21. Bukan Mimpi kok Len

35 7 4
                                    

Berikan votmen!!!
Ceritaku bergantung dengaan kalian.
Jika kalian menyuruh berhenti, cerita ini tak akan dilanjut, namun jika kalian men support dengan memberi votmen, cerita ini akan berlanjut...

JANGAN MAU JADI SIDER
OKEY?



Flashback on

"udah kumpul semua kan?" kata Dimas membuka suara.

Sekarang mereka sudah ada di ruang tengah rumah Deva setelah pulang dari rumah sakit. Hanya min Gio dan Fadil. Yah Gio kan sakit dan Fadil?. Dia bagian menjaga Gio di rumah sakit. Padahal harusnya orang tua yang menjaga anaknya di rumah sakit. Tapi Gio menolak untuk memberi tahu keadaannya kepada orang tuanya. Entah alasannya apa.

"langsung aja Len," sambung Dimas

Galen menyematkan jari-jari tangannya seakan untuk memberi tenaga lebih. Kemudian mulai berbicara.

"gue sama Indi pacaran"

Sejenak Galen terdiam. Menatap ke arah teman yang lainnya. Tanpa diduga, mereka juga menatapnya intens. Seakan ingin tahu sekali. Menyeramkan. Akhirnya Galen mengehela nafas kasar sebelum melanjutkan omongannya.

"udah berjalan dua Minggu. Pendekatan jauh sebelum ujian kenaikan kelas. Gue yang nembak. Berjalan diam-diam tanpa sepengetahuan kalian--maksud gue, untuk kalian teman Indi"

Galen melirik Indi sejenak. Indi juga meliriknya.

"Gue udah nyuruh untuk ngasih tau ke kalian, tapi alasan kuat apa gue gak tau, Indi lebih menyembunyikannya dari kalian. Tapi--tapi gue yakin dia punya alasan logis kok"

Terdengar tarikan nafas kasar dari Indi. Nampaknya dia sangat tidak nyaman dengan situasi seperti ini. Terlihat dari peluh yang bercucuran dari arah pelipisnya.

"gue takut kalian benci sama gue. Karena gue tau kalian benci banget sama Deva dkk. Namanya juga si Indi si kepo tingkat dewa tidak tinggal diam. Gue mencari tau dengan pendekatan. Dan pendekatan itu lewat Galen. Lambat laun menimbulkan rasa yang beda..."

"Buktinya kita sekarang duduk satu atap, satu ruangan dengan orang-orang yang awalnya kalian benci. Nyatanya mereka-mereka ini tidak seburuk yang kita kira kan?. Dan sekarang mau kan kita semua berdamai?"

Semua pasang mata saling melirik ketika Indi menyelesaikan ucapannya. Suasana nampak canggung. Tidak ada yang mau mencairkan suasana.

Tiba-tiba..

"DAMAI" teriak Raya dengan gaya ala orang yang sedang konser dengan HP nya di jadikan mic

Flashback off

•••••

Tring...Tring...

Bel pulang sekolah sudah berbunyi. Waktu menunjukkan pukul 15.00. Satu per satu murid Erlangga School berhamburan keluar gerbang. Mungkin hanya tersisa beberapa murid saja yang sekedar ingin nongkrong gak karuan atau menunggu jemputan

"kita mejeng di parkiran dah kaya orang bener" oceh Dinda

"kan kita nunggu Daira sama Andin" jawab Manda

Girl X BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang