𝙳𝚄𝙰 𝙿𝚄𝙻𝚄𝙷 𝙻𝙸𝙼𝙰

3.4K 437 40
                                    

𝐊𝐞𝐦𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐞𝐝𝐢𝐜𝐚𝐥 𝐜𝐞𝐧𝐭𝐞𝐫

Suara derap langkah kaki dan bunyi dari ranjang yang di dorong menggema di lorong ER sebuah rumah sakit bersamaan dengan beberapa petugas medis yang mendorong sebuah ranjang.

Di mana seorang pemuda tampan terkapar tak sadarkan diri di atas ranjang tersebut. Tubuhnya bersimbah darah.

Tampak Kavin dan Arvin yang ikut turun dari Ambulans ikut berlari dengan cucuran air mata yang masih membekas di pipi mereka. Bahkan mata Kavin sudah memerah.

"SIAPKAN RUANG OPERASI." Teriak Raka yang baru datang pada salah satu Dokter bawahannya "Apa yang terjadi?" Dokter muda tersebut beralih menatap kedua kakak tiri dari keponakan-nya itu.

"Saya.. gak tau. Waktu itu saya nemuin dia udah terluka di dalam kamar mandi." Sahut Kavin dengan suara yang bergetar, masih syok dia.

"Gak tau? Gini aja terus jawaban kalian setiap saya tanya Vino kenapa! KALIAN INI SEBENARNYA ANGGAP DIA ADA ATAU ENGGA SIH!"

Raka tidak mempedulikan tatapan kaget dari beberapa staf medis dan juga Kavin serta Arvin. Mendengar jawaban Kavin membuat rasa takutnya seketika menjadi-jadi.

Ia hanya kesal sekaligus takut karena akhir-akhir ini, lebih tepatnya setelah Vino tinggal dengan ke-enam pemuda yang katanya adalah-saudara tiri keponakannya itu- Vino menjadi lebih sering keluar - masuk Rumah sakit. Paman mana yang bahagia dengan hal seperti itu.

"Dokter Raka, ruang operasinya sudah siap." Seru seorang perawat.

"Siapkan dua kantung darah golongan AB."

Keheningan melanda ke-enam pemuda yang duduk terdiam di kursi yang tersedia di depan ruang operasi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keheningan melanda ke-enam pemuda yang duduk terdiam di kursi yang tersedia di depan ruang operasi. Ke-enamnya kompak berdoa dalam hati untuk saudara mereka.

'Semoga kamu baik-baik aja Vin.'

'Lo harus kuat bocah.'

'Please, bertahan Vin.'

'Gue tau lo kuat Vin.'

'Lo harus baik-baik aja Vin dan bilang sama gue, siapa manusia terkutuk yang udah ngelukain elo, gue yang akan balas Vin.'

'Bang, semangat. Devan tau abang bisa, Devan sayang sama abang."

Azri menghela napas lalu melirik Kavin yang duduk di sampingnya. Di tepuknya bahu sang adik membuat sang empu-nya tersentak. Ia lalu menatap sang kakak dengan pandangan, Apa?.

"Lo gak liat siapa orangnya?" Pertanyaan Azri sontak mengundang pandangan bingung dari ke-empat pemuda lainnya. Mereka kompak menatap Azri lalu beralih menatap Kavin yang terlihat sedang berpikir.

𝐒𝐀𝐔𝐃𝐀𝐑𝐀 ? (SOTB LOKAL VER)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang