Special Chapter

1K 135 12
                                    

Memenuhi request dari salah satu reader, aku hadirkan special chapter ini untuk kalian yang masih gagal move on dari cerita ini. Udah ya, jangan lagi. Aku harus move on, gak mau kejebak perasaan yang sama kayak di cerita lama :')

Happy reading ^^

^ ^ ^

Bukti cinta sejati itu simpel: dia berani nggak ke orang tua kalian? Bawa rombongan keluarga, kemudian tentukan tanggal pernikahan. -Tere Liye-

. . . . .

Umji tidak pernah menyangka hidupnya akan menjadi seperti sekarang ini. Sebahagia ini.

Ternyata benar kata orang-orang; pacaran hanya untuk yang ingin bermain-main, bila memang serius menikah adalah jawabannya.

Tak hentinya Umji bersyukur dengan semua yang ada. Dulu ia selalu mengeluh bahkan menangis saat Vernon tidak peka atau saat perasaannya dipermainkan. Namun lihatlah sekarang, semua air matanya dulu terasa sia-sia. Memang jodoh itu tidak pernah tertukar, sudah jalan takdirnya begitu, kita hanya menunggu waktu yang menjawab.

Tawa Umji timbul seiring kenangan lama memenuhi lamunannya.

"Kenapa?" tanya Vernon yang duduk di sebelahnya.

Umji menggeleng sambil tersenyum. "Lucu aja kalau inget-inget masa remaja."

"Lucu karena aku juga bagian dari masa remaja kamu."

"Hahaha... apa sih, Non? Gak jelas, deh."

"Kan emang kenyataannya begitu."

"Ya, ya, terserah kamu."

Mereka sedang bersantai di sofa sambil menyaksikan siaran televisi. 2 tahun setelah menikah mereka sudah mampu untuk membeli rumah sendiri.

Tangan Vernon tiba-tiba memeluk Umji dari samping. Hal itu membuat Umji kaget. Untung saja Umji tidak reflek memukul Vernon.

"Thanks untuk semuanya, Umji," ucap Vernon.

Umji mengelus kepala Vernon dengan lembut. "Aku juga berterima kasih sama kamu. Kamu gak menyia-nyiakan kesempatan yang aku kasih."

"Ma? Pa?" panggil seorang anak perempuan berumur 4 tahun dengan suara khas bangun tidur.

"Vanessa? Kenapa, nak?" tanya Umji.

Vernon? Dia masih setia memeluk Umji dari samping.

"Vanessa lapal," keluh Vanessa Chwe, buah hati Umji dan Vernon. Gadis kecil itu menghampiri kedua orang tuanya dan memaksa duduk di antara pelukan Vernon pada Umji.

"Vanessa mau makan apa?" tanya Umji sambil memeluk anaknya dengan sebelah tangan, sedangkan tangan sebelahnya tetap mengelus kepala sang suami.

"Um.. Ma?" panggil Vanessa.

"Iya... kenapa, sayang?" tanya Umji lagi.

"Vanessa lasa adik di pelut mama gelak-gelak."

"Hm?" Umji merasakannya.

"Eh? Mana? Papa juga mau rasain. Vanessa turun dulu, ya.." kata Vernon secara tidak langsung meminta Vanessa untuk menyingkir karena ingin menempel pada Umji.

"Tangan papa aja, Vanessa masih mau sama mama," ucap Vanessa tak mau mengalah dengan papanya.

Umji tertawa kecil mendengar pertengkaran Vernon dan Vanessa. Ia sangat bahagia dengan adanya mereka di sisinya. Oh jangan lupakan kehadiran pangeran kecil dalam kandungan Umji yang menambah kebahagiaan mereka.






^ ^ ^

Iya, gitu doang. Udah. Mau move on :')

Hadiah 1 Januari..

Pacar Lima Langkah [Umji x Vernon FF] 》END《Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang