Artandara 4 - Journey

12.8K 956 36
                                    

Artandara 4 - Journey

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Artandara 4 - Journey

***

Andai aku bisa mencintaimu tanpa perlu banyak kekhawatiran.

Dara tidak bisa tenang dalam perjalanannya. Sungguh, wanita itu takut bila memang Artan akan mengejarnya sampai vila.

Seharusnya Lani tidak usah memberitahu Artan bila Dara sedang berlibur.

"Dar, kok diem aja sih?" panggil Syifa, sahabat baiknya. Mereka berdua sudah berada dalam perjalanan menuju villa. Dara berhasil lepas dari Artan, dan memilih untuk berangkat menggunakan bis dengan teman sekelasnya.

Pemandangan alam yang mereka lewati seakan tidak menggunggah semangat Dara. Wanita itu masih memikirkan Artan. Bahkan teman sekelasnya sedang bernyanyi bersama pun, Dara tidak ikut bersama.

"E-eh? Nggak pa-pa, kok, heheh," balas Dara. seakan-akan tidak terjadi apa-apa.

Tapi Syifa tidak bodoh, duduk di samping Dara sekaligus menjadi sahabat Dara, tentu saja tidak akan tertipu. Dara sering menyimpan masalahnya sendiri.

"Jangan bohong. Cerita aja kalau mau cerita," kata Syifa.

"Aku cuma mau liburan. Udah itu aja. Tapi Artan malah ikutan."

"Hah? Artan?! Dia ikut? Di mana?" tanya Syifa bertubi-tubi.

Tentu saja Syifa terkejut, dirinya tau bila Dara sudah tidak memiliki hubungan lagi dengan Artan. Tapi kenapa pria itu malah ikut liburan? Tapi, daritadi Syifa tidak melihat keberadaan Artan.

"Tadi dia datang ke kampus. Bunda aku yang bilang kalau kita mau pergi ke villa, pas banget kalau Artan punya villa juga di dekat kita sewa villa untuk acara ini. Sumpah ya, demi apapun, kalau kayak gini, lebih baik tadi aku nggak usah ikut aja," jelas Dara.

Ada rasa penyesalan dalam dirinya. Tapi, semua sudah terlanjur terjadi. Mau bagaimana lagi?

"Udah, lah, Dar. Toh, kalian juga udah putus. Jadi Artan juga nggak punya hak apapun sama kamu. Kamu jangan khawatir lagi, ya." Syifa berusaha menenangkan Dara.

***

Sepanjang perjalanan menuju villa, memang ada rasa khawatir yang dirasakan Dara. Dia tidak mau jika harus bertemu dengan Artan nanti, Dara tau bagaimana keras kepalanya Artan.

Artan belum bisa menerima status hubungan mereka yang sudah berakhir, pria itu selalu saja masih menganggap bahwa Dara adalah kekasihnya, ditambah lagi mendapatkan dukungan dari Lani.

Dara meletakkan barang bawaannya di lantai. Mereka baru saja sampai di villa dan membagi kamar yang akan mereka tempati. Seperti biasa, Dara akan selalu satu kamar dengan Syifa.

Syifa yang hendak menyusun barangnya dan membersihkan kamar, tiba-tiba terkejut dengan aksi Dara yang hendak keluar kamar.

"Mau ke mana, Dar?" tanya Syifa.

"Aku bosan, mau keliling villa dulu. Kalau kamu mau nyusun baju dan ngerjain yang lainnya, duluan aja."

"Apa kamu nggak istirahat dulu aja? Kamu nggak capek habis perjalanan ke villa?" tanya Syifa.

"Nggak, deh. Kayanya sayang banget kalau ngelewatin pemandangan di sini. Bagus banget. Cuma bentar aja, kok. Nanti langsung balik ke villa," ujar Dara. Wanita itu sudah siap dengan jaket cardigannya.

"Hati-hati," ucap Syifa yang dibalas anggukan oleh Dara.

Mungkin, memang Dara butuh waktu untuk berwisata alam, hanya untuk menjernihkan pikirannya. Ada banyak hal yang ingin ia bagikan pada alam.

Dara keluar dari villa, dan mulai berkelilimg ke halaman belakang. Katanya di halaman belakang ada taman bunga dan sedikit area permainan. Setidaknya, Dara bisa bernostalgia.

Betapa senangnya Dara saat benar-benar menemukan hal yang dicarinya. Mata Dara dimanjakkan dengan berbagai macam bunga di kebun belakang, tidak hanya bunga saja, namun juga ada kebun sayuran. Benar-benar jiwanya bersatu dengan alam.

Di dekat taman bunga dan kebun sayuran terdapat ayunan. Dara pikir, tidak ada salahnya bila dirinya sedikit bersantai. Bermain ayunan sembari menikmati pemandangan yang ada.

Dara lelah jika dirinya harus bertemu terus dengan Artan. Padahal, dirinya sedang belajar melupakan pria itu. Jika boleh jujur, sebenarnya Dara masih mencintai Artan. Tapi, wanita mana yang rela melihat kekasihnya lebih memilih wanita lain untuk diperhatikan, walaupun itu sepupunya. Bukannya Dara egois, tapi Dara hanya ingin menjaga hatinya saja untuk tidak terus disakiti. Lagipula, Artan harus belajar memilih siapa yang harus diprioritaskan. Bukan hanya sekali atau duakali Artan memilih Monica, tapi sudah terlalu sering. Hal itu yang membuat Dara merasa jengah. Monica selali saja hadir dalam hidup mereka.

"Kamu nunggu aku?" Lamunan Dara terganggu oleh suara pria di belakangnya. Suara yang tidak asing.

Sontak, Dara menoleh. Memastikan bahwa Dara tidak salah duga.

"A-Artan?!" teriaknya. Ternyata benar apa yang diucapkan Artan tadi, dia memang menyusul Dara.

"Iya, Sayang."

"Kamu ngapain ke sini? Aku udah bilang jangan ikuti aku terus, kita udah pu-"

"Stop! Aku nggak mau dengar kata itu lagi dari kamu, ya. Lagipula, sudah jelas apa yang kamu dengar sebelumnya, aku ke sini karena permintaan Tante Lani," jelas Artan.

"Kamu benar-benar keras kepala. Masih tidak bisa melupakan aku, heh?" ejek Dara.

"Tidak akan pernah."

Dara turun dari ayunan, ingin kembali ke villa nya, berlama dengan Artan membuat dirinya sakit jiwa. Menyebalkan.

"Mau ke mana?!!" cegah Artan. Jelas saja Dara menarik tangannya yang dicekal oleh mantan pacarnya.

"Kembali ke villa. Lepas!"

"Villa? Villa yang mana? Kamu bakalan tinggal di villa-ku."

"Najis! sampai kapan pun aku nggak akan mau!"

"Ingat, Sayang. Aku bisa lakuin apa aja di sini sama kamu, termasuk menikahi kamu saat ini juga."

TBC

maaf sekaliiii lama update, padahal rencana mau tadi malam abis nugas. Tapi, ternyata yg aku ketik malah hilang sebagian :'))

Maaf yaaa..

Semoga kalian nggak kecewa sama part ini hihihi
Kayanya bakalan lama update deeeeh :"(
So sorry beb

-ela-

Artandara (MPH #1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang