𝚃𝙸𝙶𝙰

6.8K 852 88
                                    

Hujan baru saja reda sekitar satu jam yang lalu. Malam kian larut saat Azri baru saja pulang setelah mengantar Arka pulang kerumahnya.

"Dari mana lo?" Tanya Arvin yang duduk santai diruang tv, di seberangnya ada Devan yang asik sendiri dengan handphone-nya.

"Nganterin adik lo pulang." Sahut Azri cuek lalu beranjak menuju kamarnya yang ada dilantai dua.

"Gue gak akan kabur, jadi lo tenang aja." Ucap Arka yang baru saja masuk kedalam rumah seraya memainkan kunci motornya. Dengan santai ia melenggang menuju lantai dua.

. . .

Vino menyembunyikan dirinya didalam selimut. Badannya bergetar. Tentu itu bukanlah pertanda hal baik.

Ada yang tidak beres dengan anak itu.

Kavin, bukanlah pemuda bodoh yang tidak bisa menangkap gelagat aneh Vino dibalik selimut. Tapi ia hanya cuek dan mulai memejamkan matanya. Untuk apa juga peduli dengan orang asing.

Devan yang baru saja masuk kedalam kamar heran, pasalnya kedua kakaknya itu sudah asik bersembunyi dibawah selimut. Karena tidak ingin mengganggu, Devan langsung naik keatas ranjangnya yang memang kebetulan ada di atas ranjang milik Kavin.

"Good night Abang."

Vino baru saja keluar dari salah satu minimarket yang tidak jauh dari rumah barunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vino baru saja keluar dari salah satu minimarket yang tidak jauh dari rumah barunya.
Pemuda itu sudah siap untuk melangkah pulang dengan lindungan payung.

Matanya menyipit saat melihat seorang anak kecil tengah meneduh didepan minimarket tersebut.
Bocah berusia sekitar sepuluh tahun itu jelas tampak kedinginan.

"Heh dek, ngapain kamu? Di sini dingin. Pulang gih!" Ucap Vino kala berdiri di samping sang bocah.

"Kakak 'kan tau lagi ujan, kalau aku paksain pulang nanti obatnya ibu bisa rusak."

Bocah tersebut memperlihatkan sekantung obat yang baru ia beli tadi, sebelum hujan turun.

Ah Vino baru ingat. Bocah itu sudah di sini dari tadi. Sejak ia datang ke minimarket.

"Di mana rumah kamu? jauh dari sini?"

Bocah itu mengangguk sebagai jawaban.

"Ini udah malam buat anak seumuran kamu. Kalau gitu, pakai aja payungnya nih." Vino menyodorkan payungnya dan tersenyum.

"Terus kakaknya gimana?"

"Rumah kakak dekat kok. Jadi gak apa-apa."

"Serius kak?"

"Eeuumm."

"Makasih kak."

Bocah cilik itu lalu mengambil alih payung milik Vino dan mulai melangkah. Ia bahkan melambaikan tangannya pada Vino.

𝐒𝐀𝐔𝐃𝐀𝐑𝐀 ? (SOTB LOKAL VER)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang