Cerita ini adalah hasil dari remake-an STORY OF THE BROTHER dalam kata lain cerita ini adalah STORY OF THE BROTHER DALAM VERSI LOKAL.
Saya sengaja membuatnya dalam versi lokal, kenapa? Ya karena saya mau:)
Nb : Ada beberapa poin yang ikut saya ubah...
"Arkana!" Panggil seorang pemuda saat melihat sosok Arka, pemuda itu berlari kecil bersama pemuda lainnya.
Arka tentu mengernyitkan keningnya melihat dua sahabatnya ada di kampusnya.
"Heh kok lo liatin kitanya gitu banget sih." Protes David saat melihat tatapan bingung sahabatnya.
"Kalian ngapain kesini, kok bisa sih?"
"Ya ketemu lo lah, emangnya apalagi." Sahut Hendra, dengan semangat ia lalu menepuk lengan Arka.
"Kalian pindah?"
Arka memicingkan matanya dan disambut gelak tawa David dan Hendra.
"Yang benar aja bro. Lo pikir, elo se'berharga itu buat kita." Sahut Hendra.
Arka mendengus tapi kemudian merangkul dua sahabatnya itu, "Ayo temenin gue."
Tidak jauh dari posisi Arka serta dua temannya. Berdiri Azri dengan dua temannya, Dafa dan Ferdi.
"Dia 'kan abang tiri lo?" Tanya Ferdi dengan mata yang memicing.
"Kenapa gak lo akrab'in aja sih. Saudara tuh gak boleh musuhan." Ucap Dafi.
"Malas ah."
"Azri Farzan Azhar, sampai kapan? Lo tuh harus menerima kenyataan dengan begitu gue yakin hidup lo bakal lebih nikmat." Ucap Dafi lagi dengan penuh percaya diri.
"Gak usah sok bijak lo Daf, bukan gaya lo banget." Balas Azri yang merasa geli sendiri dengan ucapan sang teman.
"Gue setuju banget sama Dafi. Lagian gak ada salahnya juga buat lo nerima semuanya. Baik elo ataupun si Arkana pasti ngerasa kesepian di sini padahal satu lingkungan sama saudara sendiri." Ucap Ferdi ikut-ikutan sok bijak.
"Thats right. Ferdi benar." Ucap Dafi lalu melakukan High five dengan Ferdi membuat Azri mendengus.
"Dasar para orang tua." Cibir Azri lalu pergi.
"Hehhh kampret!"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Bang, elo masak? Emangnya Bi Sumi kemana?" Tanya Arvin yang baru saja melihat Aksa sedang memasak.
"Ohh itu, abang usir." Sahut Aksa dengan santainya.
"Hah? Kok bisa?"
"Hhaahaa. Santai aja kali Vin, entar abang jelasin."
