan bahwa kalian tidur bersama," ujar Tante Finda.

Sifat keras kepala Artan sepertinya menurun dari sifat mamanya. Terlihat jelas bagaimana Tante Finda begitu keras mempertahankan keyakinannya.

"Dara nggak bisa, Tan. Hubungan kita nggak ada masa depannya."

Dara pun sama, menurutnya belum ada alasan untuk bisa memaafkan Artan. Jelas-jelas sudah ada Monica, sepupunya. Artan urusi saja Monica yang sejak dulu menjadi prioritasnya.

"Kalau kamu nggak hamil, dan semua perbuatan ini direncanakan oleh Artan, seharusnya kamu juga bisa paham kalau Artan melakukannya karena ingin mempertahankan hubungan kalian. Tante mohon. Kembalilah sama Artan." Masih saja tetap keras kepala. Mempertahankan hubungan yang jelas sudah kandas.

"Maaf. Maaf sekali. Sejujurnya Dara masih merasa sakit atas sikap Artan selama mereka berpacaran. Artan sudah berulang kali mengabaikan dan membatalkan janjinya hanya untuk Monica. Saat itu Dara masih bisa sabar karena Monica adalah sepupu Artan, mungkin mereka berdua butuh waktu bersama sebagai keluarga. Tapi jika diperhatikan lebih lanjut, Artan lebih banyak menghabiskan waktu bersama Monica dibandingkan Dara, Tan." Akhirnya Dara dipaksa mengingat setiap kenangannya bersama Artan.

"Tante bisa jamin kalau mereka berdua hanya sepupu. Mereka memang sudah dekat sejak kecil, hanya sebagai sepupu, Dara. Tidak lebih. Monica itu anak tunggal di keluarganya. Dari kecil hanya Artan yang menemani Monica bermain. Jadi, wajar saja kalau Monica bersikap manja pada Artan. Monica pun sudah tahu kalau kamu pasarnya Artan. Tante bisa bertanggung jawab kalau Monica benar-benar menganggap Artan hanya sebagai sepupunya, bukan sebagai pria yang dicintainya," jelas Tante Finda.

Tampak jelas sekali Dara menimbang perkataan Tante Finda. "Darimana Tante bisaa yakin?" tanya Dara penasaran. Jelas saja selama ini yang dia lihat adalah Artan dan Monica sangat dekat, mana mungkin hubungan diantara mereka berdua hanya sepupu. Bisa saja salah satu atau kedua daru mereka memendam perasaan cinta, kan?

"Karena Monica sudah punya pacar, bahkan sedang mempersiapkan acara pertunangannya,Dl" jelas Tante Finda. Dara menatap tak percaya, apakah benar? Atau ini hanya alasan saja supaya Dara kembali pada Artan.

"Tapi Artan nggak pernah bilang sama Dara kalau Monica punya pacar," celetuk Dara.

"Mungkin Monica ingin merahasiakan semuanya dulu sampai acara pertunangannya mereka ditetapkan tanggalnya. Pacarnya Monica sedang berada di luar negeri. Makanya, Monica selalu meminta bantuan Artan saat sedang mengurusi persiapan pertunangannya."

Jadi, selama ini Dara salah paham pada Artan dan Monica? Apakah perkataan Tante Finda bisa dipercaya?

Dara ingin sekali percaya perkataan Tante Dinda, tapi masih terasa sulit. Hatinya sakit dan sesak saat melihat kekasihnya lebih peduli pada wanita lain.

Dara takut kecewa jika masih berharap. Tapi, mana mungkin Tante Finda berbohong. Jadi, haruskah Dara percaya?

TBC

Yaaaa maap ya, maap banget update nya lama. Mohon doanya aja untuk kebaikan bersama. Jangan lupa jaga kesehatannya ya. Jangan sampai sakit. Terima kasih semuanya yang mau nunggu cerita ini.

-ela-

Artandara (MPH #1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang