Artandara 6 - Tertahan

10.2K 767 31
                                    

Artandara 6 - Tertahan

***

Dara benar-benar ingin lepas dari Artan. Tapi bagaimana caranya? Sekarang bahkan dirinya tertahan oleh Artan di villanya.

"Kamu mau apa?" tanya Dara percaya diri. Wanita itu tidak bodoh, jelas saja dia sudah tau apa yang diinginkan oleh Artan. Dirinya, yang jelas.

"Cukup simpel. Kamu gak perlu ngelakuin apa-apa," jawab Artan, sama sekali tidak menjawab pertanyaan Dara.

"Aku kasih tau ke kamu, ya. Kita udah putus, apapun yang terjadi di antara kita ini anggap aja sebagai teman. Kita sama sekali udah nggak ada hubungan yang spesial lagi," jelas Dara. Wanita itu tidak ingin terjebak lagi dalam hubungan yang rumit dengan Artan.

Seperti menolak apa yang dikatakan mantan kekasihnya, Artan tetap menarik Dara masuk ke dalam kamar villanya.

Padahal, Dara sudah sekuat tenaga agar lepas dari cengkraman Artan. Tapi, namanya wanita, pasti kalah kuat dengan Artan. Ditambah lagi Artan sangat menggebu menarik Dara.

"Masuk sekarang! Jangan berani-berani kamu keluar seperti tadi!" paksa Artan.

Dara terus meronta, "kamu mau apa? Jangan berani macam-macam sama aku!" ujar Dara.

Hanya dibalas senyuman oleh Artan.

"Aku nggak akan macam-macam selagi kamu masih nurut sama aku. Gimana?" Artan seperti membuat perjanjian dengan Dara.

Dara masih tampak berpikir. Gadis itu sama sekali tidak bisa menduga apa yang akan dilakukan oleh Artan di dalam villanya. Apalagi mereka berada di ruangan yang sama, di dalam kamar Artan.

Selama mereka berpacaran, Dara dan Artan memang tidak pernah macam-macam. Artan termasuk pria yang menghormati Dara, jelas saja karena pria itu sangat mencintai Dara.

Tapi, beda sekali posisinya sekarang. Artan tak tertebak. Bisa saja Artan melakukan segala cara agar membuat Dara kembali padanya. Dara tidak mau kembali lagi, Dara tidak mau merasakan cemburu antara Artan dan Monica. Sudah cukup semua yang Dara rasakan.

"Masuklah," perintah Artan.

Karena sedikit lembut, Dara pun menurut.

Gadis itu mulai mengamati situasi di dalam kamar villa Artan. Cukup bagus, dan sejuk.

"Aku yakin kamu suka sama suasana villa ini. Dari awal aku udah bilang, seharusnya kamu tinggal di villa ini saja, daripada harus berbagi kamar dengan teman-temanmu," kata Artan. Pria itu mendekati Dara, dan berkata, "lebih baik berbagi kamar denganku," lanjutnya lagi tanpa terduga.

Jelas saja Dara terkejut. Sejauh ini, Artan tidak pernah berbicara mesum seperti tadi.

"Jangan berani-berani, ya!" ancam Dara.

"Aku sama sekali nggak takut. Aku bakalan lakuin apapun supaya kamu kembali sama aku," balasnya.

Dara menatap Artan, jangan sampai tatapan itu mnegisyaratkan kalau dirinya sedang takut pada Artan. "Kamu juga nggak akan tau, apa yang bakalan aku lakuin kalau kamu sampe macam-macam sama aku," balas Dara balik.

"Aku jadi penasaran, bagaimana kalau kita coba saja?"

Dara mencoba berbalik badan, berusaha kabur. Hari sudah mulai sore. Bagaimana kalau teman-temannya mencarinya.

"Mau kemana?!!" panggil Artan sambil menarik Dara kembali.

"Aku mau kembali ke villa!"

"Nggak! Kamu di sini," balasnya.

"Gimana kalau teman-teman yang lain nyariin aku? Mereka pasti panik!"

"Kamu punya handphone, hubungi saja mereka dan bilang kalau kamu menginap di villa ini. Cukup simpel kan? Aku rasa setelah itu mereka tidak akan mengkhawatirkan kamu," kata Artan.

Sungguh tidak masuk akal. Bagaimana jika mereka benar-benat tidak percaya dan malah mengecek villa Artan? Apa yang akaj Dara katakan jika kepergok bersama Artan? Ini tidak boleh terjadi.

"Artan, ini bukan masalah kecil yang hanya bisa dijelaskan lewat pesan singkat. Bagaimana kalau mereka menemukan kita dalam satu villa? Jelas saja ini tidak baik."

"Justru itu yang aku inginkan. Dengan begitu kamu tidak punya alasan untuk menjauh. Lagipula, sekalian saja untuk memberitahu teman-temanmu yang lain kalau kamu sudah memilik pacar."

"Kita sudah putus Artan!!!" teriak Dara.

Harus berapa kali Artan paham dengan kalimat itu.

"Itu hanya sepihak. Dari awal aku sama sekali nggak pernah setuju dengan mengakhiri hubungan kita. Aku cinta, aku sayang sama kamu. Sampai kapan pun aku pastikan kalau kamu cuma milik aku!"

Dara malah berbalik badan, keadaan di villa ini sudah tidak aman. Dia harus kabur!

Namun Dara sudah terlambat, Artan sudah lebih dulu membaca gerak-gerik Dara. Artan sudah lebih cepat menutup pintu dan menguncinya, agar Dara tidak bisa keluar.

"Sialan!" cerca Dara.

"Sekarang kamu masuk ke kamar. Nggak ada alasan buat bantah semuanya. Aku sudab cukup sabar untuk berbaik hati sama kamu. Tapi tetap saja kamu tidak pernah paham seberapa keras aku ingin kembali."

"Kamu sama sekali tidak mencintaiku, Artan!"

"Lalu apa?!!"

"Kamu hanya terobsesi sama aku. Bukan mencintaiku."

***
TBC

Yaaaaaa. Akhirnyaaaaa... Maaf udah nunggu lamaa..

Di akhir Agustus ini, semoga bisa terus rutin apdet yaaa :"))

Terimakasih yang udah baca dan nunggu cerita ini..

Maaf juga karena kemarin kemarin kayaknya terlalu banyak janji yaaa? Hehehhee...

Sooo, yg masih setia, stay tune di sini yaaa...

With love,

elaabdullaah
❤💛💚💙💜♥

Artandara (MPH #1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang