𝙳𝚄𝙰

7.9K 920 136
                                    

Suasana sarapan pagi itu terbilang cukup lancar. Ya walaupun Bi Sumi sempat kewalahan dengan permintaan para tuan mudanya.

"Bi, apa cuma ada susu hangat di sini? Devan gak suka yang hangat Bi," Protes Devan.

"Apa gak ada susu cokelat." Sambung Kavin. 

Bi Sumi tampak kebingungan sedangkan Vino berdecak sebal. 

"Dasar manja." Gumam Vino.

"Bi, udah biarin aja. Mending juga bibi sarapan." Ucap Aksa.

"Fyi, Bokap gue ngebayar dia buat ngelayanin gue di sini." Ucap Kavin.

"Elo bisa bikin sendiri 'kan? Gak usah manja, masih mending lo udah di bikinin sarapan." Ketus Arvin.

SRETT...

Kavin yang merasa tidak suka dengan ucapan Arvin, sontak berdiri dan beranjak pergi. Devan yang melihat sang kakak mulai melangkah sontak ikut melangkah.

"Bang, tungguin adek."

"Dihh, tampangnya aja kalem nyatanya gak tahu sopan santun. Gak pernah di ajarin apa ya." Komentar Arka.

Yang lain masa bodo dengan ucapan Arka. Aksa yang sempat diam sontak menatap Vino yang sejak tadi anteng-anteng saja.

"Elvino, kamu gak nyusul Kavin sama Devan. Gak lupa 'kan, kalau sekarang kalian satu Sekolahan?"

Ucapan Aksa sontak menyadarkan Vino tentang ...

——elo kan gak tahu jalan ke Sekolah lo yang baru Vin.

Tanpa ba-bi-bu Vino langsung melesat, berniat menyusul Kavin dan Devan.

'Sialan lo Kavin.'

"Ehem... Itu.. Ayah, eh maksudnya ayah kalian. Dia ngasih kita dua mobil, satu buat gue sama Arvin satunya buat Azri sama Arka." Jelas Aksa yang merasa suasana canggung setelah ketiga adiknya meninggalkan ruang makan.

"Maksudnya apa? Kok cuma dua." Bingung Arka yang merasa tidak puas.

"Beliau bilang, belum lama ini lo punya motor. Jadi lo bisa pakai motor pribadi lo itu buat ke kampus."

Arka mendengus sebal mendengarnya. Satu bulan yang lalu ia memang baru saja mendapat sebuah hadiah motor dari sang ayah.

Meskipun sang ayah tidak lagi menampakkan batang hidungnya, ia tetap selalu mendapat hadiah dari pria itu. Dan ia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan seperti itu. Kapan lagi bisa menghabiskan uang sang ayah.

Bahkan menurutnya menghabiskan uang sang ayah saja belum cukup untuk membayar rasa sakit hatinya beberapa tahun ini.

🍉🍉

Vino mengumpat sekali lagi dalam hatinya kala melihat Kavin dan Devan sudah melesat dengan motornya.

"Adek abang yang ngeselin.. Gak punya hati sama kayak bokap nya..." Umpat Vino "Gimana caranya gue bisa ke sana, ampun Elvino lo pinter banget sih, kan udah ada teknologi."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𝐒𝐀𝐔𝐃𝐀𝐑𝐀 ? (SOTB LOKAL VER)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang