Artandara 5 - Villa Artan

11.5K 886 69
                                    

Artandara 5 - Villa Artan

***

Selamat malam semuaaaaaaaah. Maaf sekali kayaknya aku udah lama buangett gak update cerita :') bismillaah ya kita mulai..

Kalian nunggu cerita ini update sejak kapan?
Jam berapa nih kalian baca cerita ini?
Apa harapan kalian sama cerita ini?
Wkwkwkke

Kalian nunggu cerita ini update sejak kapan?Jam berapa nih kalian baca cerita ini?Apa harapan kalian sama cerita ini?Wkwkwkke

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Artan dengan paksa membawa Dara masuk ke dalam villanya. Segala usaha sudah dilakukan oleh Dara agar bisa lepas dari mantan kekasihnyaa itu. Tapi percuma saja, semuanya sia-sia.

"Tan, demi apapun, kita udah gak ada hubungan apa-apa lagi, jadi buat kamu ngelakuin semua ini, huh?!" kesal Dara. Segala usaha yang dia lakukan sepertinya sia-sia.

Artan seakan menutup telinganya, berpura-pura tidak mendengar apa yang gadis itu celotehkan. Artan hanya menginginkan bagaimana memiliki Dara seutuhnya, seakan enggan untuk kehilangan gadis itu.

"Jangan terlalu percaya diri!" ucap Artan, sembari memaksa Dara masuk ke dalam villanya.

Setelah memastikan Dara tidak akan kabur, Artan segera mengunci villanya. Artan tidak akan melakukan apapun, dia hanya ingin bersama gadisnya, berduaan. Itu saja.

Hanya ingin menyadarkan Dara saja betapa Artan ingin selalu bersamanya.

"Kamu mau apa, sih? Aku muak dengan semua ini. Segala paksaan, segala keegoisan, dan segala tindakan kamu yang sesuka hati. Aku ini perempuan, bukan boneka yang bisa kamu mainin kapan aja!" teriak Dara.

"Kapan aku mainin kamu? Kapan?!!" balas Artan tidak terima. Sejak mereka berhubungan, baik dulu, bahkan sekarang, dengan status yang berbeda, mereka sudah sering adu mulut seperti ini.

"Dulu dan sekarang." Dara bersuara.

Artan mengerutkan dahinya. Kapan dirinya berniat memainkan Dara. Bahkan perasaan yang dia punya sekarang tulus pada gafis itu. "Kapan?" tanyanya lagi.

"Saat kamu bersama Monica. Aku rasa itu cukup menjadi alasan kamu mempermainkan hubungan kita," jawab Dara. Dia ingat betul, selama ini seperti apa rasanya diabaikan.

Inilah risiko Dara bila berpacaran drngan Artan, pria yang selalu berbaik hati pada wanita, terutama sepupunya, Monica.

"Ya Tuhan, Dara! Harus berapa kali aku bilang. Dia hanya sebatas sepupu. Kalau pun aku terlalu perhatian sama dia, sampai bikin kamu cemburu. Aku minta maaf. Kamu harus percaya, kalau cuma kamu yang aku cinta. Kumohon," pinta Artan. Dara bisa melihat bagaimana usaha Artan untuk kembali berhubungan dengannya. Tapi, hati Dara sudah terlanjur kecewa.

"Sudahlah, percuma. Aku mau balik ke villaku," jawab Dara sambil berjalan melewati Artan menuju pintu.

Tentu, tidak akan segamlang itu bisa lepas dari Artan, yang notabene nya sangat terobsesi pada Dara.

"Lepas! Mau apalagi?!"

"Aku mau kamu."

"Percuma...," lirihnya.

"Nggak, ini nggak percuma. Kamu harus tetap di sini, karena itu yang aku mau. Apapun yang kamu lakuin sekarang, kamj nggak akan bisa keluar dari sini," jawab Artan.

"Apa kamu nggak pernah mikir? Gimana kalau teman-temanku pada nyariin aku? Aku harus balik ke villa sekarang," ujar Dara sambil berusaha melepaskan cekalan tangan Artan. Rasanya seperti lem. Artan terlalu kuat memgekangnya.

"Nggak. Sekarang kamu ikut aku!" Artan menarik Dara menuju kamarnya. Pikiran Dara sudah terlalu negatif dengan apa yang akan Artan lakukan padanya.

Sekuat tenaga Dara menahan Artan agar tidak membawanya masuk. Membayangkan apa yang ada di dalam saja Dara tidak sanggup, apalagi dia harus masuk dan berada di dalam, bersama Artan pula. Sungguh, Dara tidak meginginkannya.

"Masuk ke dalam!" perintah Artan sambil memaksa Dara masuk ke dalam. Dara berusaha menahan dorongan dari Artan, Dara tidak ingin berada di dalam ruangan yang sama.

"Nggak. Please, aku mau balik," pinta Dara.

"Semuanya udah terlambat. Seharusnya kamu tau apa yang aku mau. Dari dulu aku mau kamu, dari dulu aku memang terobsesi sama kamu. Sampai kapan pun, kamu nggak akan pernah lepas dari aku. Sekalipun kamu cemburu sama Monica."

"Ini yang aku maksud betapa egoisnya kamu. Selalu dibawah kendali obsesi yang tidak ada ujungnya. Bahkan tak segan membuat orang lain menderita. Kamu selalu leluasa bersama Monica, tanpa harus memikirkan bagaimana perasaanku. Tapi apa sebaliknya? Kamu terlalu berkuasa, Tan. Bahkan aku tidak pernah punya kesempatan untuk berbuat yang sama seperti kamu!" Dara mengucapkan segala kekesalannya. Demi apapun, gadis itu ingin segera keluar.

"Kamu! Seperti kamu keras kepala sekali!"

"Kamu yang keras kepala!! Bertingkah egois. Aku udah milih keputusan yang benar untuk mengakhiri hubungan ini. Sekarang kamu bebas mau berbuat apapun sama Monica. Sudah tidak ada lagi aku yang harus cenburu sebagai seorang pacar!!" jelas Dara.

Gadis itu tidak pernah tau bahwa apa yang diucapkannya barusan bisa membuat Artan marah. Artan tidak pernah suka bila Dara berteriak padanya.

"Jadi kamu sekarang bisa berteriak ya?" tanya Artan, namun ada sorot mata tajam yang mengelilingi tatapannya.

"I-iya!!" jawab Dara lantang tapi terdengar jelas bila dirinya sudah mulai takut.

"Alangkah lebih baiknya mulut kamu itu digunakan untuk menciumku," ujar Artan, pria itu perlahan maju menuju Dara.

Dara yang merasa situasinya sedang tidak aman pun perlahan mundur, jangan sampai Artan macam-macam padanya.

"Kamu mau apa?!!" tanya Dara cepat sebelum Artan melakukan hal di luar batasnya.

"Harusnya kamu dengar apa yang aku katakan tadi. Mulut kamu terlalu manis untuk berteriak. Bagaimana kalau digunakkan untuk menciumku. Rasanya aku sudah tidak sabar ingin menyesapinya," kata Artan tanpa rasa malu.

Sejak saat itu Dara yakin, hidupnya sudah tidak aman lagi bila berhubungan dengan Artan.

TBC

Yaaaayyy!!! Selamat malam hehehhee
Udah mau hampir tengah malam yaa?

Yaaa, kuberharap semoga update an ini bisa menemani malam minggu kalian..

Maaf sekalii kalau aku telat buanget yaa update nyaa..

Udah deh, nggak mau janji janji lagii ..
Pokoknyaa doakan yang terbaik yaaa..

Hayoooo apa tanggapan kalian di part ini?
hiya hiya hiya hiyaaaa ~~~

-elaabdullaah-
❤💙💚💛💜

Artandara (MPH #1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang